Jumat, 22 Juli 2011

Pengingat


Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

( Khalil Jibran )


Selamat Merayakan Hari Anak Nasional 23 Juli 2011


Sewaktu saya masih aktif mengajar di Komisi Pelayanan Anak, Bulan Juli merupakan bulan yang sangat ramai, salah satu bulan yang sangat menghebohkan. Pasalnya ada tiga event sekaligus yang musti kami persiapkan yaitu acara kenaikan kelas, acara liburan buat anak sampai pada peringatan Hari Anak Nasional. Memang..bulan juli itu, khusus bulan buat anak anak . Biasanya kalau peringatan Hari anak Nasional, kami menyesuikan temanya dengan tema nasional yang telah pemerintah keluarkan. Untuk tahun ini Temanya adalah Anak Indonesia sehat, Kreatif, dan berakhlak mulia.
Hari Anak Nasional ini telah mulai dirayakan sejak tahun 1986, sesuai dengan keputusan Presiden no.44 tahun 1984.Sehingga saat itu, setiap tanggal 23 Juli, diperingati sebagai Hari anak Nasional ( HAN ). Selain itu Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB) pada tanggal 20 November 1989 telah mengatur dan menyetujui Hak Hak anak yang diatur dalam Konvensi Hak Anak.Dimana Pemerintah RI juga telah menandatanganinya pada tanggal 26 januari 1990.
Ada 4 prinsip dasar hak anak yang terkandung di dalam Konvensi Hak Anak, yaitu:
  1. Non-diskriminasi (setiap anak punya hak untuk tidak dibeda-bedakan berdasarkan perbedaan latar belakang, warna kulit, ras, suku, agama, golongan, keluarga, gender, kondisi fisik & mental, dll)
  2. Kepentingan yang terbaik bagi anak (setiap anak berhak mendapatkan yang terbaik)
  3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan (setiap anak berhak untuk hidup dan berkembang normal, oleh karenanya setiap anak berhak memperoleh jaminan pertolongan, penyelamatan dan perawatan kesehatan dalam kondisi sakit, berbahaya dan mengancam jiwa, hak mendapatkan tumpangan dan makanan untuk kelangsungan hidupnya, hak memperoleh pelayanan kesehatan dalam kondisi sakit maupun sehat, hak mendapatkan pembinaan untuk tumbuh kembang  fisik dan mental termasuk pendidikan rohani, dan hak mendapatkan pengajaran hal-hal yang baik)
  4. Penghargaan terhadap pendapat anak (setiap anak berhak untuk dihargai pendapatnya dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi/tanya jawab)
Jika Badan Internasional, seperti PBB, dan bahkan pemerintah kita, “menyediakan” satu hari untuk kita bisa merayakan Hari Anak, mustinya kita menyadari betapa pentingnya anak anak itu…tidak hanya untuk kehidupan bangsa kita tapi juga bagi masa depan dunia. Ditangan merekalah kita serahkan impian, harapan, cita cita untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik bagi kehidupan bangsa dan dunia. Mereka adalah mesin mesin waktu kita, Kelak yang ada sekarang, tidak akan ada lagi…digantikan oleh tunas tunas muda kita. Lihatlah…betapa hebatnya anak anak yang kita sedang timang sekarang…yang selalu merapat kepada kita, jika ia merasakan ketdaknyamanan…atau merengek jika ia terjatuh.Kelak mereka akan menjadi “seseorang “ yang bahkan tak akan kita imaginasikan pada saat ini. Kehidupan masing masing anak ini , akan mengemban tugas dari Sang Pencipta, untuk membuat perbedaan yang baik bagi peradabannya. Karena peran yang begitu penting inilah maka PBB menganggap bahwa hak anak anak harus benar benar dilindungi. Dan Indonesia ambil bagian didalam mengaminkan akan pentingnya perlindungan pada hak hak anak.Seremoni yang satu tahun sekali ini biarlah menjadi penanda dan pengingat kita, pada orang dewasa, untuk tidak merendahkan apalagi menyepelekan anak anak.
Namun begitu pelanggaran akan hak anak anak pun acap kali terjadi, bahkan sudah masuk pada ranah kekerasan. Kekerasan seksual pada anak kini marak terjadi, dari penjualan anak anak untuk pemuas seks, sampai kekerasan yang dilakukan oleh pihak keluarga atau orang yang dekat dengan sang  anak. Eksploitasi untuk memperkerjakan anak anak dibawah umur, demi alasan sosial ekonomi, merenggut masa anak anak, dan memaksanya untuk menjadi pencari nafkah bagi keluarga.Bahkan kekerasan itu tidak hanya terjadi pada fisik mereka, namun juga kepada psikis mereka. 
Jika kita mengacu kepada Konvensi hak anak yang tadi maka, kita dapat melihat dengan sangat jelas betapa maraknya pelanggaran yang terjadi pada hak hak tersebut.
1.       Soal diskriminasi, jangan ditanya deh…gak usah perlu jauh jauh, wong dirumah kita aja, terkadang jelas sekali pengkotakkannya, sampai sekarang anak Lelaki masih begitu diharapkan sebagai penerus keluarga..yang bawa nama. Padahal Laki laki atau perempuan, sungguh diharapkan sebagai, penerus keluarga. Begitu juga dengan suku…banyak yang masih pada ribet dan males, untuk…ngelirik, suku ataupun ras lain kalau udah urusannya soal pernikahan atau malah dalam urusan pergaulan. Menganggap suku kita jauh lebih baik dibandingkan suku ataupun ras orang lain. Kalau lebih baik, saya pikir Tuhan tidak akan menciptakan orang dari berbagai macam budaya, suku, dan bangsa, justru karena lebih baik , dan lebih indah itu berbeda beda, makanya Tuhan menciptakan nya seperti demikian. Dan apakah hak kita untuk mengatakan bahwa suku , ras, ataupun bangsa kita lebih baik dari pada orang lain? Dan terkadang , kita pun masih terbentur dan saling curiga, jika menyangkut masalah Agama, hal yang sangat pribadi ini, malah kadang kadang bisa jadi ajang debat sampai pada masalah perang…padahal ini adalah urusan diri sendiri dan Sang Pencipta. Hal hal yang menyangkut diskriminasi ini memang terjadi turun temurun, seperti penyakit turunan, karena pada dasarnya anak anak diajarkan seperti itu, dan ketika ia bertumbuh menjadi sosok dewasa, ia pun mengajarkan hal yang sama pada anak anaknya. Sekarang..marilah kita hentikan itu semua, karena soal jenis kelamin, suku, ras, bangsa ataupun kepercayaan ( karena biasanya anak mengikuti agama orang tua ), itu sudah dimiliki anak sejak lahir, secara akal sehat , itu dah gak bisa diapa apain…apalagi soal Jenis Kelamin dan ras…, jika kita ingin berperkara akan hal itu, sama halnya kita berperkara dengan Tuhan.
2.       Soal mendapatkan hal yang terbaik…..yang ingin saya sampaikan dan sebagai catatan penting dan amat mendasar bagi kita adalah, hal yang terbaik itu bukan masalah ekonomi, bukan punya mainan bagus, ataupun pakaian bagus, bisa main ketempat bermain anak setiap hari, sekolah yang bagus…bukan liburan kemana, bukan…bukan itu yang penting bagi anak. Yang terbaik adalah, keinginan kita, para orang tua dan pendidik untuk memberikan yang terbaik bagi mereka, yaitu perhatian dan kasih sayang, dan bagi setiap keluarga, memberikan rumahnya sebagai surga dibumi. Tapi , berapa banyak dari kita yang menggantikan semua itu dengan materi? Begitu juga untuk para pendidik, yang sering kali lebih membuat patah semangat para anak didiknya ketimbang memberikan mereka dengan cara yang terbaik, seperti semangat, dan dorongan? Hentikanlah , mari kita koreksi diri kita masing masing…sudah kah kita memberikan yang terbaik dari kita, untuk anak anak kita? Para tunas muda kita? Pada harta yang paling berharga dibumi ini?
3.       Soal untuk mendapatkan hak hidup….Saya harus mengelus dada, dengan begitu maraknya kasus penelantaran bayi bayi, ya Tuhan…seperti tak ada harganya, mereka ditaro, dikardus, digeletakkan begitu saja, seketika sehabis dilahirkan dan kemudian menjadi santapan kawanan anjing anjing liar….ataupun ditenggelamkan.Mereka tumbal bagi kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain…Belum lagi, anak anak yang terlantar karena kekurangan gizi, anak anak yang tidak bisa berobat karena tak punya biaya sampai ada spanduk berbunyi…orang miskin dilarang sakit.Anak anak yang putus sekolah karena biaya pendidikan yang makin lama tidak masuk diakal lagi mahalnya.Anak anak cacat, yang tidak tahu apa apa, namun dikurung dan dipasung oleh keluarganya, supaya tidak mengganggu katanya….Sudah saatnya kita bertindak, ini semua harus dihentikan..bergeraklah aktif, pedulilah terhadap nasib anak negeri, laporkan masyarakat yang sangat membutuhkan uluran tangan kita dan pemerintah, kepada ketua RT ataupun dusun setempat, laporkan setiap pelanggaran, informasikan pada pengurus lingkungan setempat anak anak yang perlu dibantu. Dan bagi pejabat diatas sana….tolong lihatlah kami…anak anak disini yang kembung karena kurang gizi, dan busung lapar. Hentikan dagelan memperebutkan kekuasan, bantu, rawat dan kasihinilah kami, anak anakmu…kami tak bisa berjuang sendiri, kami memerlukan bantuan mu wahai pejabat negeri kami yang penuh kuasa….jangan ada lagi pembunuhan karena ketidaktahuan….ataupun karena ketidak acuhan.
4.       Soal penghargaan terhadap pendapat anak, percayalah anak anak adalah guru yang paling hebat, jadi jika ada dari masing masing kita yang masih tidak perduli, terhadap gagasan, opini ataupun pendapat mereka, maka saya berpendapat, bahwa kita adalah orang tua yang tidak baik ( maaf) Selesaikan segala masalah dengan berdiskusi, saling mendengarkan dari kedalaman hati, bukan dengan perintah, serta hardikan, ataupun tudingan dengan jari. Dengarkanlah kami, anak anak yang begitu ingin bermain, dan berpetualang, tolong jangan terlalu mengurung kami dalam ruang bertembok empat, yang dimana hari demi hari pemikiran kami selalu disunat, oleh hal hal yang katanya “wajar dan lumrah”, sementara pendapat kami dianggap terlalu aneh
Bersyukur…jika Negara kita telah memiliki kesadaran yang demikian baik, akan hak hak anak, tapi…kita juga sadar, jika ternyata, begitu banyaknya pelanggaran yang terjadi, akan nasib anak disekitar kita. Tolong..jangan saling tuduh, salah siapa….mari kita sama sama bekerja untuk memperbaikinya. Usahakan agar keluarga adalah tempat yang pertama bagi penerapan nilai nilai yang baik, junjunglah hak hak anak, dengan menerapkannya pada unit social kita yang terkecil yaitu keluarga,terapkan dalam kehidupan berkeluarga, mintalah mereka untuk tidak terlalu ambil pusing soal masalah perbedaan keyakinan, jenis kelamin,ras , suku, bangsa dll. ingatkan mereka bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan yang sempurna, dan sudah selayaknya kita saling mengasihi.Belajar untuk memberikan yang terbaik, diri kita yang terbaik, dan contoh yang terbaik bagi anak anak, untuk bisa di gugu dan ditiru.Belajar untuk menghargai hak hidup seseorang…dengan belajar mengasihi mahluk hidup dan sesamanya. Dan masing masing kita belajar untuk saling berbicara dari kedalaman hati, dan menyediakan dua kuping untuk mendengar. Saya rasa…itu gunanya 2 kuping dan satu mulut…karena Tuhan ingin kita lebih banyak mendengarkan, dari pada berbicara.
Masalah Negara kita begitu kompleks, dan entah kapan masalah soal anak anak akan bisa terselesaikan dengan baik, tapi kita juga diharapkan untuk tidak berputus asa, untuk itu, marilah kita keluarga keluarga Indonesia bergandeng tangan demi menjaga tunas tunas muda kita, supaya menjadi tunas yang sehat bagi ladang berikutnya …..dan mohon agar pemerintah turut aktif dalam usaha ini..tidak hanya berkomitmen untuk…tapi juga turun tangan terhadap apa apa yang memang bisa diterapkan demi menjaga dan merawat tunas tunas muda kita…
Mari bersukaria, menyambut hari anak…biarkan mereka menjadi anak anak yang sehat , baik fisiknya ataupun psikisnya, biarkan mereka menjadi anak anak yang kreatif…dengan mereka mengeksplor setiap kemungkinan yang ada, jangan batasi mereka dengan pemikiran ala berpikir orang dewasa yang terkadang sudah kadaluarsa, tuntunlah mereka pada alam kreatif mereka, bukan menghambatnya. Dan ajarlah anak kita menjadi anak yang berakhlak , budi pekerti luhur, tetap munjunjung tinggi nilai nilai Adikodrati dalam kehidupannya, sehingga mereka menjadi manusia yang kuat, dikala tantangan menerpa, mereka tahu…Ada Tangan kasih tetap menopang nya, sehingga tidak mudah putus asa lah mereka kelak.
Maju anak anak Indonesia….Maju Indonesia ku….
Selamat Merayakan Hari Anak Nasional 23 Juli 2011

