Kamis, 25 Oktober 2012

Merawat Mertua ku


Seperti yang saya share, bahwa bulan Oktober ini month of blessing for me. Salah satunya adalah, saya berkesempatan untuk merawat mertua perempuan saya. Mertua saya, baru saja menjalani operasi katarak pada ke dua matanya, jadi di perlukan treatment yang intense supaya cepat recovery, selain minum vitamin, obat tetes  mata juga di perlukan beliau, dan obat itu di gunakan hampir sebanyak 15 kali dalam satu hari ( sesuai oleh jadual yang diberikan oleh dokter ) Pemberian obat di mulai jam 7 pagi sampai jam 7.30 malam .
Saya merawat beliau selama 11 hari, karena akhirnya , adik ipar saya, memilih untuk merawat mamanya dengan bantuan suster( pengasuh jompo ).Sebelumnya tak pernah terlintas di benak saya untuk mengurus mertua saya. Gakkkkkkk PEDE….. well..malah bisa di bilang saya ketakutan. Kalo ada 10 orang anak balita di titipin di rumah saya, saya malah lebih relex ( secara saya punya Keiko ) , dan dulu juga sempet jadi guru sekolah minggu belasan tahun, but OOOOOOO…..ngurus orang tua saya belum pernah.
Mertua perempuan saya berumur 74 tahun, mertua laki laki saya berumur 76 tahun, ke dua nya masih sehat ( puji Tuhan ), hanya saja mertua perempuan saya sudah pikun. Selama ini, kami tahu kalau beliau pikun, Cuma…saya gak nyangka kalau separah itu.

Inang..sebutan saya untuk Ibu mertua saya.Sewaktu pertama kali kenal, 6 tahun yang lalu, ingatannya masih bagus. Walaupun ada beberapa yang dia lupa, hanya saja, hal hal yang lumrah, namun makin hari ingatannya mulai tergerus. Inang ingat akan kejadian yang dulu dulu, namun apa yg di ucapkan atau dilakukan barusan , dia sudah lupa. Tadinya dia hafal dengan ke 12 cucunya, sekarang..musti di bantu.
Selama sebelas hari itu, saya yang memandikan, mengantar ke toilet , mengurusinya makan, memakaikan baju…( semuanya ).
Bayangkan dalam 1 hari..diteteskan obat mata, sebanyak 15 kali, namun setiap kali saya mau me neteskan obat mata, dia selalu bertanya, obat mata itu untuk apa ? apa mata saya sakit ? Setiap kali mau di mandikan dia menolak, katanya mau mandi sendiri, atau dia gak bawa baju ganti..padahal sudah kesekian kalinya Inang dimandikan oleh saya. Setiap kali lihat makanan, mau makan, karena katanya belum makan,dan kadang bertanya “ini rumah siapa ? “Selama sebelas hari itu, saya dan mertua perempuan saya tidur satu kamar, dan setiap kali mau tidur..dia menolak untuk masuk ke kamar tidur kami. Dalam satu malam bisa terbangun sampai 4 – 5 kali, untuk ke kamar kecil, katanya mau pipis, tapi..ternyata Inang dah pipis di tempat tidur. Tiap kali berkata mau pulang ke rumah, karena belum masak buat anak anak. Hampir setiap hari Amang ( sebutan buat mertua laki laki ) datang untuk melihat istrinya, namun..ketika malam tiba Inang selalu bertanya “Kemana Bapak ?” .Terkadang bahkan Inang lupa nama Keiko..Inang juga terkadang lupa akan nama saya, dan memanggil dengan sebutan Susan..       ( nama kakak Ipar saya )
Sedih bener liatnya , Walau..banyak hal kelucuan yang terjadi karena Inang dah pikun, namun miris bener rasanya.Sikap Inang yang ceria, bikin rumah jadi lebih rame. 11 hari itu saya seperti punya 2 anak.11 hari itu juga suami dinas luar negri, komunikasi sempet keputus. Sempet bingung..beruntung, saya punya Bibi ( asisten di rumah ) yang berpengalaman, dia bisa di mintakan bantuan nemenin Inang kalau saya lagi ribet dengan urusan Keiko, karena selama seminggu itu juga Keiko libur sekolah. Karena habis selesai Term pertama. Beruntung saya memiliki MAMA yang SUPER, mama datang buat nemenin kami, ajak main Keiko..atau sekedar berbincang dengan besannya  sampai berjam jam ( walau ngomongnya ngalor ngidul gak karuan ) Makasih Ma..kalau saya mulai kecapean, dan ilang semangat, mama yang ingetin, kalau ini adalah Pelayanan…harus bersyukur, punya kesempatan untuk merawat Mertua .
Hidup Mertua perempuan saya memang gak mudah…Dikarunia 8 anak, dengan anak paling besar cacat seumur hidup dari bayi hingga umur 23 tahun , beliau selalu bercerita jika dia selalu memiliki dua bayi, satu yang baru lahir, dan satu yang cacat. Namun..yang makan tenaga dan juga pikiran adalah anak yang cacat, karena bukan saja bergantung penuh pada mertua perempuan saya, namun juga terkadang Beliau harus berhadapan dengan emosinya yang meledak ledak. Saya belajar banyak dari pengalaman hidup Inang, Walau gimana Orangnya selalu bersikap positive, dia selalu berkata”Dijalankan saja semuanya, dan bersyukur “
Saya selalu berandai, jika saja..Inang masih segar ingatannya, pastti dia akan lebih happy. TErkadang dia sadar kalau dia sudah pikun, dan bertanya ada gak sih obat pikun? Bapak mertua saya lebih tua tp masih awas ingatannya , dan banyak juga orang orang tua yang umurnya lebih senior dibandingkan mertua saya namun masih awas. Tapi..bisa saja , smua itu disebabkan Beliau dulu menjalani hidup yang demikian beratnya , hingga menguras pikiran juga tenaga.
Saya berdoa..agar saya maupun suami, bisa terus memiliki ingatan yang kuat sampai tua. Sehingga Ketika Tua kelak..kami dapat menikmati hari Tua yang berkualitas.Terus terang..merawat mertua saya selama 11 hari itu membuat saya lebih aware untuk menjaga kesehatan baik  fisik maupun mental. Kita semua harus berinvestasi untuk kesehatan kita kelak.
Saya searching tentang kepikunan ini, karena emang gak ada obatnya, tapi paling tidak ,kita dapat mencegah kepikunan..tulisan dibawah saya dapatkan dari : forum.kompas.com
Its remainder buat kita smua buat jalanin hidup secara berkualitas

