Kamis, 30 Juni 2011

Opung Cihui.......!

Tulisan ini saya dedikasikan buat Ibu. Betty Panjaitan. Sungguh sebuah inspirasi yang sangat nyata bagi saya, sebagai seorang yang masih bisa dikategorikan “yunior”, dibandingkan beliau yang telah senior ,untuk bisa hidup secara berkualitas.Saya mengenal beliau,di sebuah tempat kebugaran disebuah club house keluarga , di perumahan Graha Bintaro. Saya dan suami memang sepakat, untuk berusaha tidak ke mall, jika weekend tiba, jadi kami setuju mengisinya dengan berolah raga dan berwisata , kebetulan berenang adalah olah raga favorit suami dan si kecil, jadi kami memutuskan untuk berenang, if weekend tiba. Terdapat beberapa kolam renang di Bintaro, namun karena beberapa pertimbangan, kami memilih di Club House graha Bintaro, ternyata disana juga ada beberapa kelas kebugaran  lainnya, antara lain adalah yoga dan aerobic.Karena sesuatu dan lain hal saya tiba tiba tertarik untuk memilih yoga , pikir saya, selama ini jika saya beryoga saya selalu sendiri, senang juga kali…if beryoga, bisa bareng bareng . Jadi suami dan anak saya berenang, saya untuk kali itu “memisahkan “ diri untuk beryoga. Tidak terlalu banyak yang ada dalam kelas tersebut,karena kebetulan bertepatan dengan minggu anak anak menerima raport, hanya lima orang termasuk saya, kelas belum dimulai, karena saya kira masih nunggu gurunya..omong punya omong ternyata, sang guru telah datang dari pagi jam 6, yang lain bilang….Opung kalau ngajar gak pernah telat, malah kita kita yang sering ditunggu sama Opung. Opung adalah sebutan untuk nenek , dalam bahasa Batak…, saya melirik si Opung tadi…saya sampai bingung…kenapa disebut Opung,padahal kan bisa disebut dengan ibu si A or B, secara dia juga belum tua tua amat. Karena saya paling baru dikelas, sang guru mengenalkan dirinya pada saya, dia memiliki sebelas cucu, dan sekarang berumur 67 tahun dan sebentar lagi menginjak usia 68 tahun. Saya ternganga… 67 tahun…….!!!!! Waduh….., ajaib banget, wajahnya tak berkerut seperti orang orang lansia yang saya tahu berumur sekitar itu, suaranya juga tegas, dan lantang, saya pikir kalo ngomong dilapangan si Opung ini pasti gak perlu pake mikrofon…, terus yang bikin saya bengong adalah kelenturan tubuhnya sangat luar biasa, dan bentuk tubuhnya juga tetap terjaga dengan baik, staminanya bikin mulut saya ternganga, dari awal sampai akhir. Luar Biasa….teman yang lain juga cerita, kalau si Opung ini juga mengajar aerobic, biasanya yang teler itu bukan Opung, tapi kita..kita….Saya terkagum kagum…ini adalah contoh nyata tentang bagaimana efek dari berolah raga dan hidup sehat.
Pagi itu….saya diberikan suntikan semangat baru untuk hidup secara sehat, dan menjadikannya sebagai cara hidup saya, bukan untuk menjadikan bonus dari hidup sehat itu, sebagai tujuan saya. Saya semakin mengerti sekarang jika selama ini banyak orang yang mengejar efek dari hidup sehat itu,antara lain awet muda, ramping, kencang, bebas penyakit dan pegal pegal dan untuk mendapatkan efek itu sebagian orang melakukannya dengan berbagai upaya. Tapi…lupa yang paling penting adalah bukan hasil dari hidup sehat itu, tapi hidup sehat itu sendiri. Perbedaannya sangat besar antara hidup sehat, serta menjadi awet muda..menjadi ramping…menjadi kencang…..Jelas beda juga cara berpikir si orang tadi.Segala sesuatu yang instan di zaman modern sekarang pun membuat segala nya bisa dibikin instan, salah satunya adalah urusan penurunan berat badan. Badan besar tiba tiba bisa saja jadi ramping dalam hitungan hari dengan sedot lemak misalnya. Saya tidak terlalu paham dengan prosedurnya, tapi ada salah satu dari rekan ibu saya, yang ramping tiba tiba karena sedot lemak, yang mengakibatkan dia mengalami serangan jantung dan kemudian meninggal secara tiba tiba, entahlah….walaupun tidak secara tiba tiba, tapi saya tetap berkeyakinan, akan lain ceritanya jika teman ibu saya itu berolah raga dan berdiet sehat untuk menurunkan berat badan. Selain itu contoh yang lain adalah keluarga kami sendiri,Kebetulan kami adalah keluarga besar, saya punya 11 keponakan , dan sebentar lagi saya punya 12 keponakan, dalam sebulan kami bisa kumpul kumpul dan makan makan untuk merayakan ulang tahun mereka, bisa dua atau tiga kali, seperti biasa jika kami berkumpul makan, hidangannnya sangat tidak ramah bagi kami kami yang sudah “berusia” , dan rata rata ipar ipar saya adalah pengidap kolesterol tinggi, untuk menyiasatinya mereka meminum “pil ajaib” dulu..yang katanya bisa turunkan kolesterol, tapi..pil ajaib itu juga tidak terlalu ajaib, karena salah satu ipar saya terserang stroke ringan diakibatkan tekanan darahnya yang tinggi , serta kolesterol yang sudah melampaui batas normal. Jadi memang semuanya itu tidak bisa hanya menggunakan cara pintas, hasilnya tidak “memuaskan”, karena hanya berorientasi pada hasil, bukan prosesnya. Padahal justru pada proses yang baik dan sempurnalah yang menjadikan hasilnya baik , saya rasa tidak ada cara lain yang bisa menghasilkan roti yang sempurna jika adonannya tidak dicampur dengan baik, diuleni, kemudian baru dipanggang…kalau langsung dipanggang…pastinya gak bakal jadi roti.
Jadi…saya sangat bersyukur, jika selama ini cara saya dalam usaha untuk hidup sehat, sudah pada tempatnya, hanya saja…memang tidak selalu optimal. Kadang saya nyerah juga sama lingkungan sekitar, ataupun pada keinginan diri sendiri…, nonton sampai menjelang pagi..hingga keesokan harinya badan terasa lemas gak karuan, hingga olah raga pun sudah bukan prioritas lagi, nyerah pada godaan lidah, ketika saya sedikit membebaskan diri pada makanan saya. Gak apa apa lah sekali sekali…hidup harus dinikmatin…batin saya, demi menentramkan suara hati saya yang merasa bersalah. Memang benar…hidup harus di nikmatin , tapi juga harus bijaksana..coz sekalinya kita terbawa slogan untuk menikmati hidup , kita akan lupa  berkarya dalam hidup. Dan hidup tidak akan penuh dan optimal jika terhambat oleh kenikmatan sesaat.         
Jangan takut akan proses, yang sebagian orang bilang itu adalah lambat..tidak efisien, namun karena  berproseslah segala sesuatunya menjadi sempurna, jangan lupa untuk berusaha berpikir secara positive dan dalam, tidak dangkal hanya untuk melihat hasil, tanpa peduli bagaimana cara meraihnya. Itu adalah langkah awal yang besar bagi kita untuk optimal dalam menjalani hidup.
Saya bersyukur melihat contoh nyata dalam hidup saya, bagaimana seseorang bisa begitu bugar, sehat, bahagia, bergairah dalam menjalani kehidupannya.  Mustahil jika Opung dalam hidupnya tidak memiliki banyak masalah, secara juga dia telah menjanda lama , namun cara dia menghargai raganya dengan menjaganya secara baik, maka sang jiwa pun tentram dan tenang tinggal dalam raga yang tahu menghargai hidup.Ketika pikirannya tenang dia dapat berkarya optimal untuk bisa membimbing anak anaknya dan kami murid muridnya.
Ayo…tarik nafas…tahan…1,2,3,4,5,6,7,8, keluarkan…..pelan pelan…., ok…itu satu set tinggal berapa lagi…?! 7 set lagi…ayo , jangan loyo…tangannya jangan salah, pinggang lurus…Begitu deh cara Opung ngajar..suaranya????jangan ditanya menggelegar tanpa ampun…. Begitu 1 pose selesai dengan 7 kali set, Opung ketawa di depan, enak….???? Ayo..jangan loyo, gak asik dilihatnya, Ayo goyang Cihuiiii….!!!!!
Thx Opung..buat semangatnya , hingga  kami berharap kelak bisa menjadi tua dan cihuii…! Seperti Opung
HORAS…..!!!!

Jumat, 24 Juni 2011

Perjalanan Panjang


Tidak terlalu menyenangkan bagi saya untuk menulis ini , ruwet, mumet,pusing, dan segala hal yang menyedihkan, dan menyakitkan akan terangkat jika saya menulis akan hal ini. Secara…saya juga gak mau gegabah dan sok tahu, karena saya “orang baru “ dalam kehidupan berkeluarga , Agustus nanti kami baru memasuki usia pernikahan yang ke empat tahun dan perjalanan saya masih sangat panjang…., bukan cuma panjang tapi juga jalannya mungkin berkelok, berbatu, dan “berjurang”. Saya memang harus menyiapkan tenaga, perbekalan,strategi, untuk bisa selamat dalam perjalanan ini, dan begitu juga dengan pasangan hidup saya, dia juga musti mempunyai perbekalan didalam perjalanan kami. Jangan sampai kami kekurangan perbekalan, jangan sampai dia lupa membawa perbekalan yang tidak saya bawa dan sebaliknya. Jangan sampai perbekalan yang kami bawa terlalu berat, sehingga menghambat perjalanan kami. Jangan sampai kami berdebat terus soal arah mana yang akan kami ambil jika ada  jalan yang bercabang . Jangan sampai kami berjalan terpisah. God pls help us…..
Teman saya , bercerita tentang bagaimana pengkhianatan sangat mempengaruhi kehidupan keluarga nya. It will never be the same again….katanya, saya sedih mendengarnya, Dua teman saya di khianati oleh pasangannya masing masing. Hati saya remuk  mendengarnya. Yang satu di khianati oleh suaminya, yang satu di khianati oleh sang istrinya. Sekarang mata saya melek, ternyata soal selingkuh itu bukan cuma urusan para artis yang punya banyak uang dan tampang yang  aduhai, bahkan “orang biasa” seperti saya yang benar benar biasa pun bisa juga terjangkiti “penyakit itu”.
Menjalani kehidupan sebagai sepasang suami istri itu memang gak pernah mudah. Gak seindah seperti waktu pacaran dulu dan banyak pula yang berujar , bahwa sikap pasangan kita yang sekarang, juga berbeda jauh ketika semasa berpacaran dulu. Tentu saja ,saya pun mengalami “kebenaran” kalimat tersebut, suami saya memang berbeda dibandingkan ketika sedang berpacaran dengan saya dulu.Kebanyakan dialah yang selalu menunggu, kalau dia menjemput saya sewaktu kami pacaran, tapi dia tak pernah mengeluh, kalau ditanya apa sudah nunggu lama atau belum pasti jawabnya, gak kok belum terlalu lama, tapi kalau sekarang, dia akan bilang, ayo…tinggal 5 menit lagi jangan sampai telat, dan kalau lebih lama dari itu,biasanya dia akan menggerutu atau minta pulang duluan.Dulu…kalau mau ngajak pergi atau makan, dia pasti bilang, terserah kamu deh, aku ikut aja..pilihan kamu pasti bagus. Sekarang, kalau saya bilang kesini ya…, dia bilang next time aja deh. Dulu…dia selalu menyimak kata kata saya dengan seksama, sekarang…saya terkadang harus mengulang dua atau tiga kali , karena dia lebih berkonsentrasi pada buku atau pada tv.Tapi kalau dipikir pikir, saya juga berubah ketika saya masih pacaran dulu, sama dengan saya yang sekarang.Dan perbedaannya juga jauh banget. Saya ingat dulu hampir setiap hari kalau saya pulang kantor, dia selalu jemput saya, sebelum saya bertemu dengannya, saya  memastikan diri saya “tak bercela” palingan poles bedak sedikit or kasih minyak wangi sedikit, biar gak terlalu malu maluin lah… Kalau sekarang…boro boro, apalagi saya sudah punya anak, cuma kalau mau pergi aja, saya moles bedak, dan pake minyak wangi, selebihnya saya tampil seadanya.Dulu…kalau dikasih hadiah sama dia, dengan tulus hati saya selalu bilang makasih ya…gak perlu repot repot deh, sekarang kalau dia kasih hadiah, jawaban saya kadang terlontar kalimat seperti ini…Kok..yang ini? Kan ada yang lebih bagus dari pada yang ini? Dulu…kalau dikasih tahu tentang sesuatu, saya bener bener nyimak ,sekarang tanggapan saya pasti selalu berusaha untuk membenarkan apa yang saya lakukan, dan bersikeras, ujung ujungnya keluar kalimat..kalau gak suka kerjain sendiri aja deh. Dulu…kalau dia sedang memperhatikan saya, saya akan tersipu sipu, sekarang…saya akan nanya sama dia, kenapa liat liat, apa saya pake baju terbalik?Dulu..kalau ada hal yang lucu saya palingan mesem mesem doank, sekarang kalau ada yang lucu saya bakal ketawa ngakak, saya pikir dia pasti ketakutan kalau pas pacaran denger saya ketawa.Weleh..weleh..gak usah ngomong soal pasangan kita yang berubah deh, ternyata diri kita sendiri juga berubah, berubah drastis malah .Kesannya memang perubahan yang remeh temeh, tapi kalau dipikir pikir efeknya gede juga.Suami saya yang sangat menjunjung tata bahasa yang baik dan sikap sopan santun ala orang “saudara tua”, pastinya bakalan mikir puluhan kali buat nikahin saya, kalau dari awal sudah tahu kalau saya seperti “ini “. Tapi siapa juga yang bisa menjamin jika kami bersama dengan orang yang berbeda maka hidup kami akan lebih berwarna, lebih bahagia, dan lebih mudah? Yah..banyaklah kekurangan saya dimata suami saya, demikian juga kekurangan dia dimata saya, istrinya.
Kalau  kita lagi berantem atau diem dieman biasanya yang kepikiran cuma jeleknya aja, padahal kalau saya lagi waras, saya tahu kok suami saya itu banyak kelebihannya.Dia seorang Papa dan suami yang mengasihi keluarganya. Saya juga gak pernah terbayang kalau menjadi sepasang suami istri itu, bisa ribut besar hanya gara gara hal hal yang dulunya saya anggap sepele.Pernah kami akhirnya tidak menghadiri pernikahan seorang teman, karena soal pakaian, suami saya tidak setuju saya memakai pakaian “itu”, sementara saya, tidak mau mengenakan pakaian yang dia mau, untuk saya pakai.Kalau dipikir akal sehat, suami saya benar, resepsi di bandung itu lumayan jauh, jadi pakaian harus confi, tapi saya tetap keukeh dengan kebaya saya, padahal ada jalan tengah supaya bisa win win solution , tapi..ya begitulah, akal sehat, kebaikan, ketulusan, kebeneran tidak akan dipandang jika ego yang bermain. Saya juga tidak pernah terbayang jika kami bisa berselisih paham, hanya gara gara kata “awas”, padahal waktu itu konteksnya kami sedang bercanda.tiba tiba saja dia diam, dan bilang kalau paling gak suka denger orang mengancam…apalagi saya sebagai istri, mengancam suami…bisa gila,pikir saya, kok gini aja bisa jadi marah. Tapi belakangan saya sadar bahwa berbahasa , bagi dia adalah salah satu cara untuk menghormati keberadaannya sebagai suami.Terus terang kami banyak kali bermasalah dalam berbahasa dan berkomunikasi,saya sampai pusing…, saya yang tipekel orang”asyik aja” gak masuk di akalnya, demikian juga sebaliknya, bagi saya cara dia terlalu kaku . Dia mengkritik gaya bertelpon saya , yang kalau angkat telpon, langsung nyerocos tanpa basa basi , tanpa ada kata kata halo, saya pikir, toh saya tahu siapa yang telfon saya,saya tidak mungkin melakukan itu seandainya nomer nya tidak ada dalam list saya, atau dia bilang saya terlalu banyak memakai kata kata tidak sopan, seperti gue …elo…, tidak sopan? Waduh….saya seperti menikahi seorang guru bahasa Indonesia yang kapan saja dan dimana saja bila bertemu selalu menguji muridnya .Dan saya pun mulai berpikir apa saya bisa lulus? Dan bagaimana seandainya saya tidak lulus?
Itu adalah salah satu perjuangan kami sebagai sepasang suami untuk bisa menempuh perjalanan kami . Jangankan kami yang usia pernikahannya baru seumur jagung, orang tua saya saja, sampai sekarang masih pada suka “keheranan dan kerepotan” menghadapi pasangannya masing masing, juga masih berselisih paham, sampai sampai saya gak ngerti apa sih yang diributin secara 3 anaknya sudah mandiri semua, tapi memang seperti itu mungkin, pernikahan yang merupakan  perjuangan dan pelajaran seumur hidup.Berjuang mempertahankan cinta, yang dulu menyatukan kami dalam ikatan pernikahan, dan pelajaran untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bertanggung jawab dalam mempertahankan janji kami dihadapan Tuhan.
Banyak alasan memang yang menyebabkan janji yang telah diucapkan sebagai sepasang suami istri itu bisa terkhianati.Tekanan akan kebutuhan hidup yang bertambah adalah salah satunya.Baik suami atau istri berputar bak angin puting beliung, untuk berusaha menyelesaikan segala sesuatunya, segalanya dianggap paling penting, kecuali kebutuhan mereka untuk bisa saling mengerti, saling berbagi, saling mencintai dan saling memenuhi  kebutuhan mereka sendiri sebagai suami istri. Sehingga tanpa sadar, salah satu atau bahkan keduanya merasa terabaikan. Berbicara hanya seputar topic topic yang aman, masing masing mempunyai sandinya untuk tidak pergi kearah yang “berbahaya”. Lebih banyak membicarakan kejadian yang sedang happening ketimbang menyelesaikan masalah “yang dikubur rapat rapat”. Bahkan , ada yang lebih baik tidak berbicara antara satu dan lainnya karena jika mereka saling membuka mulut ,yang ada malah saling berteriak, menyalahkan dan saling kritik antara satu dan lainnya.Berkomunikasi dengan baik menjadi barang mahal buat suami istri, padahal itu adalah salah satu kunci, agar pasangan bisa saling mengerti antara satu dan lainnya. Pada awalnya itu juga yang terjadi pada kami,kalau berbicara , ujung ujungnya saling serang.Setelah saya cermati , masalah kami adalah lebih dibanyaknya gaya kami berbicara, karena perbedaan umur yang cukup jauh, lingkungan yang masing masing membentuk kami, adalah beberapa factor yang menghambat kami dalam berkomunikasi.Saya tidak bisa terus mempertahankan gaya saya kalau berbicara , jadi saya putuskan untuk berbicara dengan gaya “dia” kalau berbicara dengan dia, tapi….tetap bisa beramah tamah dengan teman teman saya dengan gaya saya, dan…akhirnya kritikan dia tentang gaya saya berbicara pun mereda, walaupun masih ada..tapi saya bisa dengan waras menanggapinya, sekarang jika dia melakukan hal itu, saya menganggapnya sebagai suatu input bukan sebagai suatu serangan.Faktor kepercayaan pun mau tidak mau , terbangun karena adanya komunikasi yang lancar.Sulit untuk bisa saling percaya,dan memahami, jika tidak bisa berbicara satu dan lainnya.
Pernikahan yang bahagia memang tidak bisa jatuh, gubbrak….dari langit! Tapi ada prosesnya, harus diusahakan, harus diperjuangkan , harus tetap dijaga nyala api nya jangan sampai padam, harus dirawat , dan harus berani berinvestasi . Pernikahan adalah berkat dari Tuhan, bagi kami berdua, Pernikahan ini adalah sarana bagi kami untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.Pelajaran kami seumur hidup.Salah salah dikit, wajarlah, secara kita juga bukan malaikat.Berantem berantem sedikit wajarlah ‘kan kita adalah dua orang yang berbeda, selain itu jenis kelamin kita juga kan berbeda, he..he.., dari situ aja kita sudah punya “modal” buat berbeda pemikiran .Selain itu tidak ada salahnya juga jika meminta saran dari pakar ataupun konseling pernikahan jika ada sesuatu yang kita rasa berat untuk bisa dipecahkan berdua.Atau sekarang banyak media, majalah keluaraga, ataupun media online yang bisa dipergunakan untuk mencari solusi seperti contohnya http://webkonseling.blogspot.com , atau bisa juga pada pemuka agama. Dirak buku saya ada sebuah buku menarik, buku ini saya dapatkan ketika sedang ada pameran buku, karena harganya murah banget dibandingkan dengan tebal bukunya yang mencapai 619 halaman ,ya saya beli…, tapi saya belum pernah menyentuh dan membacanya, tapi karena kemarin anak saya bermain main dirak buku saya, buku ini jd menarik saya untuk membacanya, terlebih karena cerita dari teman saya tentang pernikahannya.Judulnya 7 rahasia pernikahan yang bahagia ditulis oleh Margery D.Rosen, dia adalah seorang konselor pernikahan, dari banyaknya kasus yang dia tangani , dia merangkum, ada nya 7 hal yang harus diperhatikan untuk bisa mempertahankan pernikahan yang langgeng, serta memuaskan
1.Berkomunikasi, untuk berbicara dari hati kehati demikan juga secara nalar
2.Saling percaya, supaya kita berdua merasa aman secara emosional, seksual, intelektual, dan spiritual
3.Mengungkapkan perasaan marah dan menyelesaikan masalah secara efektif
4. Menyeimbangkan masalah kekuasaan dan kendali bukan cari dan merasa Who’she boss
5.Pandai mengelola Keuangan, karena gmana pun hidup perlu pake uang , jadi harus pintar kelola keuangan, kalau gak mau perang tiap hari
6.Menjaga agar gairah dan cinta kasih tetap hidup ,karena gairah dapat diperbaharui, dan seks ada di dalamnya, yang merupakan perayaan cinta antar dua insan.
7. Bekerja sama, untuk menjadi pendamping yang baik dan memprioritaskan hubungan dalam pernikahan, untuk itu hendaknya kita dapat menyediakan waktu untuk saling memperhatikan , dan saling berbagi.

Banyak orang yang mengibaratkan ini dan itu tentang pernikahan, bagi saya pribadi, pernikahan itu adalah ibarat perjalanan panjang, bersama dengan pasangan hidup kita, dan saya harus bergaul akrab dengan teman seperjalanan saya, agar kelak kami bisa sampai pada tujuan kami . Untuk bisa akrab , saya harus memahami dia, dan dia harus memahami saya, itu tidak akan bisa terjadi jika kami tak saling berbicara dari kedalaman hati, dan kejernihan akal pikiran. Sehingga , ia atau saya merasa tidak perlu mencari orang lain yang kemungkinan berpapasan dengan kami dalam perjalanan.

Selamat menempuh perjalanan panjang , jangan lupa untuk tertawa dan bersenang senang ya…
Tuhan menyertai kita

Kamis, 23 Juni 2011

Tanya Sang Anak


Konon, pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak perempuan

Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang Ibu
Ibu..Mengapa aku dilahirkan oleh seorang wanita?
Sang Ibu menjawab, Karena Ibu lebih kuat dari Ayah!
Sang anak terdiam dan berkata, Kenapa begitu?

Sang anak pun bertanya pada sang Ayah
Ayah..kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab, karena ibumu seorang wanita
Sang anak kembali terdiam

Dan sang anak pun kembali bertanya
Ayah Apakah aku lebih kuat dari Ayah?
Dan sang Ayah menjawab, Ya..engkau adalah yang terkuat
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerutkan dahinya

Dan diapun kembali melontarkan pertanyaan yang lain
Ayah apakah aku lebih kuat dari Ibu?
Ayah kembali menjawab. Iya kaulah yang terhebat dan terkuat
Kenapa Ayah, kenapa aku yang terkuat?
Sang anakpun kembali melontarkan pertanyaan


Sang Ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan
Karena engkau adalah buah dari cintanya
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan diam
Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu

Dan kau adalah segalanya buat kami
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami
Tangismu adalah air mata kami
Dan cinta mu adalah cinta kami

Dan sang anakpun kembali bertanya
Apa itu cinta, Ayah?
Apa cinta itu Ibu?
Sang Ayah dan Ibu pun tersenyum
Dan mereka pun menjawab
Kau…
Kau adalah cinta kami, sayang….