Senin, 18 Juli 2011

Untuk mu Indonesia

                                                                               
Saya dan pastinya banyak orang di negeri ini sangat prihatin terhadap kondisi Negara kita tercinta. Masalah datang silih berganti tak henti hentinya, dari masalah BBM yang harganya terus merangkak naik dan terkadang malah juga ikut ikutan langka , korupsi yang merajalela, kasus TKI kita, Elite politik kita yang hanya mikirin urusannya sendiri, sampai masalah pangan yang mengkhawatirkan, belum lagi khusus untuk Jakarta masalah kemacetan yang banyak kali dipersalahkan menjadi sumber menurunnya tingkat produktifitas kerja masyarakatnya, dan yang paling mengkhawatirkan adalah masalah pendidikan yang menjadi barang mahal buat banyak orang, padahal kita tahu pendidikanlah yang dapat membuat seseorang dapat keluar dari berbagai masalah yang melilit bangsa ini.Kemelekan pada pikiran dan hati lah yang dapat membuat sebuah bangsa bisa menjadi besar dan kuat. Saya…sangat mencintai Negara ini, dan saya pun berusaha untuk peduli akan kondisi yang ada. Ada kalanya ketika saya dan suami, duduk didepan Tv, dan melihat acara TV yang sedang memperdebatkan masalah yang lagi in, dari masalah kasus pemancungan TKI, sampai masalah hilangnya salah satu pengurus partai dan anggota DPR, kasus century yang gak ada selesainya, mungkin satu century kali baru selesai ( weleh..weleh..) bikin kami berdua tarik nafas, dan saya tahu banyak orang juga yang tarik nafas dan geleng geleng..ngeliat masalah Negara kita ini. Mau gak mau timbul perasaan apatis atau masa bodoh dengan keadaan negeri ini. Terkadang, saking saya cape dan sebelnya ngeliat orang berantem dan terus berdebat kusir di TV, saya langsung liat program lain, untuk “sekedar” menghibur diri sendiri…kadang OVJ menjadi pelarian yang menyenangkan. Melihat orang konyol sekonyolnya di program itu membuat kami bisa sedikit tertawa.Ya..karena tugas mereka adalah entertainer , pelawak yang dibayar untuk membuat orang tertawa dan terhibur.Sementara tak pernah ada perasaan terhibur, jika saya melihat berita dari para petinggi Negara, ataupun wakil rakyat kita, yang kerjanya saling tuding, saling serang, dan sembunyi…Tapi saya pun harus adil dalam penilaian, PASTI ada dari mereka yang benar benar bekerja, untuk kebaikan dan kepenti ngan rakyat.
Namun…kami ber2 sadar, jika setiap orang apatis seperti saya, maka negeri ini pun akan semakin terlilit dalam keruwetannya. Jadi…seperti yang saya kata kan diatas, saya berusaha untuk peduli terhadap Negara saya tercinta. Dan belajar dari pepatah China yang mengatakan “perjalanan panjang dimulai dari satu langkah” Itulah yang berusaha saya lakukan . Jadi saya berusaha untuk “berkontribusi” buat Negara saya tercinta, pada hal yang kecil, pada hal yang remeh temeh, dan gak mungkin dipikirkan sama orang besar, dan mungkin…tidak akan terlihat, tapi…kalau ada banyak orang yang mau melakukannya, itu pasti akan menjadi sumbangan yang sungguh besar bagi Negara kita.
  1.        Saya berusaha tidak apatis , dalam menanggapi semua masalah yang          ada dalam Negara ini. Tidak ada salahnya saya tahu akan perkembangan, social, kemanusiaan ataupun politik yang ada.
  2.       Saya berusaha tidak ikut ikutan menghujat, dan menjelek jelekan pemerintahan yang ada, kalau mereka salah lebih baik kasih kritik , pada lembaga tertentu, dan di usahakan untuk bernada “kalem”, gak nambah suhu yang memang sudah tinggi banget.
  3.      Berusaha untuk berpikir secara positive , disana…pasti ada orang baik, yang bekerja mati matian untuk kepentingan rakyat. Jangan mencap semuanya sama.   
  4.    Berusaha untuk hidup jujur, dari bayar pajak ( penghasilan, rumah, dll) sampai pada pungutan RT , RW, ataupun bikin KTP,SIM dll. Jangan juga bikin kesempatan pada orang lain ada dalam situasi tidak jujur, dengan bilang pada mereka, “tolong secepatnya jadi…uang bukan masalah”
  5.       Berusaha untuk berpartisipasi untuk mengikuti pemilihan yang ada dari Pilkada, sampai pemilu, jgn karena apatis malah gak milih, it’s a BIG NO.
  6.      Berusaha untuk hidup hemat, terutama pada sumber sumber energy yang tak tergantikan, seperti penggunaan bahan bakar mobil , gas untuk memasak,ataupun untuk pemanas, listrik ( yang mana saya masih banyak kali lalai ) Bahkan pada pembelanjaan yang tidak terlalu diperlukan.
  7.       Sebisa mungkin memilah barang barang, yang masih bisa di daur ulang, ( kalau saya, saya memberikannya pada pemulung ) Koran bekas, kaleng, botol bekas minuman, box atau kardus sampai pada baju baju bekas ,itu bermanfaat buat mereka dan mempunyai nilai ekonomis, dari pada dibuang seperti sampah saja.
  8.       Memberdayakan unit social terkecil yaitu keluarga, untuk mendidik, mentransfer dan mengelola, masing masing anggota keluarga supaya menjadi seorang yang memiliki nilai kebaikan, daya juang,kepedulian serta  kreativitas yang tinggi. Seperti contohnya mahalnya biaya pendidikan membuat banyak anak tidak bisa melanjutkan lagi, jangan hal ini menjadikan hambatan untuk tidak melanjutkan , ada alternatifnya dari kejar paket A-C, meminta keringanan biaya sekolah, sampai pada Universitas Terbuka.Walaupun begitu sekolah bukan satu satunya lembaga yang bisa membuat seseorang menjadi sukses, dengan sedikit kreatifitas seseorang pun bisa maju, banyak keahlian yang bisa diberdayagunakan dari kursus menjahit, merangkai bunga, otomotif, computer, bahasa, masak dlsb, ini bisa jadi alternative juga untuk memandirikan diri sendiri, keluarga, bahkan juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Untuk hal ini diperlukan dorongan, bimbingan dan motivasi dari keluarga yang merupakan penyemangat nomer satu. Peran keluarga sangat penting , karena keluargalah yang pertama kali mendidik anak anak yang merupakan modal terbesar bagi masa depan bangsa.
  9.       Berusaha untuk mempraktekkan kebaikan dari ajaran Agama.Gak ada ajaran agama yang buruk, jika kita sebagai orang diatas, ditengah, di bawah, dikanan, ataupun di kiri, mempraktekkan ajaran agama dengan sungguh, ketertiban akan terjadi, kesejahteraan akan meningkat, kebaikan bukan mustahil. Karena saya pikir tidak ada orang yang mempraktekkan ajaran agama mau membunuh ataupun mencaci dan fitnah dan ngambil uang orang.
  10.    Berusaha tidak pelit. He..he..ini bukan hanya soal uang, tapi..segalanya ( dalam artian kebaikan) berbagi informasi adalah sesuatu yang membuat banyak orang dimudahkan, dan diuntungkan. Ataupun ilmu…tularkan…tularkan…maka niscaya kebodohan tersingkir, dan pencerahan akan terjadi .
  11.       Berusaha baik kepada semua orang tanpa memandang latar belakang seseorang , agamanya sukunya, dll. Kebaikan itu menular.
  12.       Menjadi “patner” pemerintah yang baik. Jika ada peraturan yang baik dan masuk akal diikuti, jika peraturannya tidak masuk diakal, pakai kebijaksanaan untuk melayangkan keberatan terhadap pemerintah. Jika harus demo sekalipun, pakailah cara yang elegan, bukan dengan merusak fasilitas umum.
  13.     Berusaha untuk memakai, segala sesuatu yang local, dari pakaian sampai berwisata.
  14.       Dan menangkupkan tangan untuk berdoa bagi Negara kita, dari pada tangan kita , kita pakai untuk terus menghakimi dan menunjuk kesalahan para pemimpin bangsa kita terus.
Mungkin cara saya, terlihat sangat konyol dan tidak berbobot, didalam menangani banyaknya kasus yang terus membelit Negara kita. Tapi… sebagai salah satu warga Negara yang berharap dapat hidup aman dan tentram sampai akhir menutup mata, ini adalah beberapa cara saya untuk berkontribusi pada Negara kita, karena hanya inilah yang saya bisa. Namun saya berharap , jika kita memiliki kemampuan untuk bisa lebih berkontribusi pada Negara ini, ayo…lakukanlah dengan ketulusan dan kecintaan kita pada ibu pertiwi.
Anggaplah tulisan ini, dalam rangka menyambut HUT RI kita, yang bakal jatuh sebulan lagi, sebagai pengingat kita untuk berterima kasih kepada para pahlawan yang telah berjuang, melepaskan diri dari penjajah. Kini kita pun harus berjuang untuk mengisi kemerdekaan ini. Berjuang untuk bersatu demi kebaikan anak cucu kita. Berjuang, untuk menempatkan kepentingan khalayak, diatas kepentingan golongan dan pribadi .Saya yakin kebaikan itu ada dalam setiap hati kita, Koin untuk Prita, sumbangan untuk Darsem, adalah dua buah contoh, betapa kita menginginkan keadilan, kebaikan ditegakkan, dan menang.Jangan berputus asa, diujung terowongan pasti ada cahaya, yang menanti kita.
Mungkin ucapan dari mendiang Presiden Amerika John F. Kennedy bisa kita terapkan sekarang,
ask not what your country can do for you; ask what you can do for your country.
Mari singsingkan lengan baju  dan siapkan hati yang tulus untuk kita bisa berkonribusi pada Negara kita
UNTUK MU INDONESIA ……………..!

Sabtu, 16 Juli 2011

Catatan



Gila bener….., is it me…? Is it really  me? Tapi…masa kalau bukan saya, siapa lagi yang nulis. Itu adalah percakapan saya sendiri, ketika saya membaca buku harian saya ketika saya masih sekolah di kelas 6 sd. He..he.. saya memang masih menyimpan catatan catatan pribadi saya, dan saya masih tetap melakukannya sampai sekarang. Ketika saya menikah, selain buku buku, saya pun membawa serta buku harian saya, yang berjumlah puluhan. Yang selama ini terkunci dalam lemari. Semuanya saya bawa, kerumah baru kami, kedalam kehidupan baru saya, kini buku harian itu harus berbagi..karena kini ada sebagian porsinya yang dapat saya bagi tanpa takut dengan suami saya. Karena dia adalah bagian dari apa yang saya impi impikan dimasa remaja dan dewasa saya. Banyak hal yang tak bisa saya bagi dengan siapa pun dulu…makanya saya menuliskannya supaya tidak gila sendiri, namun kini saya perhatikan saya agak jarang menulis karena saya punya tempat untuk berbagi tanpa merasa aneh, konyol dan terhakimi. Malah, sekarang kebanyakan catatan yang saya buat adalah tentang pertumbuhan keiko, ataupun  resep resep  baru, daftar belanja bulanan ataupun daftar belanja mingguan beserta daftar uang keluar masuk yang gak seberapa itu he…he…Geli sendiri saya membaca buku harian yang saya tulis hampir 20 tahun yang lalu, serasa mengintip punya orang lain. Begitu polosnya saya kala itu, tulisan, ejaan, jalan pikiran, penyelesaian masalahnya juga beda. Saya sebel sama si anu, saya curiga sama si anu..saya gak bisa liat film superboy karena harus les tambahan, saya senang dapat koleksi baru penghapus model lipstick..Ya, ampun…..! Ada juga catatan harian saya, yang masih agak takut untuk saya buka, karena disitu banyak sekali catatan tentang luka saya, Wuihhh….Saya bertumbuh…, saya berubah…ucap saya pada diri sendiri. Catatan harian saya adalah buktinya.
Bak mesin waktu, setiap buku catatan itu pun memiliki aroma yang berbeda… ( jadi merinding sendiri) tiap lembarnya merupakan bukti cinta kasih Tuhan, yang terus selalu menjaga. Ada guratan tentang impian, himpitan, kekecewaan, kegembiraan, persis seperti penggalan  syair lagu jadul :
I beg your pardon…
I never promise you a rose garden
Along with a sunshine
Its gonna  be a little rainy sometimes ….
Justru karena adanya hujan, badai, banjir, angin puyuh bahkan tsunami…. Saya bisa melihat pelangi.

