Minggu, 22 Mei 2011

Rutinitas


Siapa yang menyukai rutinitas diantara kita?
Bangun pagi buta, mempersiapkan diri kekantor diselingi dengan memandikan anak secara tergopoh gopoh, berusaha menyiapkan sarapan mereka lalu mempersiapkan diri kita dengan mandi dan sambil berharap ada suatu cara yang lebih effisien lagi untuk membersihkan diri selain mandi,berangkat kekantor sambil mengucapkan daftar yang panjang kepada pengurus rumah kita ataupun pengasuh anak, berlari lari menuju halte bus atau stasiun kereta, sambil mengucapkan selamat bekerja juga kepada suami kita dengan kecupan seadanya, dan ketika kita tengah berada dikendaraan, kita bisa menarik nafas sedikit lega sambil melirik kearah arloji dan mulai memprediksi tugas tugas apa yang tengah menanti di kantor atau kita tertidur sejenak sebelum kita “berperang”hari ini.
Serentetan tugas, makan siang, rapat dan lainnya berusaha kita penuhi semua, menjelang sore kembali kita tergopoh gopoh pulang, dan sepanjang perjalanan pulang kita berharap libur atau weekend segera tiba sehingga kita  punya waktu untuk istirahat . Dan ketika kita kembali berada dirumah, kembali kita sibuk dengan segala sesuatunya, berusaha “menebus waktu” yang hilang dengan anak anak, berbasa basi dengan suami sambil terkantuk kantuk dan mempersiapkan kebutuhan untuk esok hari dan kemudian tertidur sambil sebelumnya menyetel alarm di jam yang sama seperti ratusan pagi sebelumnya.
Atau…bangun dipagi buta, menarik semua kain kain  kotor bekas muntahan, pipis, popok popok kotor , botol botol susu, untuk bisa siap digunakan kembali, berusaha untuk membuka mata karena beberapa kali ditengah malam harus terbangun karena memberikan susu, semuanya dikerjakan dengan berandai andai seandainya kita memiliki beberapa jam lagi untuk memejamkan mata.Ketika sang anak terbangun, dimulai sudah rutinitas yang membuat sebagian ibu rumah tangga merasa tersiksa. Memberikan susu pagi, menyiapkan sarapan, memberinya makan, mencoba menstimulasinya, mengajaknya bermain sambil mengawasi jika ia berkeras untuk memanjat meja ataupun memakan kertas atau daun, memandikannya, dan kemudian dengan segenap kekuatan kita berusaha untuk menidurkannya, dan dikala si kecil tertidur, kita berusaha menjadi pesulap untuk menyulap rumah yang berantakan menjadi rapih, menyiapkan makan siang untuk semua keluarga, sambil mengintip apakah anak kita masih terlelap, dan ketika ia terbangun, kita berusaha menyiapkan makan siangnya, menyuapinya sambil berusaha membereskan semua cucian piring yang menumpuk. Kemudian kita sudah siap siap untuk melantai lagi bersamanya, berkejaran bersamanya sepanjang siang dan sore sambil mempersiapkan untuk memberikannya buah ataupun cemilan yang lain, bertanya tanya dalam hati apakah mungkin dalam sehari saja kita bisa terbebas dari tugas ini, dan menjelang malam kita sudah tidak bisa melihat dengan jelas karena mata kita tertutup kabut ngantuk, berusaha untuk cepat cepat menidurkan anak kita, dan menyelesaikan sisa pekerjaan sebelum kita pun ikut terlelap.  
Dan kita bisa menuliskan seribu satu macam rutinitas yang berbeda dari masing masing kita, namun intinya ditiap tiap hari kita selalu berharap waktu cepat berlalu, supaya kita bisa sedikit beristirahat dan bernafas dan terhindar dari rasa bosan dikarenakan rutinitas. Sungguh….itu bukanlah suatu harapan yang salah, dan bukan juga suatu harapan yang muluk.Namun percayalah ketika harapan kita terkabul kita tetap akan merasa kosong, seperti ada sesuatu yg hilang, dan kita akan tetap berharap, seandainya…Terkadang ketika weekend tiba, alih alih kita beristirahat dirumah yang ada kita sibuk dengan rencana untuk pergi ke mall dan ketika hari senin    dimana aktivitas dimulai kembali, kita akan sangat kelelahan, atau ketika harapan kita terkabul dan anak anak sudah semakin besar dan memiliki aktivitas sendiri sendiri , maka tinggal kita yang merasa kesepian. Ketika harapan kita terkabul, kita juga belum bisa merasa puas dan lega, dan tanpa sadar kita berharap kembali…ini dan itu…
Ternyata sangat sulit untuk menikmati rutinitas yang ada , bukan? Pangkal permasalahannya adalah rasa bosan dikarenakan suatu kegiatan yang berulang, kita selalu saja berujar, O..kapankah semua ini bisa berakhir. Rutinitas memang tidak terlalu menyenangkan , segala sesuatunya dapat ditebak, tidak ada hal hal yang “menggairahkan”dan kita berharap kita bisa keluar dari rutinitas yang ada. Namun saya ingin mengajak kita semua untuk menikmati rutinitas yang ada ini, dan membuat rutinitas itu menjadi sesuatu yang sangat “ menggairahkan”. Yang perlu kita ubah adalah cara pandang kita tentang rutinitas itu sendiri. Terbayangkah jika kegiatan sehari hari yang biasa kita lakukan, karena suatu dan lain hal tidak dapat kita lakukan? Apakah hasilnya?