Khalil Gibran


Jumat, 17 Juni 2011

POLA

Hal apa yang paling berharga/ yang membuat paling bahagia  dalam hidup? Jawabannya pastilah berbeda beda antara satu orang dengan orang lainnya, namun…secara general kesehatan adalah salah satu dari sekian banyaknya jawaban kita, saya pribadi pun menempatkan kesehatan sebagai sesuatu yang berharga dalam prioritas kehidupan saya, karena kesehatan saya adalah pendukung utama untuk saya dapat menikmati keberhargaan dalam hidup saya . Seminggu yang lalu kami sekeluarga dikejutkan oleh berita dukacita , karena seorang teman dari ibu saya, yang nota bene jauh lebih muda, meninggal secara mendadak. Ketika ia selesai berbicara, dan tiba tiba saja, ia terduduk dan tidak ada, terlepas dari memang sudah waktunya beliau untuk merampungkan karyanya didunia, mau tidak mau saya pun mengingat dan mengenang bagaimana beliau semasa hidup. Seingat saya dia adalah sosok pribadi yang cukup bersosialisasi, memiliki wajah yang manis, dan tubuh yang lebih besar dibandingkan para ibu lainnya. Namun terakhir kali saya melihat dan bertegur sapa denganya, ia terlihat jauh lebih slim, perubahannya sangat drastis, sampai sampai saya tidak bisa mengenalinya.Beliau memang kehilangan bobot sampai 20 kg. Peristiwa ini mengingatkan saya, tentang kematian dua orang om saya. Yang satu terjadi ketika saya masih kecil, ketika acara keluarga tiba tiba saja beliau terjatuh..dan kemudian dinyatakan tidak ada oleh dokter setempat, dan yang satu lagi, om saya terjatuh di kantor, kemudian koma , dan menjelang beberapa minggu pernikahan saya beliau dinyatakan meninggal.  Om saya yang pertama, memiliki obesitas dan jantung, om saya yang kedua memiliki sakit gula yang cukup akut. Kedua om saya itu masih muda ketika peristiwa itu terjadi.Semua itu membuat keluarga yang ditinggalkan luar biasa downnya,  mereka bahkan harus mencubit pipi mereka sendiri, untuk meyakinkan diri mereka , bahwa kejadian tersebut bukanlah mimpi, tapi suatu hal yang nyata, walaupun mereka berharap bahwa itu , sekedar mimpi buruk.
Hal ini selalu menjadi pelajaran pahit buat saya, dan juga buat keluarga yang ditinggaalkan untuk kita dapat memanfaatkan kehidupan secara bijaksana, dan juga memelihara kesehatan dengan baik. Secara kita adalah mahluk social, jika terjadi sesuatu dengan kita, pastinya itu akan berimbas pada orang orang sekitar kita, paling tidak bagi keluarganya. Setelah saya menjadi seorang mama, saya jadi orang yang sungguh berbeda, dalam hal memandang kesehatan, sewaktu belum dikaruniai anak, saya menganggap kesehatan itu hal yang sepele dan dapat dibeli dimanapun. Tapi semenjak saya memiliki anak, saya tahu betapa berharganya sehat itu, apalagi sebagai mama baru, saya tidak boleh sakit, hal itu akan menyulitkan kami sekeluarga dan secara tidak langsung mengganggu proses tumbuh kembang anak saya. Memang tidak dapat dipungkiri, selama kita hidup, mau tidak mau kita harus “berteman “ dengan penyakit, tidak bisa tidak sesekali kita pernah sakit, tapi itu tidak membuat kita lalu menyerah dan berpasrah dan memperlakukan tubuh ini sebagai sarang penyakit. Hidup berkualitas adalah cita cita saya, dalam hal apapun, secara rohani maupun jasmani, menjaga kesehatan adalah cita cita saya untuk hidup berkualitas secara jasmani.
Memang ironis sekali kemudahan hidup zaman sekarang, justru membuat sulit orang untuk hidup sehat dan layak. Segala sesuatunya menjadi sangat permisif, akan batas jelas boleh dan tidak, semua dikemas dalam kemasan yang baik sekali, sampai sampai orang tidak tahu apakah itu memang layak untuk dimakan, dilekatkan dihirup , dan ditaruh pada tubuh. Makanan cepat saji, menjadi makanan bergizi dan praktis buat keluarga, sampai sampai ada orang yang bilang, untuk tidak perlu melelahkan diri dalam hal memasak, karena bisa langsung telephone dan makanan siap diantar, tidak perlu meracik, tinggal goreng, tinggal rebus, tinggal seduh, tinggal kukus. Dulu awal awalnya si bibi sampai bingung luar biasa…karena dirumah kami kalau masak tidak pakai bumbu penyedap, karena bagi saya ( garam dan gula) dicampur, telah menjadi sama gurihnya seperti penyedap, dia pun sempat tidak berselera makan , karena telah terbiasa makan dengan sentuhan “magic”, seorang kerabat berbangga hati karena telah menyediakan sarapan pagi yang cepat dan praktis serta bergizi bagi semua anak anaknya, dan bingung melihat saya , masih memasak makanan buat anak saya, secara dia bilang kan ada yang praktis, kenapa pilih yang susah? sampai sampai saya merasa jadi yang aneh karena tidak ikutan tend . Padahal saya tahu dan banyak orang lain juga tahu bahwa kepraktisan itu terjadi karena banyaknya bahan bahan artificial yang tidak layak dikonsumsi , nilai gizinya tidak sebanding dengan yang fresh kita beli dari pasar , dan yang jelas kepraktisan itu praktis membuat  hidup pun lama lama jadi “praktis”.
Itu baru soal pola makan, belum lagi soal  pola hidup yang katanya orang zaman sekarang jauh lebih dimudahkan karena fasilitas yang bisa memudahkan orang untuk mempunyai hidup yang lebih berkualitas.Mau tampil langsing tinggal suntik, mau putih tinggal oles, mau apapun bisa cin…asal ada duitnya, karena pada dasarnya setiap orang pasti maunya tampil cantik dan menarik.Gak ada yang mau tampil seadanya. Jadi , banyak orang rela untuk mengeluarkan jutaan rupiah demi mendapatkan penampilan yang aduhai .Selama  proses hamil, dan melahirkan dan menyusui, saya sangat tidak mempedulikan penampilan saya, sampai suatu saat saya harus kembali mendampingi suami pada pernikahan kerabat, dan banyak yang gak kenalin saya, saking  saya acakkadulnya. Minder banget rasanya, dan saya  tekad untuk memperbaiki tampilan fisik saya, memang  cara cara instan pun terbersit oleh saya supaya cepet, tapi seperti saya bilang, instan itu pake uang besar, sementara sekarang saya ibu rumah tangga tak berpenghasilan, saya harus pintar menyiasati uang suami , belum lagi kami baru mempunyai seorang anak, rasanya sayang kalau musti pake uang untuk “robah penampilan”, akhirnya saya mencoba cara yang murah, yaitu atur pola makan, olahraga, sama mencoba banyak bergerak, istilahnya hidup aktif.Wah..bener benar perjuangan, terutama soal pola makan, mengekang  mulut ini never been easy, uuuhhhh …….namun akhirnya berhasil juga, bonus lainnya saya juga lebih merasa sehat, jarang marah,lebih happy, dan nambah banyak pengetahuan soal kesehatan, karena saya banyak baca dan mencari cari informasi soal info kesehatan, nutrisi, dan segala macamnya.Tentunya saya tidak akan merasa seperti itu jika saya menempuhnya dengan cara yang instan. Ada seorang ibu, yang karena pinginnya kurus ia minta suntik kurus….memang berhasil, tapi rambutnya jadi rontok, dan yang lebih bikin dia gemes, badannya balik lagi dengan ukuran yang jauh lebih besar dari sebelumnya, ada teman saya, yang mau langsing sampai minum pil pil, yang bikin perutnya jadi kembung dan kena maag akut, sampai harus masuk rumah sakit, Cara yang instan itu selalu punya slogan gain with out pain , padahal jika kita mau aktif bergerak pasti cita cita kita akan berhasil, tidak mungkin tidak, dan slogannya pun tetap sama malah dapat bonus dibelakangnya : gain with out pain and healthy .Jangan kira setelah kita pulang kerja, dengan tubuh yang lelah sama dengan lelahnya ketika kita berolahraga, penatnya tubuh justru karena kita “tidak bergerak” , tidak percaya?, berangkat kerja pakai mobil, sampai kantor naik lift, sampai meja kerja duduk terus sampe jam istirahat, dari makan sampai minum sudah disediakan OB, istirahat makan siang males turun   coz kerjaan numpuk dan cuaca kalo gak panas banget ya ujan….pulang kerja ada janjian sama temen, makan malem plus nonton, sampai rumah “dah cape bgt” trus tidur…keesokan harinya kejadiannya gak jauh jauh dari itu juga, weekend tiba, dan seharian molor coz, capenya luar biasa,dan begitu senin masuk kantor badan bener bener gak keruan rasanya..seems so familiar ? Semunya bisa dirubah kok, dengan sedikit usaha. Misalnya parkir atau berhenti di halte yang agak jauh dari kantor, sehingga paling gak membuat kita untuk “terpaksa jalan “, trus ketika naik lift usahakan turun di dua lantai sebelum kantor kita, seandainya perlu sesuatu dikantor, entah perlu makan siang, minum atau apapun, jika kita tidak terlalu sibuk, usahakan untuk  kerjakan semuanya sendiri, sehabis makan siang, usahakan untuk bergerak seperti berjalan disekitar lingkungan kantor, kalau panas? Or hujan? Ya didalam kantor aja.Dan ketika weekend tiba, usahakan bangun lebih pagi untuk berjalan, berlari, bersepeda, berenang, bererobik, silahkan pilih sendiri olah raga apa yang cocok buat kita, saya rasa itu sudah cukup…tak perlu jadi member gym yang mahal, dan Cuma datang seminggu dua kali, atau bahkan seminggu sekali.Usaha itu tidak hanya berpengaruh pada stabilnya berat badan, tapi sebagai bonus tidur kita pun pasti lebih nyenyak ,serta badan tidak terlalu penat.
Dan yang paling berpengaruh adalah pola pikir kita, karena katanya yang paling berbahaya adalah pikiran, makanya ada istilah positive thinking dan negative thinking. Paling menyenangkan memang berada disisi orang yang positive, dibandingkan yang negative, secara auranya jg beda.Jadi…kalau orang disekitar kita aja tau mana orang yang positive atau orang yang negative, apalagi tubuh kita sendiri???? Kalau kita orang yang negative an..pasti terlihat jelas diraut muka dan kesehatan kita. Memandang hidup dari sisi yang ribet melulu, sulit untuk disenangkan, terlalu banyak menganalisa yang gak jelas juntrungannya, melihat orang salah mulu, pujian susah banget keluar dari mulutnya, gak bisa nikmatin hidup kecuali ada mobil mewah turun dari langit, gimana gak bikin darah tinggi melonjak cepet banget, dan yang pasti stress datang dan tetap tinggal dalam dirinya, waduh….saya gak mau ah jadi orang kayak gitu. Pastinya kita semua yang waras pingin jadi orang positive…tapi terus terang jadi orang positive itu perlu latihan yang terus menerus, sama seperti olah raga, pikiran kita pun perlu diolah supaya gak jadi tempat sampah yang jadi sumber dan sarangnya penyakit.
Ada awal ada akhir,dalam hidup, itu pasti….but in between it would be better jika kita benar benar hidup secara berkualitas. Salah satu cara buat kita menghargai hidup dari Tuhan, tidak sembrono dan takabur dalam menjaga kesehatan, sepertinya jika kita memperlakukan tubuh ini semau gue, itu sah sah aja, secara ini kan badan kita, padahal konsekwensinya panjang dan menyedihkan. Saya percaya dengan menerapkan pola makan, pola hidup aktif dan pola pikir yang baik tubuh kita pun akan sangat mencintai kita, hasilnya pastilah hidup yang lebih berkualitas. Body kita ini satu satunya, gak seperti body mobil yang bisa dicari di bengkel or show room mobil, harus dirawat baik baik, sehingga pikiran kita terang dan kita dapat berkarya dengan optimal. So..kalau pola nya masih berantakan ayo..kita perbaiki sama sama supaya menjadi pola yang cantik dan menarik

