Selasa, 31 Mei 2011

Rumah yang manis,hangat , dan teduh

Surga di bumi adalah Keluarga

Apa yang saya maksudkan , bukanlah rumah yang bagus dan indah yang bisa mencapai standar untuk masuk kedalam majalah majalah property atau hunian. Tapi yang saya maksudkan adalah rumah yang terdiri dari orang tua dan anak anak yang saling mengasihi dan yang benar benar saling menyayangi.Hingga kasih yang melimpah itulah yang menjadi dekorasi utama rumah.
Saya sangat miris dan bersedih hati dengan begitu banyaknya perpisahan rumah tangga yang terekspos. Saya sedih memikirkan anak anak yang ada didalam keluarga tersebut.Memang..tidak mudah untuk melewati hari hari sebagai keluarga tanpa adanya ketegangan. Ditambah ritme zaman sekarang yang demikian cepat membuat kita terengah engah mengikutinya dan membuat kita begitu lelah. Banyak sekali urusan yang harus diselesaikan, pekerjaan kantor suami ataupun sang istri, Tagihan yang menumpuk yang berasal dari pembelian pembelian yang kita anggap sangat penting meminta untuk segera diselesaikan , belum urusan kecil kecil yang tidak bisa menunggu, si mbak yang tiba tiba mau pulang kampung atau malah berhenti dengan alasan katanya  mau istirahat. Kita berpacu bak angin puting beliung mencoba untuk menyelesaikan segala sesuatunya. Belum lagi dengan urusan anak anak ,padahal sebenarnya merekalah yang terpenting , namun karena kesibukan yang menjerat terkadang keberadaan mereka dalam sebuah keluarga terkadang terabaikan. Terlalu lelah dengan urusan kita. Terlalu lelah mengejar kenyamanan hidup, terlalu frustasi dengan target yang tidak tercapai. Sehingga segala sesuatunya berlalu begitu saja tanpa ada maknanya.
Saya hanya ingin katakan ketika sepasang laki laki dan perempuan menikah dan mempunyai anak, kedua orang tua ini HARUS memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk keluarga yang telah mereka bentuk. Para orang tua harus siap menjadi orang tua yang sesungguhnya untuk anak anaknya, ketika kita berkomitmen untuk membentuk rumah tangga, kita sudah menandatangani kontrak seumur hidup, dan jikalau kita melanggarnya ada banyak pinalti yang harus kita bayar dengan sangat mahal, yaitu kebahagian anak anak kita dan juga kebahagian kita .
Saya teringat sebuah film sekitar tahun 70an ataupun 80an judulnya little house on the prairie , dan film tersebut merupakan kisah nyata yang ditulis oleh sang anak Laura Ingalls Wilder yang beberapa generasi kemudian akhirnya buku tersebut difilmkan. Keluarga mereka adalah keluarga petani yang berusaha mencari lahan yang baik untuk tempat tinggal mereka ( sekitar tahun 1870an )
Kisah dibuku tersebut menceritakan kisah kehidupan mereka yang sederhana, namun juga luar biasa. Bagaimana mereka bertahan  dialam yang ganas , diserbu oleh suku Indian, kebakaran hebat melanda rumah dan lahan pertanian mereka, musim dingin yang luar biasa panjang sehingga membuat mereka kelaparan dan terkurung didalam rumah, panen yang gagal, sakit penyakit hingga anak pertama mereka menderita kebutaan, perpisahan dengan orang orang dekat,harus berhadapan dengan binatang buas serta rumah yang seadanya…
Namun hebatnya jika saya membaca novel yang ditulis oleh Laura Ingalls tentang rumahnya, hati saya terasa begitu hangat, begitu juga jika saya menonton filmnya ( padahal ketika itu saya masih sangat kecil ).Kebersamaan mereka dirumah yang kecil, dibawah cahaya remang lilin dan perapian membuat saya berandai andai , seperti itulah rumah saya kelak…
Setelah saya dewasa, saya sadar, bukan rumah mereka yang indah dan menarik, namun orang orang dalam rumah itulah yang membuat rumah itu nampak sangat menarik dan hangat.
Mereka orang orang yang saling mengasihi tanpa syarat, kesulitan hidup tidak membuat mereka patah, walaupun lengkungan kesulitan itu hampir tidak bisa tertahankan .Mereka tinggal di hutan belantara, namun sopan santun serta tata krama benar benar ditanamkan oleh kedua orang tua mereka. Nilai kejujuran dan spiritualitas dijunjung tinggi.
Pa ( sebutan untuk sang Papa ) adalah sosok luar biasa yang melindungi keluarga, mengayomi dan berjuang keras untuk menghidupi keluarga, sementara Ma ( sebutan untuk sang mama ) adalah seorang guru yang kemudian memutuskan untuk mengajar anak anak nya dengan ajaran yang penuh budi pekerti yang sangat luhur, seorang yang sangat lembut namun juga adalah seorang yang tegas untuk anak anaknya. Jika malam hari cerah, setelah mereka lelah bekerja Pa akan bernyanyi dan memainkan biola, sementara yang lain menari di bawah bintang bintang bagi mereka kesusahan sehari cukup untuk sehari dan kehidupan yang begitu keras dan tidak menentu tidak membuat mereka pahit dan getir. Kehidupan mereka bersama, layaknya keluarga yang paling bahagia dibumi, karena mereka memiliki semua yang mereka butuhkan. Bukan rumah yang indah ataupun hasil panen yang melimpah, namun kebersamaan dan cinta kasih dalam keluargalah yang membuat mereka menjadi keluarga yang paling bahagia, sehingga kisahnya terus menjadi daya tarik bagi semua kalangan sampai sekarang.
Saya juga pernah membaca buku Smart Parenting yang ditulis oleh Bapak Timotius Adi Tan tentang penelitian yang dilakukan oleh Team sosiologi dari bagian Negara New York  , didalam buku itu diuraikan tentang dua keluarga ,yang satu adalah keluarga yang kepala keluarganya adalah seorang kriminal yang menikahi seorang wanita yang juga immoral ( sekirar tahun 1700 ) Yaitu keluarga Max Jukes. Betapa menghebohkannya hasil penelitian itu bagi saya karena keturunannya tidak ada yang baik, semuanya terlibat dalam masalah. Sementara hasil penelitian yang kedua adalah Kel. Jonathan Edward sang suami dan sang istri adalah orang baik baik yang juga taat beribadah dan bagaimanakah dengan keturunannya sekarang ? Mereka menjadi orang orang hebat, bahkan seorang diantaranya adalah wakil presiden Amerika. Saya termenung….sedemikian dasyatnya kita sebagai orang tua yang memiliki anak anak, begitu pentingnya keluarga yang sehat, dalam membentuk karakter seorang anak. Karena keluarga adalah inti kehidupan yang sangat menentukan baik , buruknya kehidupan masyarakat, bangsa bahkan juga dunia.
    
Berilah rumah yang manis bagi anak anak kita, rumah yang dipenuhi dengan tegur sapa dan kata kata yang ramah, penuh cinta, sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang manis

Berilah rumah yang hangat bagi anak anak kita, rumah yang dipenuhi dengan cinta kasih yang tulus yang dapat mereka resapi sampai mereka besar, dan mereka akan dipenuhi dengan banyak cinta yang dapat menghangatkan lingkungan disekitar mereka.

Berilah rumah yang teduh untuk anak anak kita. Rumah yang dipenuhi dengan banyak pelukan dan ciuman, serta pengertian yang dapat membuat teduh hati yang begitu gusar, sedih dan ketakutan.

Kemana kita harus pulang ketika pergumulan hidup demikian kerasnya?
Kemana kita harus berlabuh ketka badai menerjang begitu dasyatnya?
KELUARGA. Itulah jawabannya.

Tidak ada komentar: