Senin, 13 Juni 2011

SAAT SAAT PERTAMA

 Anakku, engkau menggenggam seluruh hatiku ditanganmu yang mungil.

Bagaimana ya rasanya membawa bayi kami pulang dari rumah sakit?
Hal itu selalu saya tanyakan pada diri sendiri, menjelang hari kelahiran bayi kami.
 LUAR BIASA SENANG, selalu itu jawab saya dalam hati. Bayangkan bayi yang tidak dapat saya lihat atau saya pegang( karena selama sembilan bulan berada dalam perut ) , kini dapat saya timang , saya lihat lihat sampai puas , sungguh suatu keajaiban
Saya memang tidak pernah melihat orang merawat bayi, ataupun menggendong bayi yang masih merah. Ada sedikit kengerian , tapi saya banyak sekali membaca buku, jadi…paling tidak saya “ “bisa” secara teori.
Hari ketika putri saya dilahirkan juga tidak seperti yang saya rencanakan, tidak ada kamera yang mengabadikannya, apalagi video ( kami ternyata sungguh gugup ) bagi saya itu adalah momen yang paling menegangkan, membahagiakan, bahkan menakutkan yang pernah saya alami. Hari hari dirumah sakit itu sungguh menegangkan dan kabur, saya tak bisa mengingat dengan jelas, yang terbayang jelas hanya wajah putri saya, ketika ia diletakkan didada, dan momen dimana ketika saya  menyapanya, sementara ia terlihat sangat keriput,menangis dan menguap secara bersamaan ( sungguh lucu ).
Walaupun suami saya kerap berada disisi ( sungguh saya berterimakasih padanya) tapi apa yang saya rasakan ketika hendak bertemu dengan Keiko, tak dapat di bagi oleh siapapun karena semuanya “tergantung” pada saya ,proses mulas dan mengejan yang sungguh luar biasa itu tak bisa dialihkan dan  tidak juga bisa saya “bagi” dengan siapapun, sungguh tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Suami saya terus memberi semangat. Tapi saya kelelahan, walaupun harus melalui proses induksi selama kurang lebih lima belas jam, dan disertai dengan teriakan teriakan yang tidak akan ditolerir oleh semua orang didunia, jika bukan karena proses melahirkan ini,  akhirnya bayi kami terlahir juga…Ketika malaikat kecil saya ditempatkan didalam dekapan saya.Rasanya sungguh tak karuan, Banyak terima kasih pada Tuhan, itu yang saya lakukan karena tanpa pertolonganNya, saya mungkin tak akan sanggup. Karena rasa yang luar biasa itu tak akan mungkin bisa dibagi oleh siapapun. Kecuali pada KUASA yang lebih besar. Sekarang saya mengerti, apa itu KEAJAIBAN.
Begitulah dan hari hari pertama menjadi seorang mama dimulai.
Hari hari dirumah sakit seperti bayangan yang kabur, karena saya baru menyesuaikan kondisi tubuh yang rasanya seperti babak belur selain itu saya juga harus memperhatikan kondisi putri saya. Selang beberapa jam saya melahirkan saya berusaha untuk memberikan ASI. Dan sebuah tantangan pertama pun menghadang saya, ASI saya tidak terlalu lancar, namun saya beterimakasih pada para dokter dan perawat yang terus memberikan saya dorongan untuk terus berusaha.
Ketika akhirnya kami bisa pulang kerumah, saya bermimpi untuk segera bisa berbaring pada ranjang saya yang empuk dan tidur malam yang nyenyak, karena ketika dirumah sakit kami sungguh tidak dapat beristirahat dengan nyaman. Dan banyak kali putri saya menangis di hampir setiap malam. Saya sungguh percaya jika tangisan putri saya dikarenakan dia tidak terlalu nyaman berada dirumah sakit. Namun sebelum malam tiba, bayi mungil kami sudah mulai menangis dengan begitu kerasnya dan sungguh sungguh sulit untuk ditenangkan. Lenyap sudah mimpi untuk dapat beristirahat dengan tenang. Malam hari pertama dirumah, kami saling berjaga, karena saya harus akui ternyata bayi kami bukan seorang bayi yang penyabar, saya tidak akan terkejut jika kaca kaca dirumah kami dapat pecah berkeping keping karena tangisannya yang begitu melengking dan panjang . Saya masih berharap mungkin ini karena pertama kalinya ia merasakan suasana kamarnya yang baru, mungkin jika malam berikutnya putri kami akan seperti bayi bayi yang lain yang pada umumnya terlelap dengan cantiknya, seperti pada iklan iklan yang sering terlihat.
Namun ternyata tidak  , putri kami ternyata sudah bisa menyampaikan semua keluhannya dan keinginannya dengan sangat jelas, diawal awal kehidupannya dan sebagai orangtuanya yang bisa kami lakukan adalah “menghormati” setiap keluhannya. Semenjak saat itu saya pun mulai meragukan setiap teori yang ada dalam buku buku yang pernah saya baca, bagaimana cara menenangkan seorang bayi.