Berantakan
Itu adalah jawaban yang sepenuhnya benar dan tak bisa terbantahkan, jadi bukankah kita seharusnya bersyukur , karena segala sesuatunya berjalan dengan “baik”, walaupun kita terengah engah setiap hari, dan ketika banyak hal yang ingin sekali kita lakukan tapi tidak bisa kita lakukan karena kesibukan kita, so kenapa kita tidak menyimpannya dulu dalam buku agenda atau jurnal kita.Tuliskan segala rencana ataupun keinginan yang tidak bisa terwujud dikarenakan kita tidak memiliki waktu untuk melakukannya, dan saya yakin apa yang kita tuliskan biasanya akan memanggil manggil kita untuk kita bisa mewujudkannya sehingga ditengah rutinitas kita ada satu hal yang bisa kita rencanakan dan rancangkan untuk bisa kita selesaikan.
Selain itu, resapilah rutinitas yang ada, itu bagaikan doa dan pelayanan untuk orang orang terkasih kita, dan berusaha untuk melakukannya dengan sepenuh hati kita.Saya selalu mengingatkan pada diri saya sendiri untuk berusaha menjadi orang yang melakukan apapun dengan sepenuh hati.Hal yang remeh pun akan terasa nyaman. Ketika kita punya waktu sepuluh menit untuk memandikan anak anak lakukan itu dengan antusias, bercanda , merasakan kehalusan dan kelembutan kulit mereka, tak ada hal yang lebih menyegarkan dan menyenangkan dari pada melihat mereka merasa nyaman berada dalam gelungan handuk lembut setelah mereka dimandikan, ini akan membuat hari kita terasa ringan dengan mengingat tawa canda kita.Atau dari pada berharap ada cara yang lebih efektif untuk membersihkan diri selain dengan mandi , bersenang senang lah ketika mandi, walaupun waktunya sempit, bersenandunglah, pakailah sabun wangi, gosoklah tubuh dengan alat bantu atau puf yang bertangkai sehingga bersihlah tubuh kita juga bagian belakang dengan baik, olesi dengan moisturizer yang bisa memperindah kulit dan perciki tubuh dengan wewangian  yang bisa membuat kita segar. Nikmatilah kemewahan yang luar biasa itu. Dan ketika kita “berperang” melawan jadual yang ketat ataupun rengekan dan tuntutan dari anak anak yang tiada henti, berusahalah untuk tetap gembira . Kita bergembira karena banyak orang yang membutuhkan kita. Nikmati semuanya, karena suatu saat akan datang, ketika hari berjalan lambat sekali karena tugas tugas yang telah terselesaikan, sehingga bahkan sebelum makan siang tiba, dan yang kita lakukan adalah berharap kalau bisa menyelinap pulang atau ketika rumah begitu sepi , karena anak anak sibuk dengan urusannya masing masing, bahkan ketika kita berbicara dengan mereka, merekapun tidak pernah benar benar mendengarkan kita, mereka sibuk bersms ria. Sebelum kita begitu menyesal dengan segala sesuatunya nikmatilah berbagai macam rutinitas kita semua. Itu memang membutuhkan latihan yang panjang dan juga sering.
Sebagai seorang ibu rumah tangga full time saya pun mengalami kejenuhan itu, dari pagi hingga malam, itu itu saja yang terjadi ( hampir 90 persen ) segala sesuatunya terjadi sesuai jadual dan perkiraan dan saya pun dilanda kebosanan tingkat tinggi.
Sampai suatu hari saya ditinggal mudik oleh pembantu saya, dan semuanya berjalan diluar rutinitas saya, dan kemudian hal yang paling aneh terjadi , saya rindu pada rutinitas saya yang “dulu”; saya rindu punya waktu untuk membaca ataupun sekedar melonjorkan kaki ketika anak saya tidur, saya rindu untuk berolah raga, bahkan saya rindu ketika saya hanya bengong…
Ya ..terus terang kita memang sering sekali merasa tidak puas dan cepat bosan, dan mengangap tidak ada satu hal pun yang menghasilkan dari sebuah rutinitas. Tapi benarkah demikian?
