Jumat, 08 Februari 2013

O O O...




Wow..its February….
And whats new in our Family? Apalagi kalo bukan cerita tentang Keiko…
Ini adalah minggu ke tiga, semenjak saya gak nganter Keiko sekolah..Keiko sekarang berangkat sekolah sendiri :( Terakhir kali saya antar Keiko sekolah ketika mau ada surprise birthday party disekolahnya. Abis itu Keiko sekarang sekolah pergi dan pulang sendiri , dengan memakai mobil jemputan sekolah.

So sad………dan bener bener gak rela sebenarnya ,hari pertama dia sekolah tanpa saya anter ,diem2 saya nangis( malu di liat si bibi nech..) berkali kali saya telp supirnya,berkali kali saya telp teachernya, begitu jam 12 teng, saya dah stand by di halaman rumah nunggu Keiko pulang. Ini perjuangan pertama kali buat saya untuk “melepas “Keiko dan juga memberinya tanggung jawab full.Saya bergumul, apakah saya gak kelewatan secara Keiko tuh baru aja 4 tahun……:(

 Keputusan ini saya ambil karena Keiko begitu demanding kalau pulang sekolah.Hampir tiap hari dia merajuk sama mamanya buat pergi ke sini..ke sana…atau kadang dia sama sekali gak mau pulang dari sekolah. Saya sudah coba beragam cara buat Keiko untuk membujuknya pulang, seperti menjemputnya agak   telat supaya dia bermain lebih puas, itu juga gak mempan, akhirnya dengan berat hati saya memutuskan untuk memakai jemputan sekolah.

Tadinya suami gak setuju…alasannya Keiko masih kecil ( well..sampai tulisan ini saya buat pun , saya sebenarnya gak setuju ) Saya akan lebih tenang, jika Keiko benar benar ada dalam pengawasan saya…Membuat keputusan ini juga gak mudah, dan tidak terlalu rela..bahkan sedikit ada rasa sedih dan juga gak berguna. Karena banyak hal yang saya put a side..demi bisa anter jemput Keiko sekolah, itu adalah salah satu bukti pada Keiko, kalau mamanya really really be there for her.

 Namun perubahan yang positive tidak terjadi, butuh waktu buat bujuk Keiko untuk pulang. Akhirnya saya dan suami berdiskusi untuk cari solusi. Dan akhirnya di tetapkan buat Keiko untuk ke sekolah dengan jemputan ( sambil kami liat progressnya ). Banyak juga temannya yang memakai jemputan, namun biasanya mereka memakai pengasuh buat dampingin anak anaknya, Cuma..kami gak ada pengasuh, sejak saya brenti kerja, kalau saya harus ikut mengantar  jemput Keiko bersama mobil jemputan itu , rasanya sama aja bohong, karena dia tetap liat mamanya dan tetap merajuk ini dan itu. Mau tidak mau saya harus mengorbankan perasaan saya untuk “membiarkan orang lain “yang anter jemput Keiko.

Memang perubahan positive yang terjadi, gurunya juga melihat Keiko lebih tertib dan disiplin, begitu selesai kelas, dia akan put her shoes all by her self, and wait for other children.. dia juga gak ngotot untuk tetap di ruang kelas ketika anak anak lainnya telah selesai belajar, yang paling pasti ada begitu banyak perdebatan dan air mata yang terhindarkan.karena biasanya kami sering argue di jalan, saya ingin langsung pulang sementara Keiko maunya kami berhenti disana atau disini.

Ada banyak pikiran jelek di kepala saya, ketika membiarkan Keiko naik jemputan, karena kejahatan pada anak anak kian meraja lela… namun guru2 Keiko menjamin 100% kalau sang supir adalah orang yang terpercaya, mereka telah saling mengetahui dan menjalin kerja sama cukup lama. Dan selama 6 bulan Keiko sekolah, saya juga bisa melihat bagaimana tertib dan bertanggung jawabnya sang supir.Saya rasa tidak mungkin other parents mempercayakan anak anaknya ikut dengan jemputan jika safety nya terabaikan.

Well…saya rasa saya byk kasih excuse karena belum bisa terima kenyataan kalau Keiko mulai besar..she’s not baby anymore..

Dan sebenarnya juga gak tahu apakah keputusan saya benar atau salah…
When she is a baby.. saya pingin Bgt belajar soal home school, jadi Keiko tidak perlu TK saya bisa menghandlenya sendiri..tapi apa yang terjadi it didn’t work out well… dia tidak enjoy belajar sendiri atau juga saya yang tidak kompeten buat ngajar anak, saya yang tidak tahu pendekatan apa yang paling baik…Bukannya turn out good malah she refuse buat belajar. Akhirnya  kami putuskan Keiko untuk sekolah .
Ketika saya bekerja dan suami mulai begitu sibuk dinas luar, saya “merelakan” menjadi full time mom            ( kembali ) saya ingin “mengganti” kehadiran papanya. Dan ketika dia sekolah, saya pun ikut sekolah, saya senang anter jemput keiko sekolah, melihat nya main sama temen temen, melihatnya masuk kedalam sekolah, melihatnya melambai…itu hal yang membahagiakan, but..saya harus give it up juga, karena sekarang saya harus rela untuk melambai sama Keiko sebatas halaman pagar saja…

Kenapa semua yang saya pikir baik untuk anak saya didn’t work at all? Apa yang membuat saya sedih bgt adalah its just to soon.. to soon for me to waiving at keiko..i still want to hold her hand..not wave at her in front of our house...