Senin, 13 Juni 2011

I will survive


Salah satu dari teman saya sedang patah hati, dia baru putus dengan pacarnya. Saya bisa saja nyengir dengar soal itu, karena saya merasa sudah naik kelas, dalam artian saya sudah mengalami hal serupa itu. Tapi back then…ketika saya sedang patah hati saya sama sekali gak bisa nyengir. Jangankan nyengir ngeliat orang ketawa aja saya nyinyir.
Ngomong ngomong patah hati, saya tiga kali mengalaminya.dan setiap saya patah hati, temperamen saya buruk……..sekali , kalau diingat ingat kasian orangtua saya. Biasanya saya  mogok makan, mogok ngomong, yang saya lakukan adalah berdiam diri dikamar, biasanya nangis…., mengasihani diri sendiri, why…why…why me??, pertanyaan yang berharap rumput hijau dapat menjawab. Tapi tentu saja rumput hijau tak dapat menjawabnya, siapapun tak dapat menjawabnya, hanya waktu yang akhirnya membawa kebijaksanaan dalam rangka menjawab segala pertanyaan saya. Saya bahkan  memiliki teman yang dulu sampai masuk rumah sakit karena sedih sekali memikirkan urusan pacar…namun sekarang dia akan tertawa kalau diungkit ungkit soal “cerita tak masuk diakal itu”, kini dia dapat tersenyum dari hati , karena telah dikaruniai seorang putri yang cantik .
Yang paling membuat saya paling down adalah putus cinta saya yang kedua, he..he..kalau orang selalu bilang yang pertama selalu paling …., maka saya pribadi merasa bahwa pengalaman saya yang kedua itu yang “tersakit”. Butuh waktu dua tahun untuk bisa “normal lagi”. Kalau yang ketiga adalah pengalaman putus cinta yang paling “ tidak tepat waktu” karena kami putus disaat saya tengah berulang tahun yang ke 27 benar benar pada hari Hnya  ( Such a good present ) padahal saya  tengah dikejar umur untuk menikah  , biasalah perempuan jam biologisnya berdetak lebih keras 4 kali lipat dibandingkan para lelaki itu. Sementara putus cinta saya yang pertama adalah yang “terbaik” karena akan banyak pihak yang sedih kalau kami bersama, jadi….saya lebih santai ngadapin yang pertama.
Untungnya tidak ada yang ke empat, orang tua saya berperan banyak dalam ini, mereka pasti doa puasa supaya saya bisa berlabuh dengan yang ke empat ini.  Ya…akhirnya kami memang menikah, setelah saya tiga kali mengalami patah hati. Sekarang ….ketika pengalaman hidup saya itu mulai sedikit samar samar karena tertutup sinar kegembiraan dan kekinian,pengalaman dari seorang teman mengingatkan lagi saya akan pengalaman yang pernah saya alami ketika saya “muda”.
Saya mencoba merenung, apa yang membuat saya sedemikian sedih,terutama untuk putus cinta saya yang kedua. Ternyata jawabannya adalah ilusi. Saya berandai andai…andai begini, pasti ceritanya gak begini, andai begitu , pasti ceritanya gak begitu….ilusi…, tak mau menerima kenyataan apa adanya. Saya berilusi, hidup bahagia dengannya, padahal kenyataan hidup sama sekali tak memperbolehkan, tak mengizinkan, bahkan tak layak. Istilahnya saya rela hidup “ dineraka” asal bersamanya, walaupun dineraka akan terasa seperti disurga…jika saya bersamanya. Betapa anehnya ilusi saya. Siapa juga yang bisa hidup bahagia dalam neraka….????? Saya sampai terkekeh sendiri ketika menulis ini. Saat itu saya bahkan mengeyampingkan kebahagiaan saya sendiri,saya bahkan rela menangis asal dapat membuatnya tertawa, saya membenci diri saya sendiri jika saya membuatnya tidak happy. Ternyata disitu pula letak kesalahan saya. Karena saya tidak akan bisa memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun, jika saya tak bisa mencintai diri saya sendiri…Hubungan dengan diri saya sendiri merupakan pola utama dari mana pola lain bersumber, mencintai diri kita sendiri merupakan syarat mutlak untuk menciptakan hubungan sejati yang berhasil dengan orang lain.Mencintai diri sendiri itu bukan gak mau liat orang,bukannya egois tapi memperhatikan keinginan dan kebutuhan kita sendiri dan menghormatinya.Karena mencintai diri sendiri merupakan cara terbaik untuk belajar cara mencintai orang lain.Contoh kecilnya adalah kita memakai baju hangat dikala kita kedinginan dan minum obat dikala kita sakit. Kalau kita sakit tapi kita gak mau minum obat rasanya…seperti  orang bodoh bukan???????
Untunglah saya sudah melewati masa masa itu, dan survive……( terima Kasih Tuhan ) saya berharap teman saya yang sedang mengalami patah hati ini pun dapat melewatinya dan dapat survive, dan esok hari dapat menertawakan dirinya sendiri…karena telah begitu rendah memandang kebutuhan dirinya sendiri serta memandang ilusi sebagai suatu hal yang sepertinya nyata.
Just save our love for someone that really love and care for us, someone that we might not afraid if we are going to live reality with him ,seseorang yang  tidak kita takuti jika kita menjalani kenyataan hidup bersamanya, bukan sekedar ilusi semata.
don’t be so sad…semua orang pasti mengalami hal seperti ini, saya juga ..just wait and see and sing ….everything gonna be all right and YOU Will SURVIVE
Cheers….


I Will Survive
by Gloria Gaynor

At first I was afraid, I was petrified
Kept thinkin' I could never live without you by my side .But then I spent so many nights thinkin' how you did me wrong
And I grew strong and I learned how to get along.And so you're back from outer space
I just walked in to find you here with that sad look upon your face
I should have changed that stupid lock, I should have made you leave your key
If I'd have known for just one second you'd back to bother me
* Go on now, go walk out the door
Just turn around now 'cause you're not welcome anymore
Weren't you the one who tried to hurt me with goodbye
Did you think I'd crumble, did you think I'd lay down and die
** Oh, no, not I-I will survive
Oh, as long as I know how to love I know I'll stay alive
I've got all my life to live and I've got all my love to give
And I'll survive, I will survive, hey, hey
It took all the strength I had not to fall apart
Kept tryin' hard to mend the pieces of my broken heart
And I spent, oh, so many nights just feeling sorry for myself
I used to cry, but now I hold my head up high
And you see me, somebody new
I'm not that chained up little person still in love with you
And so you feel like droppin' in and just expect me to be free
But now I'm savin' all my lovin' for someone who's lovin'
me

Mari Bermain

Hal yang sangat bernilai yang dapat kita berikan kepada anak anak adalah waktu kita dan kenangan kenangan akan saat yang anda lewati berdua

Bermain bersama anak anak merupakan berkah yang tiada tara, baik untuk diri kita maupun untuk anak anak kita sendiri. Saat bermain itu terciptalah ikatan batin yang luar biasa. Jujur…memang terkadang orangtua, terutama para mama yang setiap hari ada dirumah, merasa bosan mengikuti mereka bermain. Pikiran kita melayang pada hal hal lain yang “ lebih berguna “ yang bisa kita lakukan ketimbang menemani anak bermain. Tapi tahukah kita bahwa anak belajar banyak ketika dia sedang bermain. Mereka siap menyerap segala pengetahuan yang tersaji didepan mereka.
Terus terang saya terkagum kagum dengan kemampuan putri saya yang waktu itu berusia satu setengah tahun dalam hal mengingat. Buku yang baru saya bacakan untuknya serta nama dan tokoh tokoh nya langsung terekam dengan baik. Saya menjajarkan tujuh buku dihadapkannya, dan ketika saya meminta dia untuk mengembalikan buku tertentu dengan karakter bergambar tertentu, dia dapat menunjuknya dengan tepat, bahkan gambar gambar benda yang ada dalam buku itu pun jika saya menyebutkannya , dia dapat mencarinya dengan sangat tepat dan cepat. LUAR BIASA! Memang benar dikatakan bahwa otak anak anak bagaikan sponge, mereka mampu menyerap apapun juga dengan sangat cepat . Sebelum saya memiliki anak, terus terang saya sangat kebingungan melihat buku buku yang dikhususkan untuk bayi, video video, kartu kartu baca bayi. Well….it’s to much pikir saya. Namun ketika saya banyak membaca buku tentang perkembangan anak dan melihat  perkembangan putri saya sendiri,saya bisa menyimpulkan bahwa itu semua memang sangat perlu guna menunjang perkembangan yang optimal untuk tumbuh kembang buah hati kita. Asal kita tidak melakukannya dengan berlebihan, terlalu cepat dan terlalu banyak menstimulasi anak ia juga bisa frustasi.  Saya tidak sedang berusaha untuk menciptakan anak yang super genius, tapi saya memberikan nya dengan tujuan bahwa dia dapat optimal dalam mengembangkan kemampuannya.
Mainan untuk anak anak memang sangat beraneka ragam tapi mainan yang mendidik itu tak musti mahal harganya. Bahkan kita bisa membuatnya sendiri. Semisal bola bola dari kaus kaki ( tentunya yang bersih ) mereka akan senang sekali mengejar ngejar bola atau merangkak mengambil bola, ini sangat baik untuk merangsang syaraf motorik kasar mereka. Jika kita memiliki waktu lebih buatlah buku dengan memakai kertas yang agak tebal, dan guntinglah gambar gambar dari majalah ataupun tabloid yang bisa merangsang proses pembelajaran anak tentang kosa kata dan juga penglihatan mereka, seperti gambar hewan hewan , bunga, makanan dan lain lain. Mama akan sangat terkagum kagum betapa mereka akan sangat antusias dengan semua gambar gambar itu. Jikalau anak sudah berumur tiga tahun , kita dapat membuatnya bersama sama, mereka akan sangat bangga dengan buku pertama mereka, lebih dari itu hubungan kita sebagai orang tua dan anak pun akan semakin erat. Banyak sekali ide ide bermain yang bisa kita lakukan dengan anak kita, ataupun membiarkan mereka bereksplorasi sendiri dengan gembira , tentunya dengan pengawasan kita.
Catatlah segala kemajuan yang dimiliki anak kita dan kita akan terperangah dengan apa yang telah bisa mereka lakukan. Banyak orang tua yang begitu takut, jikalau anak bermain diluar ( halaman ataupun taman ) takut kotor . Well…memang kotor, jika dibandingkan mereka bermain didalam rumah ataupun kamar bermainnya. Tapi ini merupakan proses pembelajaran . saya cenderung mendorong para mama untuk membawa anak anak sering sering keluar, agar terpapar udara yang segar. Mereka akan sangat senang, berlari lari kesana kemari, ataupun jika mereka masih terlalu kecil, mereka akan tetap menikmati rimbunnya pepohonan dan sinar matahari, memang tidak banyak taman yang bisa kita temukan terutama di Jakarta, tapi kita bisa meminta informasi ataupun mencarinya lewat internet, atau pasti ada taman disekitar kompleks tempat kita tinggal, bukan? Kita dapat mengajari bahwa tanaman tanaman itu pun sangat penting bagi kehidupan manusia. Kita bisa mengajari mereka untuk menyayangi tanaman yang ada. Tak pernah ada kata terlalu cepat untuk memulai hal yang positive pada anak.
Selain mereka segar karena menghabiskan waktu diluar rumah , anak anak pun cenderung akan meningkat nafsu makannya karena banyak energy yang mereka keluarkan, selain itu pun membuat tidur mereka cenderung lebih lelap. Atur lah jadual untuk bermain ditaman atapun diluar rumah kita, paling tidak satu atau dua kali dalam satu minggu. Tapi saya memang tidak menjamin jikalau membawa anak dibawah umur tiga tahun ketaman itu mudah. Saya bilang sangat menyenangkan untuk anak anak tapi lebih membutuhkan perhatian dan energy extra dari kita, kita pun akan cenderung berlari lari bersama meeka, untuk itu pakailah , pakaian yang nyaman, Mama.. jangan pakai high heels ya…
Anggaplah jadual olah raga kita berpindah . Ketika berlari lari badan kita akan semakin sehat, karena banyak mengikis cukup banyak lemak, dan anak anak pun dipuaskan hasrat bereksplorasinya.
Dan yang lebih penting dari pada itu adalah mereka mendapatkan kenang kenangan yang bisa mereka bawa sampai besar. Ketika mereka berlari lari bersama mamanya. Dan jikalau anak anak masih terlalu kecil untuk mengingat abadikan saat tersebut dengan foto contohnya, dan percayalah kebiasaan indah itupun akan anak anak kita nikmati walaupun mereka belum bisa mengingatnya.