Mungkin anda sebagai seorang wanita karier…ketika anda berperan  ganda dan mempunyai rutinitas diluar rumah apakah anda tidak menghasilkan apa apa ?
Well..paling tidak setiap bulan anda menghasilkan gaji, yang dapat anda gunakan untuk bisa membelanjakan jauh lebih banyak dari pada ibu ibu rumah tangga full time untuk kebutuhan sang buah hati , bukankah itu suatu hal yang indah? anda memiliki net working dan relasi serta teman teman yang mampu membuat anda memiliki kehidupan social yang lumayan, dan ketika kita harus menjadi seorang ibu rumah tangga sepenuhnya , harus mengantar jemput anak anak kita dari sekolah, bukankah kita menjadi pengamat yang baik bagi lingkungan tempat sekolah anak anak kita, dan kita bisa bergabung serta turut aktif di POMG, ketika kita sibuk mengurusi rumah tangga, bukankah kita harus bersyukur, karena dikala orang lain harus begitu bergantung dengan para pembantu rumah tangga atau pengasuh anak, kita bisa tidak terlalu tergantung pada pembantu rumah tangga, banyak yang bisa kita lakukan, memperindah rumah lewat taman yang asri, dan banyak hal dari tangan kita yang bisa kita kerjakan , yang berarti mengurangi pengeluaran. Dan lebih indah dari pada apapun, kita dapat melihat pertumbuhan anak kita dan berperan secara langsung didalam kehidupan mereka. Ternyata banyak hal yang dihasilkan dari sebuah rutinitas. Sehingga, ketika kita menjalaninya dengan sepenuh hati, maka kita tidak akan berpikir untuk terlalu memprioritaskan LIBURAN untuk menyegarkan pikiran kita. Karena ditengah rutinitas kita yang supersibuk. Ditengah rutinitas kita yang itu itu saja, kita juga bisa disegarkan, dan kita sadar bahwa sesuatu yang sangat penting sedang terjadi, sesuatu yang baik dan indah sedang kita sulam dengan pola pola keteraturan yang akan menghasilkan sesuatu yang indah.
Luar biasa , bukan? Semuanya itu hanya ada dalam pola pikir kita, ternyata sebuah rutinitas yang membosankan, jika dimaknai dengan sepenuhnya serta dijalankan dengan sungguh sungguh hasilnya akan luar biasa. Dan..Ibu, tulisan ini pun hadir karena rutinitas baru saya sebagai seorang ibu baru, saya menulisnya ketika anak saya tertidur di siang hari.  
Hidup itu menawarkan banyak pilihan ternyata, Saya sungguh sungguh tidak mau mengeluh tentang hari hari yang berlalu. Saya ingin memandang hidup dari perspektif yang berbeda. Rutinitas tak akan membuat saya konyol seperti dulu.Saya memang berubah, dulu…saya seperti robot menjalani hari hari, namun sekarang ketenangan dari rutinitas itu membuat saya disegarkan, dipulihkan , dikuatkan, dipintarkan dan disehatkan.
Tak ada organisasi apapun yang mengikat saya, saya bebas menentukan apapun juga, lalu kenapa saya harus mengeluh?
Saya teringat dengan mama saya yang menjadi ibu rumah tangga full time. Hari harinya dipenuhi dengan pekerjaan yang berulang, itu itu saja, dan apa hasilnya? Kami sekeluarga di tentramkan dengan hasil pekerjaannya, ketika pulang sekolah sudah ada makanan, ketika butuh baju, sudah tersedia baju yang rapih dan wangi, ketika kami perlu kebersamaan , rumah yang rapih dan nyaman, selalu membuat kami hangat. You are the best, mom…  
Saya bersyukur saya masih diberikan kehidupan, dan kehidupan yang  saya jalani sangat nikmat. Well… mungkin diluar sana ada banyak perempuan yang kehidupannya lebih nikmat dibanding saya, mereka bekerja, sehingga ada aktualisasi diri, berpakaian rapih dan bayi mereka juga sangat sehat dan lucu.
SALUT  untuk mereka, tapi saya tidak boleh iri bukan?
Tuhan tidak suka itu katanya merusak tulang yang nota bene sama dengan merusak kesehatan.
Seperti tertulis dalam buku bijaksana, hidup kita bagaikan bunga saja, yang pagi merekah, sore hari layu…segalanya akan menjadi sia sia jika kita mempergunakan hari yang Tuhan berikan dengan serampangan, sumpah serapah, kekesalan dan sungut sungut.
Jadi, nantikan hari hari kita, dengan antusias, dan dengan penuh semangat.
Selamat menikmati rutinitas anda…..  

Tidak ada komentar: