Hari minggu kemarin, awal bulan Oktober ini seperti biasa, persediaan dirumah sudah habis, waktunya buat belanja bulanan,biar gak terlalu sering keluar rumah dan keluar duit buat beli kebutuhan, kami menjadualkan buat belanja bulanan di awal bulan. Sepulang gereja , dan istirahat sebentar di rumah, kami pergi ke Gandaria City, kebetulan disana ada Lotte Mart ( yang dulu nya Makro) terus saham kepemilikannya di beli sama perusahaan retail besar milik Korea…and then wallah…Lotte ada dimana mana sekarang.
Gak seperti biasanya mall ini kok tiba tiba dari awal mobil masuk udah penuh banget, sampe suami bilang apa balik aja lagi? Tapi…saya bilang sia sia, ini udah nyampe trus Keiko jg kalo kelamaan di mobil bakalan rewel banget, akhirnya kami menerobos masuk, saya udah takut aja duluan kalo antrian di cashier Lotte mart nya bakal puanjang bgt, tapi pas saya ambil keranjang buat naro belanjaan antrian gak penuh, malah cenderung sepi ( dibandingkan dengan jumlah manusia yang lalu lalang )Selama belanja kebutuhan bulanan , Keiko sama Papanya main ditempat bermain anak. Selama saya belanja , saya diiringi music dan lagu Korea ( dari awal sampe akhir ), gak kayak biasanya. Karena dah sering saya belanja bulanan disitu , gak pernah tuh yang namanya disuguhin full lagu Korean, dan apa karena dengerin lagu korea kebanyakan, saya jadi ngerasa orang orang disekitar saya jadi kayak orang korea semua, halah…tapi bener an mata saya ini gak siwer, mata saya masih jeli kok, secara saya juga seneng liat film dan style mereka. Beneran deh…hari itu pengunjungnya rada beda, jadi sembari saya antri di cashier yang antri nya gak seberapa panjang itu, saya sembari liat manusia yang beraneka ragam itu , perhatian saya teralihkan ketika ada pengumuman dari operator kalo pembelian dalam jumlah tertentu akan mendapatkan ticket untuk nonton pagelaran artis korea hari senin tanggal 3 Oktober. Wah..jumlahnya belanjaan saya bisa banget, jadi pas selesai bayar saya langsung ke bagian informasi ,
“wah ibu beruntung..ini bu tinggal satu katanya, lho..tp Ibu gak pake kartu Lotte ya???
Iya, kartu saya masih punya makro
“Wah, gak bisa Bu..” Kata petugas Informasi Lotte Mart.
Saya nyesel banget knapa gak dari kemarin kemarin saya urus kartu Lotte itu, yang Cuma dalam itungan menit bisa selesai tapi saya masih berusaha mohon supaya saya bisa dapet tiket itu, terus terang ini bukan buat saya, tapi buat keponakan saya, keponakan saya tergila gila sama artis artis korea, bahkan dia pernah rela ke Singapore demi ngejar suju ( super junior ) karena issunya mereka gak akan ke Indonesia. Tapi even gimana pun saya mohon, saya tetep gak bisa, ya akhirnya saya buru buru apply kartu Lotte tadi buat jaga jaga, kalau ada hal hal yang kayak gini lagi, skalian deh, buat kumpul poin. Sedikit kecewa, tapi apa boleh buat.
Ternyata kehebohan yang terjadi di Gandari city itu, dalam rangka Korean , Indonesian Week Festival , yang berakhir hari senin Tgl 3 Oktober. Pantesan pikir saya…gerbang masuknya aja dibikin seperti Hanok (sebutan buat rumah tradisional korea )dan ada demo masak, ala masakan korea, belum lepas keterkejutan saya, ternyata di main hall nya ada jumpa fans artis artis korea, yang di undang buat ngeramein acara Indonesian – Korean Week Festival, para ladies yang hadir juga berdandan ala ala sana, dengan make up lancip, cenderung kayak kucing, saya gak ngerti gmana bilangnya tapi seperti gambar ini
Dengan baju baju manis ala artis artis korea, atau celana pendek, rambut panjang tergerai ataupun di blow curly manis, pantes pikir saya, kayaknya hari ini rada lain. Rupanya ada acara meet and greet . Penyanyi Korea Selatan yang datang dalam acara Konser Artis Korea yang tampil Senin (3/10) malam antara lain Lee Joon Ki, Lee Dong Gun, Andy Shinhwa, Park Hyo Shin, Jung Jae Ill, dan Misra Jin, yang merupakan ikon penyanyi Korea yang lagunya jadi soundtrack film populer di Korea Selatan.Yang seharusnya keponakan saya nonton, tapi karena saya gak punya kartu member buat ganti strok belanja sama tiket mau gak mau harus sabar deh, tunggu next year kalee. Gandaria City , kali ini mendapatkan kesempatan sebagai penyedia venue bagi Kedutaan Besar Korea dalam menyelenggarakan Indonesia Korea Week yang berlangsung pada 28 September 2011 hingga 3 Oktober 2011. Beragam pertunjukkan kebudayaan, demo masak, nonton film Korea gratis, K-pop Contest dan juga Special Korean Artist Performance, diadakan di mall itu.
Korean Food Festival dan Korean Film Festival menjadi kegiatan yang dapat diikuti oleh para pengunjung dengan gratis. Seperti seminar dan demonstrasi masakan Korea yang diadakan di Mainstreet dan Mini Atrium. Yang terbersit di benak saat berbicara soal makanan Korea pastilah kimchi atau bibimbap. Bahkan Para pengunjung Gandaria City diberikan kesempatan untuk mengecap masakan asli Korea di Korean Food Festival pada tanggal 1 & 2 Oktober 2011.Tapi..karena saya bawa Keiko, gak sempet lah icip icip makanan hasil demo itu.
Pas meet and greet nya minggu itu, setiap artis artis itu bergaya, para pengunjung langsung heboh dan teriak, yang nonton gak ratusan tapi ribuan, dan suara mereka menenggelamkan sound system yang udah maximal banget.orang orang yang curi pandang dari lantai atas juga, ikut ikutan bersorak. Sontak hari itu rasanya saya jadi turis dinegeri sendiri. Suami saya pun berkomentar sama seperti saya, ketika dia nemenin Keiko main,banyak anak anak korea dengan orang tuanya , seperti nya mereka memanfaatkan festival itu, buat kumpul dan ketemu sesama teman, dari satu Negara. Saya senang melihatnya, saya juga menyukai pernak pernik yang ada pada Negara gingseng tersebut.Saya lebih senang memandang hal ini sebagai hal yang postif, persahabatan kedua Negara dan juga pembelajaran buat kita.
Saya jadi inget zaman saya SMP , dan SMA, yang bener bener lagi booming yang namanya J.Pop, hi..hi..Japanese style, dari rangkai bunga, komik komiknya, sampai pada drama dramanya persis sama seperti K.wave sekarang ini, saya ingat harus terburu buru pulang kerumah waktu saya masih SMA kls satu ( buat sampe dirumah jam 6 sore ) bukan buat makan, tapi buat nonton dorama yang judulnya Tokyo Love Story, aih…! Sampe skrg kalo nonton saya juga suka senyum senyum sendiri, bersama beberapa teman ,kami punya klub yang suka bertukar tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan J.wave tadi.Jepang yang saya lihat , teliti, dan sukai itu berbeda dengan Jepang yang saya pelajari di sekolah. Ya…sejarah bilang, kalau mereka adalah penjajah, yes…its true, mereka sadis…itu jg bener BGT, bahkan Opung saya ( kakek, dlm bahasa batak ) adalah saksi gmana kejam nya Jepang, nyawanya nyaris melayang . Gitu juga dengan Korea, tau deh, opini orang kalo masuk perusahaan korea ampe ubanan juga, gak bakal kaya coz, gajinya kecil, atau orangnya yang suka nyleneh, kurang sopan…bla..bla.. ada benernya. Tapi…we love them don’t we? J & K pop itu, bener bener banyak mengilhami anak anak muda sekarang, sampe ada grup band J-Rocks sgala, juga Viera yang awal muncul mempunyai ciri khas rambut gaya Jepang yang jigrak serta gaya berbusana mereka, yang ber harajuku ria, terutama Widi, yang terkenal modis dengan baju baju harajukunya , the virgin, duet Maia dan Mai Chan yang hobby bgt ber harajuku plus Agnes Monica, dan sekarang ….kita lagi ber K…ria, sampe ada boy band yang sempet mati ,idup lagi, tapi dgn konsep yang beda.Konsep ala penyanyi boy band korea, yang koreonya musti bagus, selain bisa nyanyi mereka juga harus bisa nyanyi .
Saya adalah salah satu penggemar J & K pop tadi, even gak sampe kayak keponakan saya yang rela ngabisin uang buat pergi keluar negeri demi ngeliat boy band kesukaannya ( even dulu..waktu saya single ) Banyak lah moment moment yang saya tukar , walaupun ada perhelatan dan festival tentang Jepang, kalo emang tabrakan waktunya dengan kuliah, kerja, atau pelayanan saya. Saya gak membabi buta buat hajar .Saya menyukai nya but not addicted to it. Takarannya harus pas lah.
Tapi memang tidak bisa di pungkiri bagaimana kreativitas mereka bercampur dengan teknologi yang canggih, serta kerja keras hal hal yang simple bisa jadi sungguh luar biasa dimata dunia. Kayaknya gak kepikiran deh bikin drama yang settingnya adalah toko roti juga dapurnya, tapi…ditangan mereka bisa jadi sesuatu, drama Bread, Love and dream itu menjadi drama yang sangat sukses, bisa dikatakan drama yang paling mewakili korea dan katanya sesuai dengan falsafah korea, bagaimana kerja keras, ketekunan, dan juga ketulusaan akan membuat roti jauh lebih enak dan tak terlupakan dibandingkan roti yang keluar dari orang yang berhati dingin, even dengan teknik yang canggih.
Begitu juga dengan Film Departure ( OKURIBITO ), kalo kata suami saya sih, terjemahan harfiahnya adalah orang yang mempersiapkan jenazah. Jreng…, film ini memang bercerita tentang orang yang bekerja, sebagai petugas yang memandikan , dan mendandani jenazah. Tapi..bukan kengerian yang saya tangkap, ataupun kesedihan yang terusung, justru keindahan hidup terpampang jelas dari film ini, settingnya yang indah, ceritanya yang apa adanya membuat kita mengerti bagaimana orang orang Jepang modern tetap mengakar pada budayanya dan mau tidak mau membawa kita pada suatu rasa hormat yang luar biasa pada sejarah dan budayanya, mereka diingatkan siapa mereka dan akar mereka dan mereka tidak boleh melupakannya sampai ajal menjemput. Tak heran film besutan sutradara Yojiro Takita dan dibintangi oleh Masohiro Motoki ini mampu menghadiahkan Oscar untuk Jepang sebagai Best Foreign Language Film di tahun 2009.
Aih…saya malu nih, saya gak pernah mikir buat menghargai “akar” saya. Saya bahkan dulu pernah berusaha mencabutnya dan memotongnya. Saya keturunan Baja ( Batak – Jawa ) , tapi gak pernah mau tahu bagaimana batak itu, atau bagaimana jawa itu. Ketika saya menikah, saya menikah dengan laki laki dari suku batak ( which is yang saya hindari BGT , tadinya ) dan pesta pernikahannya juga diselenggarakan dengan upacara adat Batak . Yang paling aneh, adalah saya tidak pernah menghadiri pernikahan dengan prosesi adat batak , jadi beberapa bulan sebelum menikah saya sengaja datang buat melihat bagaimana prosesinya. Saya tidak tahu kenapa saya sangat anti batak. Heran ….mungkin karena dikalangan kita, Batak itu identik dengan suku yang demen blak blakan terus kalo ngomong juga suaranya bisa kedengeran dari ujung ke ujung, terus …banyak lagi alasan alasan yang bikin saya menghindari untuk menyebut diri saya orang batak, sampe saya gak pernah pake marga dibelakang nama saya, hi..hi..hi.. ( keterusan nech sampe skrg ) Waktu mau nikah , itu adalah pergumulan panjang karena keluarga sepakat dengan pake Adat Batak, ya iyalah secara dari pihak suami 100% Batak, sementara saya sendiri Bapak saya juga orang batak, jadi istilahnya saya 50% batak, kalo gak pake Pesta Batak, emang rada aneh juga, jadi…saya sudah kebayang, kalo saya gak bakal pake baju pengantin putih, yang saya idam idamkan, dan ketika resepsi pake lagu lagu favorit saya yang udah saya susun ( even sebelum saya tahu saya mau kawin ama siapa ) Wong di resepsinya nanti pake gondang ( sejenis gendang batak ) dan juga lagu lagu Batak. Ya..tapi mau apa, saya nurut aja deh, karena bagi saya pribadi, pemberkatan nikah kami digereja harus “sesuai, seperti impian saya” even minus gaun putih panjang itu, jadi saya merancang liturgy, lagu lagu, dan juga dekorasinya, dan yah..Puji Tuhan itu seperti apa yang saya pikirkan tentunya minus tanpa gaun putih itu. Dan pas di gedung saya buta…buta gak tau musti ngapain, gak tau kapan harus berdiri, kapan duduk, kapan salaman , prosesi diulosin itu kapan, kadang suami kasih tanda sama saya kalo pas udah musti ganti posisi. Pestanya meriah…saya ngeliat muka semua orang happy. Tapi beberapa dari temen saya bilang kalo pengantin ceweknya mukanya bengong, bingung malah cenderung bego….( hi..hi..hi..)
Selama 4 tahun perkawinan kami , adalah dimana kami harus ikut mengadati atau ikut berpesta dalam adat. Tadinya saya tersiksa, sama seperti ketika saya nikah dulu.., waktunya yang lama, yang diharuskan memakai kebaya ( apalagi saya dah married ), trus belum lagi ngedengerin orang orang yang ngomong gak tau apa artinya, saya tersiksa, kalo harus ngikutin pesta adat itu. Suami saya berkomentar itu terjadi karena saya tidak menikmatinya, saya tidak bisa menikmatinya karena saya tidak suka, karena tidak suka makanya saya gak mau belajar apa apa tentangnya. Makanya kalo ada acara acara seperti itu bawaannya tersiksa, saya datang Cuma buat setor muka sama mertua doank, dan formalitas. Ya..mungkin apa yang dikatakan suami saya benar. Sampai suatu hari kami mengadakan pesta adat untuk adik ipar saya, mereka telah menikah jauh sebelum saya dan suami married, Adik papanya nikah dengan perempuan Jogja, sewaktu menikah mereka di Jogja, karena anak anak sudah besar,mertua saya minta supaya mereka berdua diadatin tentunya dalam adat batak. Dan minta supaya adik ipar saya ini diberikan marga. Saya sungguh terharu, dengan apa yang terjadi..begitu banyaknya orang hadir, padahal tidak related sebagai family kami , tapi karena rasa kekeluargaan yang begitu besar mereka menghadiri acara itu sampe malem…! Mereka memberikan wejangan, buat anak perempuan mereka yang baru, sampai ketika pas kata ucapan terima kasih dari ipar saya untuk tamu yang dateng, yang bisa dilakukannya Cuma nangis, karena begitu terharu dengan semuanya yang hadir.
Ya…dalam adat batak, kekerabatan itu luar biasa di junjung tinggi, menghormati orang lebih tua, ( dengan sebutan sebutan yang sesuai dengan pangkatnya ) bikin kita tahu harus bisa bersikap seperti apa. Kerja keras demi keluarga itu bener bener terasa sekali dalam keluarga keluarga kami, untuk bisa membawa nama baik keluarga . Yang sungguh membawa hangat dalam hati saya, itu sikap kekeluargaan yang amazing. Bukan siapa siapa saja saya bisa memanggilnya Namboru ato Amang tua, bagi kami semua adalah saudara. Baru dah nyadarnya sekarang…saya ini belajarnya telat mulu.
Sekarang..saya mulai menikmati pesta batak, saya mulai ikut menikmati percakapan percakapan mereka, saya bisa menyukai lagu lagu batak, yang sarat pesan luhur. Benar kata suami saya kalau saya tidak kenal, maka saya tidak bisa menikmati, dan saya tidak bisa paham terhadap sikap mereka, dan bikin diri tersiksa.
Bangsa besar adalah bangsa yang mau menghargai apa yang melekat dalam diri mereka.Tidak deny , akan akarnya. Gak masalah kita sangat tergila gila dengan J and K, wave..secara dunia juga dah mengglobal with out bounderies, aneh justru kalau kita merasa paling istimewa dan paling baik sendiri, tapi..menghargai akar kita, akan jauh lebih mudah untuk kita bisa hidup subur,dan gak merasa terasing di dunia. We know our root and our home. Banyak nilai nilai luhur dari akar kita masing masing, rasanya gak ada alasan yang realistis buat potong dan buang akar kita, kalau kita hidup dengan akar tadi…niscaya banyak hal pun yang bisa kita bagi buat dunia seperti yang telah dilakukan dahulu oleh, Jepang, Korea, China. Dimana pun mereka berada mereka gak deny asal usul mereka. Mereka tetep bangga dengan akarnya.