Bergantung padaNya

Anakku, ketika kau masih kecil
Dan hanya berjarak satu rengkuhan
Aku melindungimu dengan selimut
Melawan udara malam yang dingin

Tapi sekarang kau sudah besar
Dan diluar jangkauanku
Aku hanya dapat menangkupkan tangan
Dan melindungimu dengan doa

( Dona Maddux Cooper )


Besok besok , akan jadi apa ya anak saya?
Bagaimana ya kehidupannya kelak ?
Apakah ia akan sehat?
Apakah ia akan pintar?
Apakah ia akan berkecukupan?
Apakah ia akan bahagia?
Apakah ia mampu mengatasi segala sesuatunya?

Berapa ratus pertanyaan yang ada dibenak kita, ketika kita melihat anak anak kita?
Terus terang saya sangat terharu ketika saya menulis bab ini ( terlalu sentimental ya…?)
Saya begitu gembira mempunyai putri saya dalam kehidupan ini, ia membuat segala sesuatunya sempurna, walaupun banyak malam malam panjang tanpa tidur, ataupun kekhawatiran yang tidak ada habis habisnya, tapi saya tidak bisa dan tak mau menukarnya dengan apapun.  Kekhawatiran akan kehidupannya kelak ,ketakutan akan keselamatnnya. Dan sekarang saya mengerti airmata yang mengalir dari kedua mata ibu saya ketika saya menikah, melahirkan anak ataupun ketika kami harus mengakhiri kunjungan kami dan pulang, ia terus menganggap saya adalah bayi kecilnya. Sekarang ketika saya telah menjadi seorang ibu, hal itu baru saya sadari. Ketika bayi saya sakit, menangis, rasanya saya pun ikut sakit dan menangis, dan ketika ia tertawa dengan rasa puas dan bahagia, saya pun akan ikut berbahagia.
Saya percaya sekarang, jikalau anak adalah jantung hati kita, dan jantung hati yang ini tidak bisa tinggal diam dalam tubuh kita, namun jantung hati kita ini, berlari lari bebas menempuh jalannya sendiri. Saya sendiri terhenyak dengan pengertian ini.Betapa sulitnya kita “ melepas” jantung hati kita berjalan sendiri. Dan saya pun kini menyadari akan banyaknya aturan yang diberlakukan oleh orang tua kepada anaknya karena orangtua sungguh berharap yang terbaik bagi jantrung hatinya. Tapi sampai kapan kita bisa mengalungkan larangan pada lehernya ? sampai kapan kita bisa mengawasi mereka dengan kedua mata kita?agar mereka terhindar dari celaka? Maximal hanya sampai ketika mereka berada disekolah dasar. Setelah itu…?
Biarlah Tangan Tuhan yang membimbingnya.
Kepercayaan apapun yang kita anut, pastilah meminta umatNya untuk percaya dan berserah padaNya.
Berbuatlah sebaik yang bisa kita lakukan, dan mintalah Tuhan untuk berbuat akan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan. Tidak ada jaminan kalau anak kita akan selalu sehat dan bahagia, saat saat mendung, kelabu dan badai dalam hidupnya pasti kelak akan hadir.
Untuk itu bergantunglah kepadaNya, saya rasa tidak ada asuransi yang sempurna, serta tak bercacat cela yang bias mengcover kehidupan anak kita kecuali perlindungan Tuhan , untuk itu sedari kecil, ajaklah anak anak untuk menghayati nilai nilai spiritual yang dianut oleh keluarga masing masing , lalu terapkan dalam kehidupan kita. Ketika hendak makan, ketika hendak tidur, Bangun dari tidur, beraktifitas, biarlah sedari kecil mereka tahu bahwa ada PRIBADI YANG AGUNG dalam hidupnya yang sungguh sungguh bisa dia andalkan.
Tidak ada kata terlalu cepat untuk menanamkan nilai nilai spiritual tersebut.
Dan untuk kita para orangtua berimanlah dengan sungguh sungguh untuk menyerahkan bagian yang sungguh sungguh tidak bisa kita kerjakan kepada NYa.
Sehingga kita akan terhindar dari rasa frustasi yang tidak berkesudahan ataupun ketakutan yang berlebihan . Yang tentunya akan menghambat proses pendewasaan jantung hati kita.

SAAT SAAT PERTAMA

 Anakku, engkau menggenggam seluruh hatiku ditanganmu yang mungil.

Bagaimana ya rasanya membawa bayi kami pulang dari rumah sakit?
Hal itu selalu saya tanyakan pada diri sendiri, menjelang hari kelahiran bayi kami.
 LUAR BIASA SENANG, selalu itu jawab saya dalam hati. Bayangkan bayi yang tidak dapat saya lihat atau saya pegang( karena selama sembilan bulan berada dalam perut ) , kini dapat saya timang , saya lihat lihat sampai puas , sungguh suatu keajaiban
Saya memang tidak pernah melihat orang merawat bayi, ataupun menggendong bayi yang masih merah. Ada sedikit kengerian , tapi saya banyak sekali membaca buku, jadi…paling tidak saya “ “bisa” secara teori.
Hari ketika putri saya dilahirkan juga tidak seperti yang saya rencanakan, tidak ada kamera yang mengabadikannya, apalagi video ( kami ternyata sungguh gugup ) bagi saya itu adalah momen yang paling menegangkan, membahagiakan, bahkan menakutkan yang pernah saya alami. Hari hari dirumah sakit itu sungguh menegangkan dan kabur, saya tak bisa mengingat dengan jelas, yang terbayang jelas hanya wajah putri saya, ketika ia diletakkan didada, dan momen dimana ketika saya  menyapanya, sementara ia terlihat sangat keriput,menangis dan menguap secara bersamaan ( sungguh lucu ).
Walaupun suami saya kerap berada disisi ( sungguh saya berterimakasih padanya) tapi apa yang saya rasakan ketika hendak bertemu dengan Keiko, tak dapat di bagi oleh siapapun karena semuanya “tergantung” pada saya ,proses mulas dan mengejan yang sungguh luar biasa itu tak bisa dialihkan dan  tidak juga bisa saya “bagi” dengan siapapun, sungguh tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Suami saya terus memberi semangat. Tapi saya kelelahan, walaupun harus melalui proses induksi selama kurang lebih lima belas jam, dan disertai dengan teriakan teriakan yang tidak akan ditolerir oleh semua orang didunia, jika bukan karena proses melahirkan ini,  akhirnya bayi kami terlahir juga…Ketika malaikat kecil saya ditempatkan didalam dekapan saya.Rasanya sungguh tak karuan, Banyak terima kasih pada Tuhan, itu yang saya lakukan karena tanpa pertolonganNya, saya mungkin tak akan sanggup. Karena rasa yang luar biasa itu tak akan mungkin bisa dibagi oleh siapapun. Kecuali pada KUASA yang lebih besar. Sekarang saya mengerti, apa itu KEAJAIBAN.
Begitulah dan hari hari pertama menjadi seorang mama dimulai.
Hari hari dirumah sakit seperti bayangan yang kabur, karena saya baru menyesuaikan kondisi tubuh yang rasanya seperti babak belur selain itu saya juga harus memperhatikan kondisi putri saya. Selang beberapa jam saya melahirkan saya berusaha untuk memberikan ASI. Dan sebuah tantangan pertama pun menghadang saya, ASI saya tidak terlalu lancar, namun saya beterimakasih pada para dokter dan perawat yang terus memberikan saya dorongan untuk terus berusaha.
Ketika akhirnya kami bisa pulang kerumah, saya bermimpi untuk segera bisa berbaring pada ranjang saya yang empuk dan tidur malam yang nyenyak, karena ketika dirumah sakit kami sungguh tidak dapat beristirahat dengan nyaman. Dan banyak kali putri saya menangis di hampir setiap malam. Saya sungguh percaya jika tangisan putri saya dikarenakan dia tidak terlalu nyaman berada dirumah sakit. Namun sebelum malam tiba, bayi mungil kami sudah mulai menangis dengan begitu kerasnya dan sungguh sungguh sulit untuk ditenangkan. Lenyap sudah mimpi untuk dapat beristirahat dengan tenang. Malam hari pertama dirumah, kami saling berjaga, karena saya harus akui ternyata bayi kami bukan seorang bayi yang penyabar, saya tidak akan terkejut jika kaca kaca dirumah kami dapat pecah berkeping keping karena tangisannya yang begitu melengking dan panjang . Saya masih berharap mungkin ini karena pertama kalinya ia merasakan suasana kamarnya yang baru, mungkin jika malam berikutnya putri kami akan seperti bayi bayi yang lain yang pada umumnya terlelap dengan cantiknya, seperti pada iklan iklan yang sering terlihat.
Namun ternyata tidak  , putri kami ternyata sudah bisa menyampaikan semua keluhannya dan keinginannya dengan sangat jelas, diawal awal kehidupannya dan sebagai orangtuanya yang bisa kami lakukan adalah “menghormati” setiap keluhannya. Semenjak saat itu saya pun mulai meragukan setiap teori yang ada dalam buku buku yang pernah saya baca, bagaimana cara menenangkan seorang bayi.
Bagaimana mungkin menempatkan putri saya  di boxnya, jika ia terus menangis, pada saat itu saya berpikir pasti mereka tidak pernah mempunyai seorang anak. Selain itu saya pun sedikit marah pada diri sendiri karena saya tidak bisa mengatasi situasi yang ada. Tidak pernah terbayang jika seorang bayi dapat membuat dua orang dewasa kelelahan. Tangan yang hampir kram karena terlalu banyak menggendong untuk membuatnya tenang, punggung yang terasa kaku , karena terlalu banyak menunduk, disebabkan banyaknya popok yang harus diganti dan baju yang sering kali basah karena muntahannya . Memang sangat berat harus diakui, karena saya mempunyai standar saya sendiri dalam cara memperlakukan bayi saya, tapi ternyata semua yang saya kerjakan diluar standar karena semua yang saya pahami itu ternyata berbeda pada kenyataannya, merasa kecewa pada diri sendiri pun saya rasakan karena saya berpikiran bahwa saya gagal menjadi seorang mama yang baik untuk bayi saya. Tapi…untuk Keiko, saya tak bisa lama lama merenungi nasib dan merasa sedih, untungnya saya bisa dengan mudah bertanya ini dan itu pada mama, ( Thx Mom..), lebih dari pada apapun, mama yang telah mengalami semua proses melahirkan dan membesarkan tiga anaknya pun, juga merasakan ketidak berdayaan yang juga saya rasakan, jadi kami saling berbagi dan menguatkan.
Diawal awal saya menjadi seorang mama , saya banyak belajar untuk bersabar terhadap setiap tindakan bayi saya, terutama saat ia tidak menyukai apa yang saya lakukan padanya ( ia pandai menyuarakan hatinya ) . Saya pun belajar bergantung penuh pada Nya, karena ada bayi mungil yang kehidupannya sungguh bergantung pada diri saya, padahal biasanya saya ini cenderung “ bergantung” pada seseorang entah kedua orang tua saya dan tentunya suami saya, tapi rasanya tidak bisa seperti itu seterusnya.
Tidak ada yang mempersiapkan saya mengenai kondisi emosi saya pasca melahirkan, saya tidak pernah mengantisipasi rasa untuk mengalami rasa sayang yang sangat meluap luap, sampai rasanya jantung kita tertarik tarik, tidak ada kata yang cukup kuat untuk menjelaskan berbagai emosi yang saya rasakan.Belum lagi dengan kondisi tubuh yang sedang dalam tahap pemulihan dari kehamilan dan persalinan, banyak perubahan fisik dan hormonal yang terjadi. Saya mudah menangis, mudah merasa kewalahan, bahkan patah semangat, sementara ada begitu banyak tugas yang harus dikerjakan, saya seharusnya beristirahat dengan menyempatkan tidur siang ,ketika anak tertidur, banyak minum air putih . Mengurus bayi mungil memang menyita waktu, dalam segala hal. Saya seharusnya mengurangi harapan mengenai apa yang dapat saya selesaikan, seharusnya mengerjakan segala sesuatu nya  sedikit demi sedikit.
Itulah yang ingin saya bagi dengan para ibu, proses sebuah kelahiran itu sungguh berbeda beda antara satu dan yang lainnya. Bahkan jika kita dikarunia beberapa anak, proses dan rasanya pun berbeda beda,dan cara memperlakukan bayi bayi itu pun berbeda beda, tak perlu kita merasa “gagal “ atau tak cukup baik untuk menjadi seorang ibu.
Selain harus berhadapan dengan aktivitas kita yang baru dalam merawat sang buah hati kita pun dihadapkan pada  tingkat emosi kita yang terkadang sedikit mengharu biru karena naik turunnya hormone. Sehingga benar benar diperlukan persiapan yang khusus dalam menyambut kehadiran sang bayi , bukan hanya kebutuhan sang bayi, namun kebutuhan sang ibu pun perlu dipikirkan dengan seksama, sebisa mungkin kita harus merasa bahagia, rileks dan nyaman ketika sedang dalam keadaan mengandung.
Saya sungguh mengalami kelelahan luar biasa dan juga kesepian yang luar biasa ketika awal awal setelah saya melahirkan, lelah karena saya menempatkan standar yang terlalu tinggi , dan kesepian karena rasa lelah yang luar biasa membuat saya tidak bisa sekedar bersapa dengan teman teman saya. Saya terlalu khawatir.Saya lupa….benar benar lupa, kalau semuanya bisa diselesaikan nanti, tapi ada yang tidak bisa dibiarkan nanti yaitu bayi mungil yang kini berrsama saya.
Harus saya akui, saya kurang menikmati kebersamaan kami yang baru, karena rasa gugup yang luar biasa. Ketika saya menyadari itu, saya cepat cepat menurunkan semua harapan yang super duper aneh yang mengelayuti pikiran saya, saya berusaha untuk menerima kondisi diri saya, saya berusaha untuk memahami tubuh saya ,berusaha untuk beristirahat, saya berusaha untuk melakukannya satu demi satu dan saya mulai berkenalan dengan putri mungil saya.
Walaupun gambarannya tidak spektakuler seperti di TV, dengan senyum lembut sang ibu, baju dan tatanan rambut yang tak tercela, dan bayi yang tenang dalam dekapan, namun perasaan saya penuh dengan degupan yang sempurna yang sebelumnya belum pernah saya alami.

Beberapa saran dari saya mungkin dapat diterapkan bagi kita yang sedang ingin menyambut bayi baru ataupun yang baru saja dianugrahi seorang bayi mungil
  1. Persiapkan kebutuhan fisik bayi anda antara lain pakaian, tempat tidur ( box ) serta peralatan kebersihan dan juga botol botol susu (walaupun kita berniat untuk memberikan ASI )
  2. Persiapkan pengetahuan dasar tentang  perawatan dan pengasuhan bayi, untuk pengetahuan kita, sehingga kita tak akan perlu terlalu panic jika terjadi sesuatu yang perlu ditangani sendiri ( tentunya dengan cara yang benar )
  3.  Belilah Cd Cd music lembut, untuk pengantar tidur ataupun istirahat bagi sang ibu dan bayi, ini baik ketika masih dalam kandungan ataupun ketika sang bayi telah lahir
  4. Usahakan banyak istirahat, jika memungkinkan bila bayi anda tertidur, anda pun diharapkan untuk tertidur, ingatlah jadual bayi baru lahir terkadang terbalik, sehingga seringkali kita bergadang dimalam hari, kita tidak akan memiliki kekuatan serta kesabaran yang banyak seandainya kita tidak cukup beristirahat, terutama kita pun sedang dalam tahap pemulihan pasca melahirkan
  5. Lebih dari pada apapun anda HARUS berkenalan dengan bayi mungil anda, MENIKMATI kehadirannya , tanpa harus memusingkan dampak dari kehadirannya ( pakaian kotor, berat badan anda yang bertambah, waktu istirahat yang langka dan lain lain ) dipikirkan boleh, tapi tidak untuk dipusingkan
  6. Usahakan untuk banyak memiliki makanan ringan yang segar, buah dan sayuran segar potong, ini akan menjadi senjata yang ampuh seandainya anda lapar karena kehabisan tenaga ataupun karena sehabis menyusui, diharapkan bukan makanan keripik kentang ataupun minuman bersoda yang kini meenghuni kulkas anda ( walaupun harus diakui, itu nikmat sekali )
  7.  Jangan memendam perasaan atau memiliki banyak pikiran sharing itu dengan suami anda ataupun teman teman atau jika memungkinkan dengan ibu anda, karena ibu kita pun pernah melewatinya
  8. Jangan sedih ataupun kecewa pada diri sendiri, jika bayi kita sedikit “berbeda”reaksinya dari informasi orang ataupun buku buku yang kita baca. Karena setiap anak sungguh istimewa. Jika Bayi si A bisa terlelap dengan nyenyak hanya dalam hitungan menit, mungkin tidak begitu dengan bayi kita. Yang paling penting adalah membuat sang anak nyaman.
  9. Jangan lupa untuk membawa bayi kita control kedokter secara rutin, begitu juga dengan sang mama.
  10. Dan lebih dari pada apapun banyaklah kita berserah pada Tuhan, DIAlah yang mengatur segala sesuatunya, jika kita merasa kewalahan sampaikan segala sesuatu padaNya.