Bagaimana mungkin menempatkan putri saya  di boxnya, jika ia terus menangis, pada saat itu saya berpikir pasti mereka tidak pernah mempunyai seorang anak. Selain itu saya pun sedikit marah pada diri sendiri karena saya tidak bisa mengatasi situasi yang ada. Tidak pernah terbayang jika seorang bayi dapat membuat dua orang dewasa kelelahan. Tangan yang hampir kram karena terlalu banyak menggendong untuk membuatnya tenang, punggung yang terasa kaku , karena terlalu banyak menunduk, disebabkan banyaknya popok yang harus diganti dan baju yang sering kali basah karena muntahannya . Memang sangat berat harus diakui, karena saya mempunyai standar saya sendiri dalam cara memperlakukan bayi saya, tapi ternyata semua yang saya kerjakan diluar standar karena semua yang saya pahami itu ternyata berbeda pada kenyataannya, merasa kecewa pada diri sendiri pun saya rasakan karena saya berpikiran bahwa saya gagal menjadi seorang mama yang baik untuk bayi saya. Tapi…untuk Keiko, saya tak bisa lama lama merenungi nasib dan merasa sedih, untungnya saya bisa dengan mudah bertanya ini dan itu pada mama, ( Thx Mom..), lebih dari pada apapun, mama yang telah mengalami semua proses melahirkan dan membesarkan tiga anaknya pun, juga merasakan ketidak berdayaan yang juga saya rasakan, jadi kami saling berbagi dan menguatkan.
Diawal awal saya menjadi seorang mama , saya banyak belajar untuk bersabar terhadap setiap tindakan bayi saya, terutama saat ia tidak menyukai apa yang saya lakukan padanya ( ia pandai menyuarakan hatinya ) . Saya pun belajar bergantung penuh pada Nya, karena ada bayi mungil yang kehidupannya sungguh bergantung pada diri saya, padahal biasanya saya ini cenderung “ bergantung” pada seseorang entah kedua orang tua saya dan tentunya suami saya, tapi rasanya tidak bisa seperti itu seterusnya.
Tidak ada yang mempersiapkan saya mengenai kondisi emosi saya pasca melahirkan, saya tidak pernah mengantisipasi rasa untuk mengalami rasa sayang yang sangat meluap luap, sampai rasanya jantung kita tertarik tarik, tidak ada kata yang cukup kuat untuk menjelaskan berbagai emosi yang saya rasakan.Belum lagi dengan kondisi tubuh yang sedang dalam tahap pemulihan dari kehamilan dan persalinan, banyak perubahan fisik dan hormonal yang terjadi. Saya mudah menangis, mudah merasa kewalahan, bahkan patah semangat, sementara ada begitu banyak tugas yang harus dikerjakan, saya seharusnya beristirahat dengan menyempatkan tidur siang ,ketika anak tertidur, banyak minum air putih . Mengurus bayi mungil memang menyita waktu, dalam segala hal. Saya seharusnya mengurangi harapan mengenai apa yang dapat saya selesaikan, seharusnya mengerjakan segala sesuatu nya  sedikit demi sedikit.
Itulah yang ingin saya bagi dengan para ibu, proses sebuah kelahiran itu sungguh berbeda beda antara satu dan yang lainnya. Bahkan jika kita dikarunia beberapa anak, proses dan rasanya pun berbeda beda,dan cara memperlakukan bayi bayi itu pun berbeda beda, tak perlu kita merasa “gagal “ atau tak cukup baik untuk menjadi seorang ibu.
Selain harus berhadapan dengan aktivitas kita yang baru dalam merawat sang buah hati kita pun dihadapkan pada  tingkat emosi kita yang terkadang sedikit mengharu biru karena naik turunnya hormone. Sehingga benar benar diperlukan persiapan yang khusus dalam menyambut kehadiran sang bayi , bukan hanya kebutuhan sang bayi, namun kebutuhan sang ibu pun perlu dipikirkan dengan seksama, sebisa mungkin kita harus merasa bahagia, rileks dan nyaman ketika sedang dalam keadaan mengandung.
Saya sungguh mengalami kelelahan luar biasa dan juga kesepian yang luar biasa ketika awal awal setelah saya melahirkan, lelah karena saya menempatkan standar yang terlalu tinggi , dan kesepian karena rasa lelah yang luar biasa membuat saya tidak bisa sekedar bersapa dengan teman teman saya. Saya terlalu khawatir.Saya lupa….benar benar lupa, kalau semuanya bisa diselesaikan nanti, tapi ada yang tidak bisa dibiarkan nanti yaitu bayi mungil yang kini berrsama saya.
Harus saya akui, saya kurang menikmati kebersamaan kami yang baru, karena rasa gugup yang luar biasa. Ketika saya menyadari itu, saya cepat cepat menurunkan semua harapan yang super duper aneh yang mengelayuti pikiran saya, saya berusaha untuk menerima kondisi diri saya, saya berusaha untuk memahami tubuh saya ,berusaha untuk beristirahat, saya berusaha untuk melakukannya satu demi satu dan saya mulai berkenalan dengan putri mungil saya.
Walaupun gambarannya tidak spektakuler seperti di TV, dengan senyum lembut sang ibu, baju dan tatanan rambut yang tak tercela, dan bayi yang tenang dalam dekapan, namun perasaan saya penuh dengan degupan yang sempurna yang sebelumnya belum pernah saya alami.