Sekarang saya mengerti kenapa manuskrip manuskrip tua itu sangat berharga, sampai harus dimusiumkan, ataupun menjadi incaran para kolektor dengan harga mahal,karena ada banyak makna dibalik catatan tersebut, peradaban suatu bangsa, dan peradaban manusia.Selain mendokumentasikan sesuatu, tulisan juga menjadi suatu alat untuk menyalurkan perasaan,juga menjadi obat mujarab bagi kesembuhan emosi seseorang, including me… Itu juga mungkin yang dirasakan oleh Anne frank (1929-1945 )ataupun Zlata Filipovic’. Anne adalah gadis Yahudi yang akhirnya meninggal dalam kamp Nazi , sementara Zlata adalah gadis Muslim dari Sarajevo, ia menuliskan diary yang diterbitkan pada saat ini berusia 13 tahun dan ketika negaranya sedang berperang. Sementara Diary anne dibawa oleh sang ayah, dan kemudian pada tahun 1952, diarynya di terbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris, dengan judul The Diary of a young girl. Tulisan mereka adalah jeritan hati mereka, ketakutan mereka, ketika perang mengepung tubuh dan jiwa mereka, namun saya tahu ketika pena mereka bertemu dengan selembar putih kertas, jiwa mereka lega, terbang dan bernyanyi, karena lewat tulisan itu segalanya dapat dicurahkan, dihapuskan, dan disembuhkan. Bahkan seorang Julia Cameron ( seorang penulis , untuk buku, film, televisi ) dalam bukunya THE ARTIST WAY menekankan adanya sebuah catatan tentang apa saja disetiap pagi , untuk profesi apa saja dan bagi kita kita yang kadang sedang membutuhkan kreatifitas ataupun mencari sebuah inspirasi tertentu, catatan itu difungsikan seperti untuk membuka atau meluruskan simpul tali yang tergulung tanpa ujung.
Ketika saya masih kelas enam SD, saya tidak tahu tentang arti menulis, atau pun filosofis dibalik dari sebuah catatan. Tapi yang saya tahu, Catatan harian saya itu membantu saya untuk mengenal diri saya jauh lebih baik. Sebuah penerimaan yang total, tanpa penghakiman. Dan yang lebih menakjubkan bagi saya catatan itu seperti mesin waktu yang dapat membawa saya, kembali pada masa yang lalu, persis seperti cerita serial tv quantum leap diawal 90an.Dan ternyata….saya adalah sosok yang sama , dengan pikiran yang berbeda, cara pandang yang berbeda, emosi yang berbeda, impian yang berbeda, sakit yang berbeda, kegembiraan yang berbeda, status yang berbeda ,Semuanya berbeda, berubah seiring berjalannya waktu, namun dengan sosok yang sama. Ternyata manusia berubah….! Seharusnya saya tidak usah kaget akan hal ini, karena saya pribadi pun beda jauh..dari saya yang dulu. Tapi..saya harap, saya berubah menjadi sosok yang lebih baik ketimbang, sosok saya yang dulu. Ketika saya berproses biarlah catatan nya menunjukkan kenaikan yang cukup signifkan, bukan malah penurunan. Karena saya tidak mau seperti orang bodoh, yang tidak bisa belajar dari kesalahan yang dulu.

Jumat, 15 Juli 2011

Hati seekor elang


Pada suatu hari, ketika mengembara kemana mana, seorang perempuan dan anak lelakinya tiba di sebuah peternakan unggas. Anak laki laki itu begitu ingin tahu . Ia menekankan wajahnya ke pagar kawat berkarat yang membentengi ratusan ayam.
“Ibu, ada seekor ayam yang kelihatannya aneh dalam kandang ini. Ia tidak seperti ayam lainnya.”
Ketika perempuan itu memandangi burung yang ditunjukkan oleh anaknya, seorang laki laki berpakaian longgar dan kotor mendekati mereka.
“Apa yang kamu lakukan pada ayam ayamku?” Ia menggeram
“Cuma melihat saja.Tetapi, maukah anda memberitahu saya tentang burung ganjil yang berimpit impit disudut sana?” Ia tampak sangat berbeda dengan ayam ayam lainnya.Sesungguhnya, saya pikir, ayam itu mungkin adalah elang yang masih muda.”
“Tidak mungkin,”jawab sang petani.”Aku sudah memilikinya sejak ia baru menetas . Ia bertingkah dan makan seperti seekor ayam, karena itu ia adalah sekor ayam.”
“Bolehkah kami masuk ke kandang ini untuk melihatnya lebih dekat lagi?”
“Lakukan saja apa maumu,”gerutu laki laki itu.
Perempuan itu dan anaknya harus membungkuk agar bisa melewati pintu kandang. Ia berlutut dan menggendong burung itu.
“Kamu adalah seekor elang, bukan ayam. Kamu bisa terbang.Kamu bisa terbang bebas!”
Ia mengangkat burung itu diatas kepalanya dan membumbungkannya ke udara.
Burung itu mengepakkan sayapnya sekali, dua kali, namun jatuh tepat di paruhnya kelantai, kemudian mulai mengais lumpur. Petani itu menyaksikan dari sudut pagar, mendengus.”Sudah ku bilang. Burung itu adalah seekor ayam, hanya ayam biasa. Kamu ini buang buang waktu saja!”
Ketika pria itu berbalik, anak laki laki itu berteriak,”Maaf maukah Anda menjual nya kepada kami? Karena ia hanya ayam biasa, saya yakin Anda pasti tidak akan kehilangan dia.”
“Ya, boleh saja. Lima dolar harganya.”
Perempuan itu tahu bahwa jumlah tersebut kelewat mahal. Namun mata anaknya begitu memohon. Ia memberi laki laki itu uang. Anak laki laki itu lalu menggendong burung tersebut diperutnya, keluar dari kandang dan menuruni jalanan kotor berdebu. Ibunya mengikutinya ke puncak sebuah bukit kecil.
“Apa yang akan kamu lakukan?”
Anak laki laki itu tidak menjawab. Namun ia mengangkat burung muda itu setinggi tangannya dan membujuknya,” Kamu punya hati seekor elang. Saya tahu, kamu punya. Kamu baik baik saja dan makhluk yang sangat indah. Burung seperti kamu mestinya bebas. Terbang, burung, elangku, terbang!”
Aliran udara yang lembut menelisik di sela sela bulu burung tersebut. Perempuan itu menahan nafas saat putranya membumbungkan burung itu ke udara. Makhluk tersebut membentangkan sayapnya, menggetarkannya, dan seakan akan terbawa oleh doa hening mereka, terangkat.
Elang tersebut meluncur dengan lancar membuat sebuah lingkaran besar diatas mereka berdua, diatas pertanian tersebut, diatas seluruh lembah.
Perempuan itu dan puteranya tak pernah lagi melihat elang itu. Mereka tidak pernah tahu arah yang dituju hati sang elang. Yang mereka ketahui hanyalah bahwa elang itu tak akan pernah kembali ke kehidupan seekor ayam.
( Dongeng Afrika)

Setiap anak lahir kedunia dengan bunga api yang unik . Kita, orang tua mereka, adalah pembawa nyala itu. Bahkan ketika nyala tersebut dikurangi menjadi bara mungil yang tersembunyi di dalam kayu, kita tetap bertanggung jawab untuk menyediakan angin yang akan membantunya menyala kembali. Seperti elang dalam dongeng tadi, semua anak perlu diakui, diperhatikan keunikannya untuk mengetahui bahwa mereka berarti. Mereka tidak Cuma menyukainya, mereka membutuhkan itu.

So..Parents Lihatlah…Akuilah..Hargailah..dan Lesatkanlah Keunikan anak anak kita….