Selamat menikmati masa masa indah anda dengan malaikat kecil kita, waktu sungguh berlari dengan begitu cepat, jadi jangan pernah mengeluh,nikmati saja, semuanya akan baik baik saja.        

Pekerjaan terpenting


Rencana saya adalah bekerja kembali setelah melahirkan. Dan hampir tercapai memang, jika bukan karena pengurus rumah kami harus pulang kampung, dan kondisi putri saya yang tidak terlalu baik. Memang pada saat itu saya akui, tidak terlalu menyenangkan , hanya dirumah saja, dan berkutat dengan tugas yang tak ada habis habisnya, yang itu dan itu lagi. Saya bahagia menjadi seorang mama, tapi saya berpikir bahwa saya akan menjadi luar biasa bahagianya jika saya pun dapat berkarier . Tapi segalanya berubah, ketika saya harus memutuskan untuk tetap tinggal dirumah ketika ada kesempatan untuk saya bisa kembali berkarier diluar rumah. Walau sudah memutuskan untuk tetap berada disisi putri saya, saya tetap bergulat untuk merasa nyaman dengan keputusan yang sudah saya buat.Terlebih jika putri saya sedang dalam kondisi yang “sulit”. Karena cukup dalam waktu yang lama putri saya menolak untuk makan, dari makanan yang saya buat sampai pada bubur bubur instant yang ada, rasa frustasi itu mau tak mau datang dan pada saat saat seperti itu saya berharap jika saya menghilang saja. Sampai suatu ketika putri saya terserang demam tinggi, hampir 40 derajat , tangan saya demikin panas ketika menyentuhnya, dokter mengatakan bahwa itu adalah radang tenggorokan , pada saat saat itulah saya merasakan betapa tidak bersyukurnya saya sebagai seorang mama, saya tidak tahu mana yang sebenarnya lebih penting. Perasaan bersalah melanda saya, saya memutuskan untuk tinggal dirumah, tapi jiwa saya, pikiran saya tidak sepenuh hati berada disisi putri saya, disitulah titik balik saya, untuk lebih memaknai peran saya sebagai seorang mama. Apapun yang kita pilih apakah sebagai seorang mama full time ataupun seorang mama yang mempunyai karier cemerlang, apapun peran yang kita pilih, kita harus menjalankannya dengan sepenuh hati. Karena tidak akan ada manfaatnya jika kita selalu berujar dengan kata “seandainya”. Seorang mama full time biasanya diserang rasa bosan, kecapean, bahkan rendah diri. Sementara seorang mama yang berkarier selalu diserang rasa bersalah karena harus meninggalkan sang anak untuk bekerja. Mama….berhentilah mengasihi diri sendiri, karena sekarang kita mempunyai tugas yang paling penting didunia. Kita adalah seorang mama. Tuhan telah memberi kita hak yang istimewa tiada taranya. Sebagai mama kita sedang membuat perubahan yang menetap dalam kehidupan anak kita. Jikalau kita sebagai seorang mama yang full time yang tugas kesehariannya adalah mengurusi kebutuhan anak anak kita, membuainya, meninabobokannya, menstimulasi kecerdasannya, lakukanlah itu dengan sepenuh hati kita. Dan jika kita adalah seorang wanita berkarier, pastikan anda mempunyai pengasuh anak yang kompeten dan baik, dan pastikan juga nilai nilai yang ingin anda ajarkan pada anak anda, dapat pengasuh anak anda sampaikan. Transferlah hal hal yang ingin anda sampaikan pada anak anda kepada pengasuh tersebut. Buatlah jadual kesehariannya, sehingga anda dapat ikut memantaunya. Pastikan unttuk memiliki buku catatan khusus, apakah hari ini sang anak mendapatkan stimulasinya dengan baik, misalnya belajar warna, belajar memakai atau melepaskan kaus kakinya sendiri, Apakah jadual hari ini untuk pergi ke taman, makanan apa yang akan diberikan. Pastikan segala sesuatunya terjadual dengan baik. Untuk itu saya sangat mendorong para mama yang bekerja untuk mendapatkan seorang pengasuh anak yang mencintai anak anak dan pekerjaannya. Saya rasa itu adalah sesuatu yang wajib kita penuhi tak kala kita memutuskan untuk berkarier dan ketika hari libur tiba, liburkan juga sang pengasuh anak, dan biarkan anak berinteraksi sepenuhnya dengan orangtuanya.
Tanggung jawab kita memang berlipat lipat kali besarnya sesudah kita memiliki anak., karena sekarang tugas itulah tugas kita yang terpenting, karena ditangan kitalah para mama membentuk generasi berikutnya yang mempengaruhi bangsa, Negara,masyarakat dan dunia. O..sungguhkah? Ya… memang seperti itulah pada kenyataannya. Kitalah yang menanamkan nilai nilai paling dasar dan berharga bagi buah hati kita. Memang seringkali banyak orang mengecilkan arti penting dari peran seorang mama. Tak terkecuali saya, pada awalnya. Rasanya tidak enak dan tidak percaya diri, jika ada seorang teman yang bertanya “sekarang apa yang kamu kerjakan?” dulupun saya berpikir bahwa sangat membosankan sekali hanya menjadi seorang mama saja dan saya merasa “pekerjaan “ tersebut benar benar tidak merangsang intelektualitas. Tapi benarkah demikian? Ternyata tidak, saya malah harus bolak balik ketoko buku dan membuka internet untuk mencari jawaban atas tingkah laku putri saya yang sulit makan dan sewaktu bayi menangis hampir sepanjang waktu, mencari solusi agar rumah aman bagi seorang anak yang mulai bereksplorasi, ataupun menenangkan dirinya jika dia mulai kelelahan dan mulai menjerit jerit , dan apa yang saya baca jarang sekali bisa menjawab semua pertanyaan saya secara cepat dan efektif.
Saya terlalu menganggap “biasa” peran baru saya sebagai seorang mama. Karena hampir semua umat manusia mengalami proses menikah dan mengandung dan melahirkan anak, tapi saya lupa yang tidak biasa adalah anak ini bukanlah sesuatu yang biasa biasa saja. Kelak bayi bayi yang kita timang sekarang akan menjadi seseorang, seseorang yang bisa membuat lingkungan sekitarnya “berbeda”.Dan untuk menjadikan anak yang baik dan indah tidak bisa jatuh dari langit begitu saja.Tapi merupakan proses yang dimulai dari kandungan, sampai ia besar.
Well…itu pekerjaan yang luar biasa bukan? Kita tidak hanya mengisi perutnya supaya bayi kita dapat tumbuh dengan baik dan sehat, tapi kita juga harus mengisi jiwanya dengan kebaikan dan nilai spiritual yang masing masing keluarga anut, dan juga nilai nilai kebangsaan. Saya berpikir bahwa semua orang tua, terutama mama mempunyai andil yang luar biasa dalam membentuk masa depan dunia. Anak anak belajar dengan sangat cepat dimasa masa batitanya, manfaatkanlah masa masa itu untuk membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan sehat.
Kerahkan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk pekerjaan lain, juga kita kerahkan untuk apa yang menjadi pekerjaan utama kita, yaitu menjadi seorang mama.Jika kita berusaha untuk mengupdate kemampuan kita dibidang karier yang lain lakukan juga hal tersebut untuk keluarga dan anak anak kita. Banyaklah mencari informasi yang relevan untuk kebutuhan masing masing anak anak kita. Hampir semua lapangan pekerjaan ada sekolahnya, minimal kursusnya. Tapi tidak ada sekolah yang mengajarkan kita untuk menjadi orang tua. Dan kalaupun ada nilai seperti apa yang membuat kita pantas menjadi seorang mama, apakah nilai A? dan jika kita mendapat nilai E, kita tidak bisa lulus untuk menjadi seorang mama?
Sebab itulah maka saya mendorong kita semua untuk lebih serius dalam pekerjaan suci kita, jangan pernah setengah setengah, lakukan dengan segenap hati, dan jangan pernah mengagap remeh apa yang kita lakukan ditiap tiap harinya untuk anak anak kita. Menurut saya satu satunya pekerjaan yang dapat merangsang intelektualitas, kreativitas, fitalitas dan integritas adalah menjadi seorang mama.  
Dan..sekarang CEO saya adalah putri saya yang kini berumur satu setengah tahun yang selalu berteriak teriak jika dia tidak puas, jika saya membandingkan CEO saya yang dulu, jelas yang sekarang lebih “menyulitkan”karena segala ketidak senangan dan ketidakpuasannya hanya bisa diungkapkan dengan tangisan dan jeritan yang dapat mengguncang kaca kaca rumah dan juga kesabaran saya. Namun saya tahu sekali CEO saya yang sekarang sangat membutuhkan saya, karena saya adalah satu satunya pegawai yang bisa diandalkannya, sementara CEO saya yang dulu, dia dapat dengan mudah mencari pegawai yang lain.