Beberapa saran dari saya mungkin dapat diterapkan bagi kita yang sedang ingin menyambut bayi baru ataupun yang baru saja dianugrahi seorang bayi mungil
  1. Persiapkan kebutuhan fisik bayi anda antara lain pakaian, tempat tidur ( box ) serta peralatan kebersihan dan juga botol botol susu (walaupun kita berniat untuk memberikan ASI )
  2. Persiapkan pengetahuan dasar tentang  perawatan dan pengasuhan bayi, untuk pengetahuan kita, sehingga kita tak akan perlu terlalu panic jika terjadi sesuatu yang perlu ditangani sendiri ( tentunya dengan cara yang benar )
  3.  Belilah Cd Cd music lembut, untuk pengantar tidur ataupun istirahat bagi sang ibu dan bayi, ini baik ketika masih dalam kandungan ataupun ketika sang bayi telah lahir
  4. Usahakan banyak istirahat, jika memungkinkan bila bayi anda tertidur, anda pun diharapkan untuk tertidur, ingatlah jadual bayi baru lahir terkadang terbalik, sehingga seringkali kita bergadang dimalam hari, kita tidak akan memiliki kekuatan serta kesabaran yang banyak seandainya kita tidak cukup beristirahat, terutama kita pun sedang dalam tahap pemulihan pasca melahirkan
  5. Lebih dari pada apapun anda HARUS berkenalan dengan bayi mungil anda, MENIKMATI kehadirannya , tanpa harus memusingkan dampak dari kehadirannya ( pakaian kotor, berat badan anda yang bertambah, waktu istirahat yang langka dan lain lain ) dipikirkan boleh, tapi tidak untuk dipusingkan
  6. Usahakan untuk banyak memiliki makanan ringan yang segar, buah dan sayuran segar potong, ini akan menjadi senjata yang ampuh seandainya anda lapar karena kehabisan tenaga ataupun karena sehabis menyusui, diharapkan bukan makanan keripik kentang ataupun minuman bersoda yang kini meenghuni kulkas anda ( walaupun harus diakui, itu nikmat sekali )
  7.  Jangan memendam perasaan atau memiliki banyak pikiran sharing itu dengan suami anda ataupun teman teman atau jika memungkinkan dengan ibu anda, karena ibu kita pun pernah melewatinya
  8. Jangan sedih ataupun kecewa pada diri sendiri, jika bayi kita sedikit “berbeda”reaksinya dari informasi orang ataupun buku buku yang kita baca. Karena setiap anak sungguh istimewa. Jika Bayi si A bisa terlelap dengan nyenyak hanya dalam hitungan menit, mungkin tidak begitu dengan bayi kita. Yang paling penting adalah membuat sang anak nyaman.
  9. Jangan lupa untuk membawa bayi kita control kedokter secara rutin, begitu juga dengan sang mama.
  10. Dan lebih dari pada apapun banyaklah kita berserah pada Tuhan, DIAlah yang mengatur segala sesuatunya, jika kita merasa kewalahan sampaikan segala sesuatu padaNya.

Selamat menikmati masa masa indah anda dengan malaikat kecil kita, waktu sungguh berlari dengan begitu cepat, jadi jangan pernah mengeluh,nikmati saja, semuanya akan baik baik saja.        

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kekasih kecilku, lekaslah bangun, peluk priamu ini.. kekasih kecilku, menangislah, krn tangismu menyadarkanku bahwa kau ada untukku.. kekasih kecilku pandangmu memberi harapan, harapan bahwa ada kesempurnaan antara kau dan aku. kita kan saling bergandengan menenangkan dalam menempuh jalan yg baru saja kita mulai...

ECL