Rabu, 13 Juli 2011

Kudidik diriku demi mendidik Anakku


Saya punya banyak teman yang punya anak anak balita, termasuk juga saya . Dan ada beberapa orang  teman saya yang sedang menanti kelahiran anak anak mereka.Jadi…tulisan ini saya dedikasikan untuk kita semua, para orang tua semua. Bagi kita yang telah memiliki anak anak, kita pasti sadar, bahwa kita sedang berada dalam petualangan yang sangat mendebarkan, menegangkan namun juga sangat membahagiakan, menyenangkan dan sangat memuaskan, terutama bagi jiwa kita.
Pengalaman saya pertama kali berinteraksi dengan anak anak adalah, ketika sebelum saya menjadi ibu, cukup agak lama, dulu…saya pernah mengajar anak anak sekitar sebelas tahun ( semenjak saya kelas dua SMU sampai tahun 2007)Saya kira saya tahu berinteraksi dan mengajar anak itu seperti apa, tapi ternyata saya tidak tahu apa apa. Saya rasa saya telah salah mengajar mereka .Saya ingat dulu, pernah mengajar anak anak seusia anak  pre school dan anak anak TK, dengan bercerita.Tapi cerita saya terlalu panjang…bayangkan saya bercerita kepada mereka selama kurang lebih 15 menit, karuan saja, mereka lalu lalang dihadapan saya, atau mereka mulai menangis dan menjerit jerit, atau mereka tetap duduk diam, dengan pandangan yang kosong, atau mereka menatap sepatu saya, yang terkadang berbunyi terlalu keras.Saya langsung mencap bahwa anak anak yang tidak mendengarkan  saya ,adalah anak anak yang “tidak kooperatif” , “hiperaktif” “tidak bisa diam” , “tidak dapat berkonsentrasi”, dan banyak cap lain yang saya berikan pada anak anak yang “tidak bisa diam itu”. Pernah juga saya merasa gagal dalam mengajar mereka karena saya berpikir ,mereka tidak suka sama saya, karena saya rasa saya bener bener dicuekin. Walaupun pada akhirnya saya punya sedikit trik, untuk membuat kelas saya lebih “beradab” tapi..saya merasa saya tetap kurang. Saya  juga pernah mengajar anak anak SD, disini memang jauh lebih teratur, anak anak pun lebih mudah di control, tapi tetap ada anak anak yang saya anggap, tidak terlalu bisa diatur, dan selalu jadi biang kerok dan tukang cari perhatian dikelas saya. Bertahun pun berlalu, saya bertemu kembali dengan anak yang saya cap dulu, sebagai biang kerok di kelas saya, disebuah acara untuk anak anak, dan saya terkejut setengah mati ketika ia menjadi pembawa acaranya dengan gaya yang gak kalah dengan para pembawa acara kecil di TV, malah jauh lebih atraktif dan “canggih”. Saya kagum melihatnya.Sungguh dia menjelma menjadi seorang anak yang penuh percaya diri, penuh talenta, dan tanggung jawab yang kini tengah beranjak dewasa. Kemana perginya “si biang kerok itu?” pikir saya….
Sewaktu saya menghadiri acara tersebut, Keiko, putri saya masih berumur 11 bulan, namun jika saya menghadiri acara tersebut dikala putri saya sudah berumur seperti sekarang ini, yaitu 2 tahun 5 bulan, mungkin keheranan saya akan berganti menjadi sebuah pengertian yang mendalam tentang arti proses tumbuh kembang seorang anak yang memang diperlukannya untuk menjadi seperti siapa dirinya yang sebenarnya. Dan dia akan terus berkembang dan berproses, seiring berjalannya waktu. Dan ternyata proses tersebut tidak hanya bergantung pada keberadaan akan dirinya sendiri, tapi justru lebih banyak pada orang terdekat disekitarnya, terutama orang tua  nya dan guru gurunya.Dan saya bersyukur pada orang tua dan guru guru “sibiang kerok ini”, karena mereka berhasil dengan sangat luar biasa menjadikannya anak yang bisa di contoh.
Sebagai orang tua, ( yang sungguh masih sangat baru) saya berusaha sebaik mungkin untuk menjadi orang tua yang baik, dan tahu apa yang diperlukan anak saya, untuk dapat tumbuh dengan optimal, baik fisiknya , mental dan jiwanya. Tapi… banyak dari kita para orang tua , yang terlalu focus pada perkembagan fisiknya, dengan memberikannya makanan bergizi, dengan banyaknya vitamin vitamin , dan lain sebagainya , wich is very good. Tapi….kita lupa selain fisiknya sang anak pun harus diisi mental dan jiwanya.Dengan dorongan dan semangat, dengan pujian bukan hardikan, dengan kesabaran , dan dengan penuh kasih sayang.Sekarang saya tak akan pernah mencap seorang anak lagi sebagai “biang kerok” even anak itu buandelnya setengah mati…setelah saya menjadi orang tua. Karena saya tahu, bahwa dia sedang berproses.
Dulu…saya kira anak anak itu,sangat lembut, manis, mudah untuk dipeluk peluk jika kita “memerlukannya”, dan dia akan diam dengan tenang, ketika kita tengah sibuk setengah mati mengurus rumah tangga atau hal yang lain. Well it’s a big NO . Anak saya yang 2 thn 5 bln itu, sungguh tidak lembut, dia adalah pembuat keributan yang paling andal, dengan mengeluarkan semua panci dari rak piring, dan dihantam, dengan sendok, untuk menjadikannya drum, dan tangan kecilnya itu sama sekali tidak lembut, dia akan memukulnya dengan keras keras, dan begitu senang mendengar bunyinya yang luar biasa bisingnya(saya harap saya tidak harus sakit gigi, dan mendengar semua keributan tadi )Dan juga jauh dari kata manis ketika ia meronta ronta dan berguling guling di mall atau taman bermain, ketika waktu bermain telah habis. Tenaganya yang begitu besar, terkadang membuat saya menyerah dengan keinginannya. Terkadang saya sampai takut , kalau saya disangka menculik anak orang, secara anak saya itu, seperti ketakutan melihat saya dan meronta ronta dan berguling guling untuk minta di lepaskan. Kalau sudah seperti itu, saya rasanya mau sembunyi saja…saking malunya. Tapi..saya tahu, anak saya itu bukan biang kerok, bukan karena saya orang tuanya maka saya bilang seperti itu, tapi karena dia sedang belajar tentang lingkungannya, dan keberadaan akan dirinya maka dia seperti itu. Disuatu waktu pun dia bisa main sendiri, dengan tenang, namun ada kalanya juga dia bermain, dengan ikut memainkan perasaan dan emosi orang tuanya juga.
Keiko adalah guru saya, guru yang mendidik dan mengajari saya tentang kesabaran ,mengajari saya memberi dengan tulus, mengajari untuk menjadi lebih kuat, mengajari untuk lebih kreatif, mengajari saya untuk menjadi lebih manusiawi.Memang tidak ada sekolahan untuk menjadi orang tua, padahal itu adalah pekerjaan terpenting didunia. Pekerjaan itu akan kita sandang seumur hidup semenjak anak kita lahir sampai kita nanti tidak ada lagi. Pekerjaan itulah yang akan menentukan baik tidak nya seorang anak, baik tidaknya suatu Negara, dan baik tidaknya dunia ini. Melalui pekerjaan itulah, kita akan dikenang dan diperkatakan oleh anak, cucu , cicit kita kelak.Saya percaya dan mengamini bahwa tidak ada orang tua yang ingin mencelakakan anaknya ( kecuali dia tidak waras), semua orang tua ingin anaknya tumbuh baik, tapi…proses anak tumbuh itu tidak begitu saja, banyak kali kita justru menekan pertumbuhannya dengan ucapan ucapan dan sikap kita. Mencapnya sebagai si anu, si itu…dan mengulang ulangnya terus hingga puluhan ribu kali pada si anak, “dasar kamu ini…” “dasar kamu itu..”. Bukan kita tak perlu mendidik anak, tapi memperkatakan hal yang negative dan kemarahan bukan suatu cara yang elegan untuk mendidik anak.Karena memang tidak ada sekolahnya lah..maka kita harus belajar seumur hidup, untuk menjadi orang tua. Contoh kecil nya adalah antara saya dan Keiko, ketika dia masih bayi merah, dan ketika saya masih begitu gugup menjadi ibu baru, untuk memegangnya saja, saya harus tarik nafas dulu..namun begitu saya merasa saya mulai mahir memegangnya dengan cara “itu” tiba tiba keiko tumbuh dan tidak perlu digendong seperti itu lagi. Atau saya merasa sudah mahir membuat makanan tim bayi, tapi tiba tiba anak saya sudah punya banyak gigi, dan saya  harus belajar lagi cara memasak makanan yang model baru lagi buat dia.Terus..saya belajar, mengikuti perkembangannya, dan sekarang…..saat ini, saya tengah belajar tentang kesabaran ekstra double kuat demi mengikuti proses tumbuh kembangnya. Ekstra sabar untuk tidak mengeluarkan kata kata yang mencelanya, ataupun menghardiknya. Saya belajar untuk tidak pula membandingkan anak saya itu dengan siapapun…, karena tiap anak unik, apa yang diperlukan oleh seorang anak juga berbeda, jadi saya tidak mau dan merasa tidak perlu membandingkan anak saya dengan anak orang lain.Terkecuali, ada kelainan yang mencolok, itu perlu untuk ditindak lanjuti pada dokter anak.Pengalaman yang dulu..dengan anak anak, bisa saya jadikan pelajaran untuk tidak mencap anak dengan mudahnya sebagai harga mati.Tapi sebagai penanda kesuksesan orang tua dan juga guru sebagai pembimbing yang baik yang dapat melesatkan potensi yang ada didalam diri sang anak, dengan penuh kearifan. Dan pengingat saya untuk bisa lebih bijaksana dalam perjalanan saya menjadi orang tua.
Oiya…Judul tulisan ini ( Kudidik diriku demi mendidik anakku ), saya ambil dari buku yang ditulis oleh Toge Aprilianto seorang Psikolog yang sangat konsern akan dunia pendidikan dan perkembangan anak anak.Isinya sangat bagus buat ukuran saya yang sedang belajar jadi orang tua. Ia memaparkan bahwa :
·         Tiap anak itu unik, sehingga perbedaan itu pasti selalu ada, jadi jangan panic kalau kita melihat bahwa anak kita belum bisa jalan pas usia setahun, sementara anak orang lain mungkin sebelas bulan sudah bisa jalan, atau anak orang lain sudah bisa baca pas masuk Tk, sementara anak kita huruf A saja belum tau cara baca atau tulisnya. Yang perlu dilakukan adalah mendampinginya dan juga menyemangatinya bukan membandingkan terus menerus dengan anak orang lain, lama lama sang anak dan bahkan diri kita juga pasti bakalan ikut frustasi sendiri.
·         Tiap anak itu baik, maka pertolongan itu selalu ada.Sebagai orang tua kita adalah contoh yang paling dekat dan paling nyata bagi anak kita, jadi jika kita ingin kelak ia menjadi seorang anak yang baik, dan sungguh sungguh ingin agar kebaikan itu terpancar dari padanya, berikanlah contoh yang paling baik bagi sang anak. Contoh yang orisinal bukan sekedar topeng. Kita larang anak kita untuk merokok, tapi yang paling kita lakukan pertama kali ketika bangun pagi malah merokok….( Ini sungguh PR berat yang harus saya kerjakan, seumur hidup) Menjadi contoh yang baik yang sebenar benarnya, bukan hanya pulasan saja. God Pls help me…
·         Tiap anak itu dinamis, maka perubahan itu akan selalu ada.Persis seperti pengalaman saya, dengan salah satu “murid” saya dulu. Dia sungguh berbeda dari yang dulu saya kenal , dengan yang saya lihat sekarang.Jadi…jangan terus berkeluh kesah melihat semua “kejelekan “anak kita, lihatlah dengan teliti…pasti ada kebaikan didalam setiap anak, galilah dan lejitkanlah… Sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, saya tahu perjuangan orangtua saya membesarkan kami. Diantara kami bertiga, si tengah lah yang sering jadi biang onar, dari berantem di kelas, nilai merah yang hampir membuat dia tidak naik kelas, tapi kini…dia menjadi sosok pribadi yang sangat membanggakan, dia lulus dari perguruan tinggi negeri terbaik di negeri ini dengan status cum laude . Dan telah menjadi seorang suami , ayah, dan juga seorang pimpinan, mana kepikiran dulu…kalau dia bisa seperti sekarang ini, soalnya dulu saya liat dia itu “payah BGT”. Dulu…kalau saya lagi berantem sama dia, saya selalu bilang…payah kamu…besok besok mau jadi apa …???? Tapi orang  tua saya, tak pernah melihat sisi “payah” dari adik saya itu.mereka tahu jika adik saya itu baik, dan mereka menggali dan melejitkan potensinya.                                                                                 
Sehingga kita sebagai orang tua hendaknya belajar , untuk memahami mereka , untuk mereka dapat melesatkan keunggulannya yang pastinya ada didalam setiap anak. Mendampinginya dengan penuh kasih  dan sayang, bukan dengan hardikan, dan celaan.
So..Parents lets start to work…many thing that we have to learn, its for the sake of our children, and our generation.
Mama dan Papa mau belajar Keiko…jadi orang tua yang baik untuk mu Nak…kalaupun kami ada salah, semoga itu tidak terlalu membekas di sanubari mu…semoga kami tidak membuat luka yang perih dan menganga, atas semua perkataan dan tindak tanduk kami…kami orang tua mu sedang belajar dan mendidik dirinya, demi kami dapat mendidik mu, Anakku…
So..God Pls help us


Jumat, 08 Juli 2011

Present


Lucu sekali, hari ini saya bangun pagi, dengan sebuah kata berbahasa Inggris yang nyantol di otak saya. Present, ( untuk hal ini saya sampai buka kamus , dan tanya sama suami ) hanya untuk konfirmasi. Present kalau dalam bahasa Indonesia itu, artinya hadiah, tapi ada juga arti lain selain hadiah, dari kata Present itu, yaitu sekarang, ( kekinian, saat ini , ).Hanya memang dalam pengucapannya agak sedikit berbeda. Kalau untuk Present hadiah,  antara s  dan e agak “diturunin” pelafalannya. Ya..pokoknya begitu deh…
Kira kira…“yang buat “ bahasa Inggris zaman dulu itu, ngeh gak ya…kalo mereka bikin satu kata tapi punya dua arti? Sebenarnya ada juga bahasa Indonesia yang “kasus”nya sama seperti kata present ini. Tapi…gak tau kenapa yang nyantol diotak saya pagi ini adalah kata Present itu. Apa karena saya lagi kepingin banget dapet present ya..? udah lama gak ada yang ngasih soale he..he…, pas ulang tahun saya, tahun lalu saja, suami lupa sama ulang tahun istrinya, ( kalo gak diingetin ) , jadi jangankan hadiah,ucapan selamat ulang tahun aja datang nya telat ( cape deh..). Tapi kalau dipikir pikir saya bangun “pagi ini” juga merupakan hadiah…karena banyak orang yang saya kenal dengan baik tidak dapat menikmati “ pagi ini”.Mungkin yang membuat kata present itu, untuk kekinian dan hadiah, gak ngasal dan bukan suatu kebetulan, “dia “ itu, yang entah siapa, sudah memikirkannya dengan masak masak. Bahwa kekinian = hadiah, dan hadiah yang paling bermakna adalah kekinian.
Agak susah untuk mengamininya secara legowo…secara jadi Mama yang sehari hari dirumah aja, ngubek dirumah dari pagi sampe malem, ngurusin debu dirumah sampe uang belanja dapur yang kurang, kadang bikin nyali ciut, rasanya pingin menghilang aja. Tapi kemana ya…?  Jadi..tanggal muda, tanggal tua, harus dinikmatin presentnya. Belum lagi kalau anak saya yang sekarang berumur 2 tahun 5 bulan 18 hari itu lagi lasak lasaknya. Semua harus di cobanya, semua tempat harus dijelajahi. Manjat sana manjat sini, lengah sedikit lebam dan luka udah jadi makanan hari hari. Putri saya terkenal gak bisa diemnya.Kalau saya bisa berharap saya kepingin juga punya mata dipunggung, untuk ngawasin dia. Belum lagi pola makannya yang mood mood an, bikin mood saya juga jungkir balik kayak roller coaster ngadepin dia, permintaan nya juga kadang kadang bikin kepala saya pusing tujuh keliling, tiba tiba aja nenteng ban berenang, dan merengek mau berenang saat itu juga, atau mau naik odong odong ( kemidi puter yang biasa lewat lewat depan rumah ) kadang odong odong itu juga datengnya gak tau diri, begitu diperluiin gak nongol nongol…rasanya pingin cepet berbagi tugas dengan suami, berharap pulang cepet. Tapi…kereta telat, jalanan macet, rapat dadakan. Begitu Papanya pulang, melihat tampangnya saya tahu kalau dia juga cape…sama capenya, sama juga pergumulannya dengan saya.
Kalau udah begitu, kata kata Andai…jadi pilihan kata favorit yang paling sering muncul dibenak saya, andai…kemarin diterima kerjaannya, pasti lebih enjoy dan waras deh…Andai anak saya, lebih kalem kayak anak tetangga….. Andai saya punya pengasuh anak…. Andai … Andai…..
Tapi..untungnya saya ditegur secara halus, saya diingatkan secara lembut, bahwa apa yang saya jalani tiap hari  ini adalah truly hadiah dari Tuhan…Saya diberikan hadiah untuk bisa melihat proses tumbuh kembang putri saya, saya diberikan kesempatan untuk mendampingi suami, menjadi temannya dalam menjalankan tugasnya, saya diberikan kesempatan untuk belajar dan bertumbuh agar menjadi manusia yang lebih baik, saya diberikan kesempatan untuk saya bisa menunaikan tugas saya dengan semestinya, saya diberikan kesempatan untuk bisa ngeliat elite politik kita yang makin aneh…supaya kita jangan ikut jadi aneh (he..he..he..)dan  banyak kesempatan lainnya yang bisa saya rasakan dan ikuti..yang makin memperkaya keadaan batin saya.
Saya bersyukur pagi ini, kata Present itu nyangkut dalam otak saya, yang pastinya masih setengah sadar…dan bukan secara kebetulan kalau tiba tiba kata itu bermain dalam pikiran saya. Saya harus lebih memaknai kata HARI INI, SEKARANG, SAAT INI, PRESENT, Karena hanya kepastian ini lah yang saya punya yaitu saat ini, tidak ada yang bisa tahu what next, even just for one second.  Paling tidak saya bisa memompa semangat saya sendiri, kalau semangat , kesabaran, dan akal sehat saya melayang karena tuntutan dari sekitar saya membuncah.
Thank You God…for giving me the best Present that no one can give , for every single day. Let me learn to enjoy the PRESENT , and be great full ….

So…Lets us Enjoy our PRESENT, cheers 

Selasa, 05 Juli 2011

Pelukan

 

Putri kecilku Keiko….suka sekali kalau dipeluk sama mamanya, saya juga suka sekali kalau di peluk, dan saya pun sangat suka memeluk, he..he..he…gak bisa dikatakan deh sama kata kata rasanya kalau lagi dipeluk or lagi memeluk. Dalam situasi kesal atau marah sekalipun  kalau sehabis dipeluk saya bisa langsung teduh.
Cuma ,saya lengah hari ini. Saya terlalu sibuk dengan menyiapkannya makanan, sibuk dengan merapikan mainannya yang terus berceceran, sibuk sama pakaian kotornya, sibuk sama semua kehebohannya, dan pas lagi jam mainnya saya sibuk dengan buku saya, ataupun catatan saya , acara Tv favorit saya, telephone saya. Beberapa kali dia berteriak…mama..mama…! saya acuh aja. “Mama..mama..lihat Keiko pintar” katanya seraya menunjuk puzzle puzzle binatang yang telah sekian ratus kali dipasang , dibongkar dan dipasang lagi. O..iya de..kata saya sekilas sambil, asyik balik lagi dengan buku saya. “Mama..mama..gambar matahari ketawa …katanya ( gambar matahari yang sepaket sama mata, hidung, dan mulut), “eh..iya , keiko gambar sendiri aja ya….,” Sekarang, Keiko lagi belajar gambar gambar, dan belajar warna, semua dicoret coretnya, sambil cerita..ini gambar ini, dan itu..biasanya dia sibuk sendiri…tapi..tumben belakangan rewel banget, setiap lima menit, atau bahkan dua menitan dia teriak Mama..mama…
Keiko kembali teriak..kali ini  aku juga balas teriak” Kenapa sih De…kok , teriak teriak terus, main sendiri ya sebentar..mama lagi tanggung nih!”Bukannya tenang, justru dia kembali teriak, sambil tunjuk tunjuk gambarnya, mau gak mau saya samperin dia, “mama liat…matahari ketawa, katanya dia tunjuk kertas folio yang dicoret coret kayak gambar lingkaran belepotan ( seperti biasa…) hanya saja, tadi..ditengah gambar lingkaran tadi ada bintik bintik , seperti yang sering saya bikin buat melukiskan gambar mata, hidung dan mulut. “Mama liat..” katanya sekali lagi…Matahari ketawa, Keiko pintar, hebat..” ( katanya ) “Mama piluk…” ( sampai sekarang kalo bilang peluk, keiko bilang piluk)Biasanya saya memeluk Keiko, dalam banyak kesempatan, misalnya kalau dia sedang menunjukkan kepintarannya atau, kalau dia habis menangis, kalau habis saya tegur. Rupanya tadipun ia ingin sekali dipeluk, karena bisa gambar matahari ketawa, “persis” seperti yang mamanya buat selama ini.Bagi Keiko pelukan adalah afirmasi tanda kedekatan, apresiasi, kasih sayang, dan penghiburan.Makanya dia meminta afirmasi dari mamanya untuk diapresiasi karena sudah bisa menggambar matahari ketawa.
Aduh…saya feeling guilty banget , karena sibuk sendiri dengan urusan gak penting saya. Padahal saya niat jadi ibu rumah tangga full time, alasannya adalah supaya bisa mendampingi Keiko bukan hanya secara kuantitas tapi juga secara kualitas, tapi kok..malah asyik sendiri…Maaf ya sayang…
Hari ini Keiko…punya kemajuan lagi..dia “bisa” gambar matahari ketawa…, dengan sukacita bercampur haru saya peluk dia…”Keiko pintar..Keiko anak baik, Keiko hebat”kata saya sembari meluk dia.Dan seperti biasa dia berayun manja sama saya…







Footprints in the Sand - The Poem

 by Margareth Fishback Powers- 1964
------------ --------- --------- --------- --------- -----
One night a man had a dream. He dreamed
he was walking along the beach with the LORD.

Across the sky flashed scenes from his life.
For each scene he noticed two sets of
footprints in the sand: one belonging
to him, and the other to the LORD.

When the last scene of his life flashed before him,
he looked back at the footprints in the sand.

He noticed that many times along the path of
his life there was only one set of footprints.

He also noticed that it happened at the very
lowest and saddest times in his life.

This really bothered him and he
questioned the LORD about it:

"LORD, you said that once I decided to follow
you, you'd walk with me all the way.
But I have noticed that during the most
troublesome times in my life,
there is only one set of footprints.
I don't understand why when
I needed you most you would leave me."

The LORD replied:

"My son, my precious child,
I love you and I would never leave you.
During your times of trial and suffering,
when you see only one set of footprints,
it was then that I carried you."




This one is my favorite poem, its inspired me so much, hope for everyone also

Jumat, 01 Juli 2011

Hidup se HIDUP HIDUP nya...