Saya juga gak tahu harus berdoa macam apa, apakah saya harus berdoa supaya jemputannya juga gak sukses, jadi Keiko bisa balik saya anter jemput lagi, atau yang lain….?

Well.. ternyata dengan anter jemput Keiko kesekolah dengan mobil sekolah, berlangsung sukses..dia tidak moody, karena terlalu lelah ( harus antar beberapa teman dulu), dengan rela dia cuci tangan , cuci kaki dan bobo siang…rutinitasnya berlangsung lancar tanpa hambatan. Tanpa Banyak hardikan yang keluar  dari mulut saya.Ketika turun dari jemputan juga Keiko begitu senang melihat saya…

Saya harus jujur…kalau Keiko adalah anak yang sangat mandiri…beberapa orang tua murid mengakui akan hal itu, bahkan guru gurunya pun melihat Keiko seorang yang sangat mandiri..dan saya melihat bagaimana para orang tua dari beberapa teman teman Keiko berjuang agar anaknya mandiri, yang gak mau pisah dari orang tuanya pas jam pelajaran di mulai, yang gak mau lepas tangan orang tua atau susternya, yang harus nangis nangis begitu pintu di tutup, sementara Keiko…dia dengan nyantainya asyik bermain atau pun sibuk menghibur temannya yg nangis. Kalau saya di Tanya bagaimana bikin Keiko mandiri, saya juga gak bisa bikin rumusnya, I guess itu karunia Tuhan..

Kebutuhan atau perhatian saya pada Keiko seharusnya lebih kepada self controlnya yg terkadang emosian, seharusnya saya lebih konsentrasi pada hal yg lebih keiko butuhkan dibandingkan ribut dengan urusan atau kebutuhan saya yang tidak terpenuhi ( dlm hal ini sifat keiko yang “terlalu”mandiri)karena saya merasa sudah jarang “diperlukan” oleh Keiko :(
 .
Well.. I think I have to give up some of my pleasure, to see more pleasure in the future.
I think I have to learn also to see child need instead of my need.
Its beautiful when I remember her as a baby, sleep tide in my arms.. at that time I think what’s best for her is kept safe in my arms.. 
But time make my baby need room to grow..
My arm don’t have any capacity to make her grow more beautiful

Jadi mama berdoa buat Keiko..agar tangan mama tidak menghalangi mu untuk tumbuh bersinar dan cantik, mama berdoa agar tangan mama membantu mu untuk bertumbuh seperti yang Tuhan inginkan. Walaupun mama ingin selalu menimang Keiko..tapi ternyata itu gak selalu turn out to be so good, so when Keiko need mama, tangan mama siap sedia buat peluk dan timang Keiko.
Tuhan..tolong saya, karena kami sebagai parents Keiko gak ngerti apa2, banyak rencana yang “berantakan” apakah karena kami tidak tekun untuk menjadi orang tua? Ataukah karena kami    ( terutama saya ) lebih mementingkan keinginannya saya sendiri?

Sudah saatnya saya berdoa untuk kepentingan dan kebaikan Keiko, instead saya berdoa untuk kepentingan,kebutuhan  dan kebaikan diri saya sendiri dan mengatas namakan kepentingan dan kebutuhan anak. 

Selamat belajar mama Keiko…Semangat selalu ya….

2 komentar:

Natalia mengatakan...

Hai mama Keiko... Waduh, akhirnya saya nemu yang problemnya sama. D juga kalo pulang skul beteeee abiissss >_< Dari yang ketawa2 lari2 ke mobil, masuk mobil itu muka langsung ditekuk, terus marah2 ngomel2 tentang betapa dia gak suka sekolah, sekolah jahat krn dia sering dihukum dll. Marahnya dari yang cuma cemberut dan ketus, sampe tereak2 tendang2 pukul2 jok mobil, sampe nangis tantrum besar. Udah berbulan2 kaya gitu, intensitasnya berfluktuasi. Saya juga udah berbagai cara ngatasinnya. Tapi umur 5 th D udah mulai bisa diajak reasoning, bisa diajak ngobrol dan mulai dimotivasi utk belajar "gak mengumbar emosi". Saban mau jemput saya kudu doaaa dulu kenceng2 dah, supaya gak ikutan naik darah liat dia begitu -.-' Sampe pernah juga stres, rasanya enggan bgt jemput dia pulang skul, kalo bisa dimasukin ke asrama aja, pulangnya seminggu sekali wahahahahh... *emak sableng udah frustrasi*
So, take courage ya mama Keiko, this too shall pass... Mudah2an fase ini segera lewat, nanti2 segera bisa anter jemputin Keiko lagi. HUGS
(Maap kepanjangan, jadi curhat hehehe)

marthavina mengatakan...

Holla mama Darren, iya bener..Keiko juga seperti itu, gak mau kalo di jemput plg, dia marah..katanya mau sekolah lagi, atau kalau pun dia nurut buat pulang, dia bakal "maksa" mamanya buat singgah di sini atau di sana. :( , mau gak mau akhirnya saya masukin Keiko di jemputan..slama naik jemputan dia malah better , ngambeknya berkurang sampe 70%,hope bsk bsk bisa lah anter jemput Keiko lagi, and hope, dia gak umbar emosi lagi ( spt yg mama D bilang ) thx buat semangatnya ya... :)