Pikun merupakan suatu kondisi yang cukup memprihatinkan, yang biasanya terjadi pada orang tua lansia. Sungguh tidak mengenakkan bagi yang mengalaminya dan walaupun mungkin tidak menjadi masalah bagi keluarga yang merawatnya, tentunya kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada diri kita, tidak mau merepotkan keluarga kita nantinya.

Berdasarkan latar belakang ilmu biologi yang saya miliki, disini saya mencoba sharing, memaparkan sebenarnya apa yang dimaksud dengan pikun, penyebab dan tips mencegahnya ^_^

Penyebab Pikun


Dementia adalah istilah medis untuk pikun. Pikun bukanlah proses normal dari penuaan, dapat dialami siapa saja dan dari berbagai usia, namun orang tua lansia memang lebih rentan mengalaminya. Tahun 2005, terdapat 24,3 juta orang yang mengalami pikun di seluruh dunia, tahun 2010 jumlahnya meningkat menjadi 35,6 juta (Britannica).

Pikun bukanlah penyakit spesifik, istilah ini merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala (symptoms) yang terdiri dari:

    1. Daya ingat dan kemampuan komunikasi atau bahasa yang menurun drastis.
    2. Gangguan dalam menilai dan berargumen.
    3. Disorientasi dan perubahan tingkah laku.
    4. Gangguan dalam persepsi visual.
    5. Mengalami kesulitan untuk fokus dan memberikan perhatian.


Pikun disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel-sel otak yang membuat kemampuan komunikasi antar sel-sel tersebut terganggu. Otak terdiri dari bagian-bagian (regions) yang memiliki fungsi khusus, misalnya bagian kiri hemisphere otak bertanggung jawab dalam kemampuan menganalisis, logika dan bahasa.

Efek pikun terjadi bergantung kepada letak dimana sel-sel otak yang rusak tersebut berada
Kerusakan sel-sel otak tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu faktor genetis, kecelakaan fisik pada otak (injury), trauma, geger otak, gaya hidup tidak sehat seperti perokok berat dan alkoholik, penyalahgunaan narkoba, stress dan depresi akut, efek dari penyakit hipertensi, diabetes, atherosclerosis (pembentukan plaque/deposit substansi asam lemak, kolesterol dan zal-zat kimia lainnya di bagian dalam pembuluh darah/arteri) dan sakit kepala yang tidak biasa, mengenai sakit kepala .
Berdasarkan jenis-jenis kerusakan sel-sel otak dari hasil analisis biomedis dan biokimia jenis-jenis pikun diantaranya adalah Alzheimer, Vascular Dementia, Dementia with Lewy Bodies (DLB), Mixed Dementia, Parkinson dan Huntington. Alzheimer adalah jenis pikun yangpaling umum ditemui (60-80%).

Perbedaan jenis-jenis pikun tersebut sangat spesifik yang hanya bisa diketahui dan dipahami oleh ahli medis

Tips Mencegah Pikun

Berikut beberapa tips yang dapat mencegah atau menurunkan resiko terjadinya pikun berdasarkan hasil dari berbagai penelitian medis:

1.    Menjaga kepala dari benturan keras atau luka berat. Makanya selalu gunakan helm saat mengenderai sepeda motor, kegiatan konstruksi lapangan dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat membahayakan kepala ^_^
2.    Membaca dan menulis. Kegiatan ini dapat melatih dan menstimulasi sel-sel saraf otak. membaca tulisan-tulisan yang membuat kita berpikir dan membuat tulisan yang membuat orang berpikir ^,^
3.    Bermain catur dan permainan sejenis.
4.    Melakukan permainan memori. Kegiatan ini dapat meningkatkan dan menajamkan kemampuan otak, seperti teka-teki silang, teka-teki matematika dan logika dan menikmati permainan optical illusions .Situs www.michaelbach.de/ot/ merupakan salah satu situs yang sangat menarik mengenai optical illution.
5.    Gaya hidup sehat. Berolahraga secara teratur, menghindari kebiasan-kebiasaan buruk seperti merokok dan menkonsumsi alkohol. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, makanan yang sangat baik untuk kesehatan otak diantaranya adalah coklat hitam, buah alpukat, blueberry, ikan salmon dn telur. ". Gaya hidup sehat juga mencakup kegiatan-kegiatan rekreasi dan hobi misalnya fotografi, melukis dan mengutak-atik sepeda motor atau komputer.
6.    Aktivitas Sosial. Menjalin tali kekeluargaan, persahabatan, menghadiri undangan pesta dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya dapat menjaga dan meningkatkan kemampuan otak, khususnya bagian otak yang mengatur fungsi komunikasi.
7.Aktivitas Spritual. Aktivitas ibadah memiliki peran yang cukup signifikan dalam menjaga dan meningkatkan fungsi otak. Karena biasanya ketika kita berserah kepada Tuhan beban hidup terangkat, Ketenangan batin dapat kita peroleh, sehingga stress yang berlebihan dapat di cegah.

2 komentar:

Mega mengatakan...

Wah mbakkk...luar biasa dirimu dan ibu mertuamu. I learn so much deh dari kalian berdua,dari ibu mertuamu yang tabah ngrawat anaknya dengan kondisi gitu, dan mbak martha yang sepenuh hati merawat ibu ^^ Di rumah kamidi palangkaraya juga eyangku mulai pikun, banyak maunya gitu, kadang mamah mengeluh, tapi kan bukan maunya ya orang tua dalam kondisi gitu, jadi lebih sabar deh. Lagipula, kalo ingat ntar pas udah tua bisa saja kita yang ada dalam kondisi gitu, duh...jadi gak tega. Yang jelas jadi belajar bersabar, belajar ngertiin maunya mereka, belajar menyenangkan mereka.tetap semangat ya mbakkkk, ntar share lagi ya pengalamannya. Btw, senang deh mengetahui menulis bisa mengurangi resiko pikun, hehehehe. Mari menulis mbaaakkk *gaya aja aku ni, padahal akhir2 ini juga gak sempat, heheheh3

marthavina mengatakan...

Thx Mega buat supportnya, setelah ngerawat mertua beberapa hari, baru terasa BGT, betapa mengerikannya pikun itu,harus investasi dari sekarang buat hidup sehat. Sehingga masa tua tetep berkualitas, yang paling penting sih usahakan gak terlalu stress, itu bikin kerja otak terlalu keras, hingga pada akhirnya rusak dan gak connect, stay healty and positive