Jika saya bertanya pada Anda ,apakah saat ini anda bahagia, apakah jawab Anda? Dan jika Anda bertanya pada saya saat ini apakah saya berbahagia? Apakah kira kira jawaban saya?  Kalau ada ujian dan nilai ujian itu angkanya dipatok dari angka 0 sampai 10, mungkin angka kebahagian yang saya punya adalah 7. Biasa saja ya.. , mungkin itu komentar yang ada dalam benak anda,  memang angka 7 adalah angka yang aman, istilahnya tidak terlalu buruk, tapi juga tidak terlalu fantastis seperti angka 8, yang memang sudah dibilang sebagai angka istimewa. Tapi bagi saya itu adalah pencapaian yang sungguh luar biasa, secara saya adalah orang yang mellow, “susah untuk merasa bahagia”. Itu adalah “penyakit” saya.  Pernah sampai suatu waktu, saya malas sekali melihat orang, gak peduli sama orang lain, merasa sendirian dan bisa nangis kapan pun , walaupun saya dikelilingi oleh keluarga saya tercinta dan teman teman ,saya tetap merasa sedih . Merasa kesepian even disekeliling saya penuh dengan tawa, saya terbenam dengan masalah saya sendiri. Saya punya teman, tapi saya merasa hopeless untuk berbicara dengan mereka, karena mereka mungkin gak terlalu mengerti saya, kegembiraan adalah kekejian buat saya. Yang paling saya sukai pada saat itu adalah mengurung diri dikamar.Bukan tanpa sebab saya merasa seperti itu, saya mengalami beberapa kekecewaan during that time, dan sulit bagi saya untuk mengekspresikan kesedihan saya, jadi jatuhnya saya membangun tembok tinggi disekeliling saya. Saya berusaha untuk tidak dekat dengan siapapun dan saya pun mencegah orang lain untuk mendekati saya. Masa masa itu sangat mengerikan, masa masa itu menguras energy saya sedemikian rupa, dan kelelahan pada wajah saya memang nampak sangat jelas.  At that time is my lowest point in my life .Bahagia itu bukan milik saya. Kalau harus kasih angka pada test kebahagiaan saya, pada masa itu, maka antara 0 dan angka 1 adalah  angka untuk saya. Berarti…kalau sekarang saya bisa sampai diangka 7, itu adalah keajaiban buat saya.
Jadi orang yang un happy itu bener bener tidak menyenangkan…saya gak bisa nikmatin hidup. Jujur…saya pun tahu kalau sebenarnya apa yang saya alami itu mungkin tidak terlalu “berat” dan diluar sana pasti  ada orang lain yang mengalami peristiwa yang lebih menyedihkan dibandingkan dengan apa yang saya alami.Saya berusaha untuk keluar, dan menyelesaikan masalah saya. Tidak terlalu mudah, begitu saya maju dua langkah, saya bisa mundur empat langkah…menyebalkan.Untungnya pada saat saat menyedihkan seperti saat itu, saya bekerja disuatu perusahaan di sentul, pekerjaan yang cukup menyita waktu membuat saya teralihkan sedikit. Suasana dan lingkungan yang nyaman, paling tidak membuat saya bisa sedikit berpikir jernih, dan berusaha mencari jalan keluar dari “ketidak nyamanan “ yang saya rasakan.
Dari sini juga lah, proses “penyembuhan” saya bermula. Saya memiliki seorang bos yang sangat baik, dengan kondisi fisiknya yang tidak terlalu “baik” dia tetap bisa eksis, dan mencapai tingkat karier yang  tinggi. Kesulitan berjalan yang dideritanya ( mungkin karena polio ) or something…menyebabkan kakinya pincang, belum lagi dia ringkih sekali terhadap cuaca, baik dingin atau panas, saya selalu serba salah kalau setting AC, diruangannya, beliau juga sering tidak ngantor karena sakit, kalau lagi begitu, pekerjaan dilakukan by telephone, dia yang pandu , sedikit merepotkan namun karena saya kagum luar biasa sama dia, kerepotannya sama sekali gak dirasa. Saya tahu dia sebenarnya juga terkadang mau nyerah saja kalau lagi dikejar kejar sama laporan dari atasan ataupun dikejar kejar bawahan untuk review laporan, karena keterbatasannya tadi. Sebisa mungkin saya membantunya. Tapi walaupun dia sibuk, terkadang dia melontarkan kalimat kalimat yang membuat saya merenung. Suatu siang, ketika sedang bahas kerjaan si Bapak nyeletuk…”Martha, gak bagus ah kalau sering sering pakai baju hitam, kamu lagi gak berkabung kan?” jreng…. Mungkin tanpa sadar, saya memang lagi berkabung. Lain kali lagi dia akan berkata, “kamu sakit? Kok pucet amat? Makanya jangan terus dalam kantor, kalo makan siang rame rame dikantin aja”, he..he..si Bapak tau kalo sekertarisnya emang gak bergaul. Mungkin karena dia seorang atasan dia dapat melihat orang dengan ketepatan yang nyaris sempurna, yang paling membuat saya terperangah adalah ketika di suatu kesempatan itu dia bicara pada saya katanya “Saya gak mau balik muda lagi Martha, masa muda saya sangat menyusahkan.., tapi kalau saya gak ngelewatin masa muda saya itu dengan bener, saya gak mungkin bisa disini dan ketemu kamu, jadi jangan putus semangat…” Saya sampai terbengong bengong…, karena kalau dia lagi komen seperti itu biasanya kami sedang sibuk diruangannya, untuk mempersiapkan dokumen dokumen ataupun data buat rapat. Saya sampai meriksa jidat dan baju saya, apakah ada tempelan disana, yang mengumumkan saya tengah berkabung atau saya tengah depresi???? Tapi..batin saya bilang gak perlu ada tempelan apapun, karena dari wajah dan sikap saya  , terlihat jelas kalau saya unhappy person. Jadi…karena bos yang ngomong… saya harus koreksi dan perbaiki diri ( Makasih buat Pak Agus Susanto )
Jadi…saya mulai “mengobati” untuk mengurangi kadar ketidak bahagiaan yang ada dalam diri saya, seperti yang saya bilang, bener bener gak mudah. Karena begitu saya maju dua langkah, besoknya saya bisa mundur empat langkah.Tapi mau gak mau saya mencoba buat “sembuh”,karena saya juga cape hidup tapi kayak orang mati. Jadi saya mulai nata hidup lagi, mulai nonton film lagi, mulai denger lagu lagi.., mulai belanja baju lagi ( kali ini yang berwarna he..he..), mulai belajar lagi, mulai baca lagi, mulai bicara lagi, mulai berteman lagi.., saya belajar untuk mulai hidup lagi….
Ada beberapa buku buku bagus yang menemani saya melewati masa masa penyembuhkan diri , saking bagusnya saya memberikan buku itu pada sahabat saya, tapi…kami lama tak jumpa, jadi buku itu men jadi “milikinya”sekarang….mudah mudahan buku itu pun dapat menyembuhkan kegalauan perasaannya, yang sedang berjuang mencari kebahagiaan. Setiap buku motivasi yang saya baca, pasti bernada positive, para pengarang yang bergelar doctor atau professor itu pun punya segudang fakta, demi mendukung teori teorinya. Semua berkesimpulan sama. Jika Anda ingin bahagia, maka anda harus merasa bahagia. Merasa bahagia dengan cara berpikir positive, karena cara kerja pikiran kita itu sama seperti magnet, menarik apa apa saja yang kita pikirkan,  jadi jika kita berpikir sesuatu yang negative tentang diri kita, misalnya kita ini bodoh, kita tidak cantik, kita tidak beruntung, maka yang terjadi adalah seperti apa yang kita pikirkan, jadi ubah cara pikir kita, menjadi sesuatu yang positive seperti, saya cerdas, saya berbakat, saya selalu beruntung,maka niscaya itulah yang terjadi..istilahnya harus menjadi orang yang optimis ( I M A N ). Para ahli itu pun berujar, bahwa kebahagiaan itupun bukan berasal dari luar diri kita, bukan dari sesuatu yang tidak kita punyai, bukan bergantung pada orang lain, kebahagiaan itu adalah urusan dengan diri kita sendiri.Karena jika kita menggantungkan kebahagiaan pada apapun, atau pada siapapun, seumur umur kita tidak akan pernah merasa bahagia.( Damai Sejahtera). Sebenarnya ini adalah konsep lama, ini  bukanlah suatu konsep yang baru…Pemikiran ini sudah ada ribuan tahun yang lalu.
Banyak contoh kasus, dimana kita terkadang dibuat bingung oleh perilaku orang yang depresi , mereka melakukan tindakan yang bodoh, dari mabuk untuk “menghilangkan” masalah sampai dalam kasus bunuh diri, padahal banyak dari mereka yang tidak kurang suatu hal apapun untuk merasa bahagia, they have money, kuasa, bla..bla…, tapi saya tahu apa yang kurang dari mereka, yaitu tidak punya rasa untuk merasa bahagia, mereka tidak menginginkan dirinya sendiri untuk bahagia, merasa tidak pantas untuk bahagia. Persis seperti apa yang saya rasakan,merasa tidak mungkin bahagia, dan tidak pantas untuk bahagia, jadi…ya memang saya akhirnya jadi un happy person ,bahkan cenderung masuk kedalam tahap depresi.
Seharusnya kebahagiaan itu bersemayam di dalam semua orang…satu alasannya karena kita berharga , berharga dimata sang Pencipta, IA, menciptakan kita, kedalam apa yang kita sebut sebagai manusia, yang memiliki tujuan khusus dalam hidupnya, misi yang luar biasa untuk membuat kehidupan di bumi menjadi jauh lebih baik, IA sang Pencipta, menjadikan kita manusia ciptaannya untuk “menjalankan sebagian pekerjaanNya”….! Wah, gak kebayang bukan, betapa istimewanya kita, jika Sang Pencipta, begitu menganggap kita istimewa, seharusnya kita punya alasan untuk hidup lebih baik ,bukan????? Jalan kan kehidupan dengan berpegang pada tugas yang IA berikan dengan semestinya, dan membiarkan IA dengan Hikmat dan KebijaksanaaNnya menjalankan tugasNya sebagai Pencipta kita. Ketika kehidupan disekitar kita out of control, jauh dari harapan, reaksi kita adalah rasa frustasi yang membuncah, mencoba untuk mengubah apa yang tidak bisa kita ubah, dan berdiam diri dengan apa yang seharusnya bisa kita ubah, yang merupakan bagian dari tugas kita.Jadinya pada depresi sendiri, frustasi dan unhappy.
Salah satu dari buku yang membahas tentang bagaimana kebahagiaan itu bisa dipelajari dan bisa “dicari”. Its one of the skill of life adalah The Book of Happiness . 2 orang wanita pengarang buku ini ( Heather Summers & Anne Watson )mengajak para pembaca nya untuk belajar menjadi orang yang bahagia dalam 21 hari,ada banyak strategi untuk mengurangi “ketidakbahagiaan”. Mengajak kita untuk merubah segala sesuatu yang memang memungkinkan bisa diubah, dan tetap merasa lega dengan apa yang tidak bisa diubah.
Jadi…jika kita lagi berada dalam pergulatan panjang, yang membuat kita  mulai menutup diri dan un happy, cobalah untuk mengakuinya, berusahalah untuk keluar dari padanya, mencoba untuk mengubah dan mengerjakan apa yang bisa diubah dan dikerjakan.Belajar untuk hidup lebih positive, jangan terlalu sinis sama lingkungan sekitar, mulailah menata hidup, belajarlah menjadi orang bahagia, karena hidup hanya sekejap saja.Percayalah menjadi orang yang bahagia itu bisa dipelajari, itu bukan bawaan kayak fisik kita,  yang anatominya udah kayak begitu dari “sononya”.Kebahagian adalah pilihan kita sendiri, jika kita memilih untuk merasa bahagia dan berpikir kita bahagia, kita akan bahagia, dan sebaliknya.
Saya telah merugi, karena terlalu tenggelam dalam masalah saya sendiri, back then…dan saya bersyukur I already over come , mungkin…ada diantara kita yang tengah begitu putus asa,dan  tidak bahagia dalam menjalani hari hari yang ada,saya berpesan..jangan berkabung terlalu lama, jangan mengubur diri hidup hidup.Jangan mati waktu kita hidup, ada waktunya nanti kita akan mati, sekarang…biarkan diri kita hidup SEHIDUP HIDUPNYA.

Selamat BERBAHAGIA untuk kita SEMUA