Jadi orang yang un happy itu bener bener tidak menyenangkan…saya gak bisa nikmatin hidup. Jujur…saya pun tahu kalau sebenarnya apa yang saya alami itu mungkin tidak terlalu “berat” dan diluar sana pasti ada orang lain yang mengalami peristiwa yang lebih menyedihkan dibandingkan dengan apa yang saya alami.Saya berusaha untuk keluar, dan menyelesaikan masalah saya. Tidak terlalu mudah, begitu saya maju dua langkah, saya bisa mundur empat langkah…menyebalkan.Untungnya pada saat saat menyedihkan seperti saat itu, saya bekerja disuatu perusahaan di sentul, pekerjaan yang cukup menyita waktu membuat saya teralihkan sedikit. Suasana dan lingkungan yang nyaman, paling tidak membuat saya bisa sedikit berpikir jernih, dan berusaha mencari jalan keluar dari “ketidak nyamanan “ yang saya rasakan.
Dari sini juga lah, proses “penyembuhan” saya bermula. Saya memiliki seorang bos yang sangat baik, dengan kondisi fisiknya yang tidak terlalu “baik” dia tetap bisa eksis, dan mencapai tingkat karier yang tinggi. Kesulitan berjalan yang dideritanya ( mungkin karena polio ) or something…menyebabkan kakinya pincang, belum lagi dia ringkih sekali terhadap cuaca, baik dingin atau panas, saya selalu serba salah kalau setting AC, diruangannya, beliau juga sering tidak ngantor karena sakit, kalau lagi begitu, pekerjaan dilakukan by telephone, dia yang pandu , sedikit merepotkan namun karena saya kagum luar biasa sama dia, kerepotannya sama sekali gak dirasa. Saya tahu dia sebenarnya juga terkadang mau nyerah saja kalau lagi dikejar kejar sama laporan dari atasan ataupun dikejar kejar bawahan untuk review laporan, karena keterbatasannya tadi. Sebisa mungkin saya membantunya. Tapi walaupun dia sibuk, terkadang dia melontarkan kalimat kalimat yang membuat saya merenung. Suatu siang, ketika sedang bahas kerjaan si Bapak nyeletuk…”Martha, gak bagus ah kalau sering sering pakai baju hitam, kamu lagi gak berkabung kan?” jreng…. Mungkin tanpa sadar, saya memang lagi berkabung. Lain kali lagi dia akan berkata, “kamu sakit? Kok pucet amat? Makanya jangan terus dalam kantor, kalo makan siang rame rame dikantin aja”, he..he..si Bapak tau kalo sekertarisnya emang gak bergaul. Mungkin karena dia seorang atasan dia dapat melihat orang dengan ketepatan yang nyaris sempurna, yang paling membuat saya terperangah adalah ketika di suatu kesempatan itu dia bicara pada saya katanya “Saya gak mau balik muda lagi Martha, masa muda saya sangat menyusahkan.., tapi kalau saya gak ngelewatin masa muda saya itu dengan bener, saya gak mungkin bisa disini dan ketemu kamu, jadi jangan putus semangat…” Saya sampai terbengong bengong…, karena kalau dia lagi komen seperti itu biasanya kami sedang sibuk diruangannya, untuk mempersiapkan dokumen dokumen ataupun data buat rapat. Saya sampai meriksa jidat dan baju saya, apakah ada tempelan disana, yang mengumumkan saya tengah berkabung atau saya tengah depresi???? Tapi..batin saya bilang gak perlu ada tempelan apapun, karena dari wajah dan sikap saya , terlihat jelas kalau saya unhappy person. Jadi…karena bos yang ngomong… saya harus koreksi dan perbaiki diri ( Makasih buat Pak Agus Susanto )
Jadi…saya mulai “mengobati” untuk mengurangi kadar ketidak bahagiaan yang ada dalam diri saya, seperti yang saya bilang, bener bener gak mudah. Karena begitu saya maju dua langkah, besoknya saya bisa mundur empat langkah.Tapi mau gak mau saya mencoba buat “sembuh”,karena saya juga cape hidup tapi kayak orang mati. Jadi saya mulai nata hidup lagi, mulai nonton film lagi, mulai denger lagu lagi.., mulai belanja baju lagi ( kali ini yang berwarna he..he..), mulai belajar lagi, mulai baca lagi, mulai bicara lagi, mulai berteman lagi.., saya belajar untuk mulai hidup lagi….
Ada beberapa buku buku bagus yang menemani saya melewati masa masa penyembuhkan diri , saking bagusnya saya memberikan buku itu pada sahabat saya, tapi…kami lama tak jumpa, jadi buku itu men jadi “milikinya”sekarang….mudah mudahan buku itu pun dapat menyembuhkan kegalauan perasaannya, yang sedang berjuang mencari kebahagiaan. Setiap buku motivasi yang saya baca, pasti bernada positive, para pengarang yang bergelar doctor atau professor itu pun punya segudang fakta, demi mendukung teori teorinya. Semua berkesimpulan sama. Jika Anda ingin bahagia, maka anda harus merasa bahagia. Merasa bahagia dengan cara berpikir positive, karena cara kerja pikiran kita itu sama seperti magnet, menarik apa apa saja yang kita pikirkan, jadi jika kita berpikir sesuatu yang negative tentang diri kita, misalnya kita ini bodoh, kita tidak cantik, kita tidak beruntung, maka yang terjadi adalah seperti apa yang kita pikirkan, jadi ubah cara pikir kita, menjadi sesuatu yang positive seperti, saya cerdas, saya berbakat, saya selalu beruntung,maka niscaya itulah yang terjadi..istilahnya harus menjadi orang yang optimis ( I M A N ). Para ahli itu pun berujar, bahwa kebahagiaan itupun bukan berasal dari luar diri kita, bukan dari sesuatu yang tidak kita punyai, bukan bergantung pada orang lain, kebahagiaan itu adalah urusan dengan diri kita sendiri.Karena jika kita menggantungkan kebahagiaan pada apapun, atau pada siapapun, seumur umur kita tidak akan pernah merasa bahagia.( Damai Sejahtera). Sebenarnya ini adalah konsep lama, ini bukanlah suatu konsep yang baru…Pemikiran ini sudah ada ribuan tahun yang lalu.
Banyak contoh kasus, dimana kita terkadang dibuat bingung oleh perilaku orang yang depresi , mereka melakukan tindakan yang bodoh, dari mabuk untuk “menghilangkan” masalah sampai dalam kasus bunuh diri, padahal banyak dari mereka yang tidak kurang suatu hal apapun untuk merasa bahagia, they have money, kuasa, bla..bla…, tapi saya tahu apa yang kurang dari mereka, yaitu tidak punya rasa untuk merasa bahagia, mereka tidak menginginkan dirinya sendiri untuk bahagia, merasa tidak pantas untuk bahagia. Persis seperti apa yang saya rasakan,merasa tidak mungkin bahagia, dan tidak pantas untuk bahagia, jadi…ya memang saya akhirnya jadi un happy person ,bahkan cenderung masuk kedalam tahap depresi.
Seharusnya kebahagiaan itu bersemayam di dalam semua orang…satu alasannya karena kita berharga , berharga dimata sang Pencipta, IA, menciptakan kita, kedalam apa yang kita sebut sebagai manusia, yang memiliki tujuan khusus dalam hidupnya, misi yang luar biasa untuk membuat kehidupan di bumi menjadi jauh lebih baik, IA sang Pencipta, menjadikan kita manusia ciptaannya untuk “menjalankan sebagian pekerjaanNya”….! Wah, gak kebayang bukan, betapa istimewanya kita, jika Sang Pencipta, begitu menganggap kita istimewa, seharusnya kita punya alasan untuk hidup lebih baik ,bukan????? Jalan kan kehidupan dengan berpegang pada tugas yang IA berikan dengan semestinya, dan membiarkan IA dengan Hikmat dan KebijaksanaaNnya menjalankan tugasNya sebagai Pencipta kita. Ketika kehidupan disekitar kita out of control, jauh dari harapan, reaksi kita adalah rasa frustasi yang membuncah, mencoba untuk mengubah apa yang tidak bisa kita ubah, dan berdiam diri dengan apa yang seharusnya bisa kita ubah, yang merupakan bagian dari tugas kita.Jadinya pada depresi sendiri, frustasi dan unhappy.
Salah satu dari buku yang membahas tentang bagaimana kebahagiaan itu bisa dipelajari dan bisa “dicari”. Its one of the skill of life adalah The Book of Happiness . 2 orang wanita pengarang buku ini ( Heather Summers & Anne Watson )mengajak para pembaca nya untuk belajar menjadi orang yang bahagia dalam 21 hari,ada banyak strategi untuk mengurangi “ketidakbahagiaan”. Mengajak kita untuk merubah segala sesuatu yang memang memungkinkan bisa diubah, dan tetap merasa lega dengan apa yang tidak bisa diubah.
Jadi…jika kita lagi berada dalam pergulatan panjang, yang membuat kita mulai menutup diri dan un happy, cobalah untuk mengakuinya, berusahalah untuk keluar dari padanya, mencoba untuk mengubah dan mengerjakan apa yang bisa diubah dan dikerjakan.Belajar untuk hidup lebih positive, jangan terlalu sinis sama lingkungan sekitar, mulailah menata hidup, belajarlah menjadi orang bahagia, karena hidup hanya sekejap saja.Percayalah menjadi orang yang bahagia itu bisa dipelajari, itu bukan bawaan kayak fisik kita, yang anatominya udah kayak begitu dari “sononya”.Kebahagian adalah pilihan kita sendiri, jika kita memilih untuk merasa bahagia dan berpikir kita bahagia, kita akan bahagia, dan sebaliknya.
Saya telah merugi, karena terlalu tenggelam dalam masalah saya sendiri, back then…dan saya bersyukur I already over come , mungkin…ada diantara kita yang tengah begitu putus asa,dan tidak bahagia dalam menjalani hari hari yang ada,saya berpesan..jangan berkabung terlalu lama, jangan mengubur diri hidup hidup.Jangan mati waktu kita hidup, ada waktunya nanti kita akan mati, sekarang…biarkan diri kita hidup SEHIDUP HIDUPNYA.
Selamat BERBAHAGIA untuk kita SEMUA
1 komentar:
Hidup bahagia bukanlah anugerah dari yang maha kuasa, hidup bahagia bukan ditentukan dari keadaan atau situasi yang kita alami, hidup bahagia bukan karena dari orang2 disekitar kita, dan hidup bahagia bukanlah barang langka/mahal...
Hidup bahagia adalah usaha kita dan kehendak paling dasar dalam hati kita, kitalah yang menentukan kita mau bahagia atau sedih...
(ECL)
Posting Komentar