Senin, 13 Juni 2011

Pekerjaan terpenting


Rencana saya adalah bekerja kembali setelah melahirkan. Dan hampir tercapai memang, jika bukan karena pengurus rumah kami harus pulang kampung, dan kondisi putri saya yang tidak terlalu baik. Memang pada saat itu saya akui, tidak terlalu menyenangkan , hanya dirumah saja, dan berkutat dengan tugas yang tak ada habis habisnya, yang itu dan itu lagi. Saya bahagia menjadi seorang mama, tapi saya berpikir bahwa saya akan menjadi luar biasa bahagianya jika saya pun dapat berkarier . Tapi segalanya berubah, ketika saya harus memutuskan untuk tetap tinggal dirumah ketika ada kesempatan untuk saya bisa kembali berkarier diluar rumah. Walau sudah memutuskan untuk tetap berada disisi putri saya, saya tetap bergulat untuk merasa nyaman dengan keputusan yang sudah saya buat.Terlebih jika putri saya sedang dalam kondisi yang “sulit”. Karena cukup dalam waktu yang lama putri saya menolak untuk makan, dari makanan yang saya buat sampai pada bubur bubur instant yang ada, rasa frustasi itu mau tak mau datang dan pada saat saat seperti itu saya berharap jika saya menghilang saja. Sampai suatu ketika putri saya terserang demam tinggi, hampir 40 derajat , tangan saya demikin panas ketika menyentuhnya, dokter mengatakan bahwa itu adalah radang tenggorokan , pada saat saat itulah saya merasakan betapa tidak bersyukurnya saya sebagai seorang mama, saya tidak tahu mana yang sebenarnya lebih penting. Perasaan bersalah melanda saya, saya memutuskan untuk tinggal dirumah, tapi jiwa saya, pikiran saya tidak sepenuh hati berada disisi putri saya, disitulah titik balik saya, untuk lebih memaknai peran saya sebagai seorang mama. Apapun yang kita pilih apakah sebagai seorang mama full time ataupun seorang mama yang mempunyai karier cemerlang, apapun peran yang kita pilih, kita harus menjalankannya dengan sepenuh hati. Karena tidak akan ada manfaatnya jika kita selalu berujar dengan kata “seandainya”. Seorang mama full time biasanya diserang rasa bosan, kecapean, bahkan rendah diri. Sementara seorang mama yang berkarier selalu diserang rasa bersalah karena harus meninggalkan sang anak untuk bekerja. Mama….berhentilah mengasihi diri sendiri, karena sekarang kita mempunyai tugas yang paling penting didunia. Kita adalah seorang mama. Tuhan telah memberi kita hak yang istimewa tiada taranya. Sebagai mama kita sedang membuat perubahan yang menetap dalam kehidupan anak kita. Jikalau kita sebagai seorang mama yang full time yang tugas kesehariannya adalah mengurusi kebutuhan anak anak kita, membuainya, meninabobokannya, menstimulasi kecerdasannya, lakukanlah itu dengan sepenuh hati kita. Dan jika kita adalah seorang wanita berkarier, pastikan anda mempunyai pengasuh anak yang kompeten dan baik, dan pastikan juga nilai nilai yang ingin anda ajarkan pada anak anda, dapat pengasuh anak anda sampaikan. Transferlah hal hal yang ingin anda sampaikan pada anak anda kepada pengasuh tersebut. Buatlah jadual kesehariannya, sehingga anda dapat ikut memantaunya. Pastikan unttuk memiliki buku catatan khusus, apakah hari ini sang anak mendapatkan stimulasinya dengan baik, misalnya belajar warna, belajar memakai atau melepaskan kaus kakinya sendiri, Apakah jadual hari ini untuk pergi ke taman, makanan apa yang akan diberikan. Pastikan segala sesuatunya terjadual dengan baik. Untuk itu saya sangat mendorong para mama yang bekerja untuk mendapatkan seorang pengasuh anak yang mencintai anak anak dan pekerjaannya. Saya rasa itu adalah sesuatu yang wajib kita penuhi tak kala kita memutuskan untuk berkarier dan ketika hari libur tiba, liburkan juga sang pengasuh anak, dan biarkan anak berinteraksi sepenuhnya dengan orangtuanya.
Tanggung jawab kita memang berlipat lipat kali besarnya sesudah kita memiliki anak., karena sekarang tugas itulah tugas kita yang terpenting, karena ditangan kitalah para mama membentuk generasi berikutnya yang mempengaruhi bangsa, Negara,masyarakat dan dunia. O..sungguhkah? Ya… memang seperti itulah pada kenyataannya. Kitalah yang menanamkan nilai nilai paling dasar dan berharga bagi buah hati kita. Memang seringkali banyak orang mengecilkan arti penting dari peran seorang mama. Tak terkecuali saya, pada awalnya. Rasanya tidak enak dan tidak percaya diri, jika ada seorang teman yang bertanya “sekarang apa yang kamu kerjakan?” dulupun saya berpikir bahwa sangat membosankan sekali hanya menjadi seorang mama saja dan saya merasa “pekerjaan “ tersebut benar benar tidak merangsang intelektualitas. Tapi benarkah demikian? Ternyata tidak, saya malah harus bolak balik ketoko buku dan membuka internet untuk mencari jawaban atas tingkah laku putri saya yang sulit makan dan sewaktu bayi menangis hampir sepanjang waktu, mencari solusi agar rumah aman bagi seorang anak yang mulai bereksplorasi, ataupun menenangkan dirinya jika dia mulai kelelahan dan mulai menjerit jerit , dan apa yang saya baca jarang sekali bisa menjawab semua pertanyaan saya secara cepat dan efektif.
Saya terlalu menganggap “biasa” peran baru saya sebagai seorang mama. Karena hampir semua umat manusia mengalami proses menikah dan mengandung dan melahirkan anak, tapi saya lupa yang tidak biasa adalah anak ini bukanlah sesuatu yang biasa biasa saja. Kelak bayi bayi yang kita timang sekarang akan menjadi seseorang, seseorang yang bisa membuat lingkungan sekitarnya “berbeda”.Dan untuk menjadikan anak yang baik dan indah tidak bisa jatuh dari langit begitu saja.Tapi merupakan proses yang dimulai dari kandungan, sampai ia besar.
Well…itu pekerjaan yang luar biasa bukan? Kita tidak hanya mengisi perutnya supaya bayi kita dapat tumbuh dengan baik dan sehat, tapi kita juga harus mengisi jiwanya dengan kebaikan dan nilai spiritual yang masing masing keluarga anut, dan juga nilai nilai kebangsaan. Saya berpikir bahwa semua orang tua, terutama mama mempunyai andil yang luar biasa dalam membentuk masa depan dunia. Anak anak belajar dengan sangat cepat dimasa masa batitanya, manfaatkanlah masa masa itu untuk membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan sehat.
Kerahkan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk pekerjaan lain, juga kita kerahkan untuk apa yang menjadi pekerjaan utama kita, yaitu menjadi seorang mama.Jika kita berusaha untuk mengupdate kemampuan kita dibidang karier yang lain lakukan juga hal tersebut untuk keluarga dan anak anak kita. Banyaklah mencari informasi yang relevan untuk kebutuhan masing masing anak anak kita. Hampir semua lapangan pekerjaan ada sekolahnya, minimal kursusnya. Tapi tidak ada sekolah yang mengajarkan kita untuk menjadi orang tua. Dan kalaupun ada nilai seperti apa yang membuat kita pantas menjadi seorang mama, apakah nilai A? dan jika kita mendapat nilai E, kita tidak bisa lulus untuk menjadi seorang mama?
Sebab itulah maka saya mendorong kita semua untuk lebih serius dalam pekerjaan suci kita, jangan pernah setengah setengah, lakukan dengan segenap hati, dan jangan pernah mengagap remeh apa yang kita lakukan ditiap tiap harinya untuk anak anak kita. Menurut saya satu satunya pekerjaan yang dapat merangsang intelektualitas, kreativitas, fitalitas dan integritas adalah menjadi seorang mama.  
Dan..sekarang CEO saya adalah putri saya yang kini berumur satu setengah tahun yang selalu berteriak teriak jika dia tidak puas, jika saya membandingkan CEO saya yang dulu, jelas yang sekarang lebih “menyulitkan”karena segala ketidak senangan dan ketidakpuasannya hanya bisa diungkapkan dengan tangisan dan jeritan yang dapat mengguncang kaca kaca rumah dan juga kesabaran saya. Namun saya tahu sekali CEO saya yang sekarang sangat membutuhkan saya, karena saya adalah satu satunya pegawai yang bisa diandalkannya, sementara CEO saya yang dulu, dia dapat dengan mudah mencari pegawai yang lain.

Tidak ada komentar: