Sewaktu saya masih aktif mengajar di Komisi Pelayanan Anak, Bulan Juli merupakan bulan yang sangat ramai, salah satu bulan yang sangat menghebohkan. Pasalnya ada tiga event sekaligus yang musti kami persiapkan yaitu acara kenaikan kelas, acara liburan buat anak sampai pada peringatan Hari Anak Nasional. Memang..bulan juli itu, khusus bulan buat anak anak . Biasanya kalau peringatan Hari anak Nasional, kami menyesuikan temanya dengan tema nasional yang telah pemerintah keluarkan. Untuk tahun ini Temanya adalah Anak Indonesia sehat, Kreatif, dan berakhlak mulia.
Hari Anak Nasional ini telah mulai dirayakan sejak tahun 1986, sesuai dengan keputusan Presiden no.44 tahun 1984.Sehingga saat itu, setiap tanggal 23 Juli, diperingati sebagai Hari anak Nasional ( HAN ). Selain itu Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB) pada tanggal 20 November 1989 telah mengatur dan menyetujui Hak Hak anak yang diatur dalam Konvensi Hak Anak.Dimana Pemerintah RI juga telah menandatanganinya pada tanggal 26 januari 1990.
Ada 4 prinsip dasar hak anak yang terkandung di dalam Konvensi Hak Anak, yaitu:
- Non-diskriminasi (setiap anak punya hak untuk tidak dibeda-bedakan berdasarkan perbedaan latar belakang, warna kulit, ras, suku, agama, golongan, keluarga, gender, kondisi fisik & mental, dll)
- Kepentingan yang terbaik bagi anak (setiap anak berhak mendapatkan yang terbaik)
- Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan (setiap anak berhak untuk hidup dan berkembang normal, oleh karenanya setiap anak berhak memperoleh jaminan pertolongan, penyelamatan dan perawatan kesehatan dalam kondisi sakit, berbahaya dan mengancam jiwa, hak mendapatkan tumpangan dan makanan untuk kelangsungan hidupnya, hak memperoleh pelayanan kesehatan dalam kondisi sakit maupun sehat, hak mendapatkan pembinaan untuk tumbuh kembang fisik dan mental termasuk pendidikan rohani, dan hak mendapatkan pengajaran hal-hal yang baik)
- Penghargaan terhadap pendapat anak (setiap anak berhak untuk dihargai pendapatnya dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi/tanya jawab)
Jika Badan Internasional, seperti PBB, dan bahkan pemerintah kita, “menyediakan” satu hari untuk kita bisa merayakan Hari Anak, mustinya kita menyadari betapa pentingnya anak anak itu…tidak hanya untuk kehidupan bangsa kita tapi juga bagi masa depan dunia. Ditangan merekalah kita serahkan impian, harapan, cita cita untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik bagi kehidupan bangsa dan dunia. Mereka adalah mesin mesin waktu kita, Kelak yang ada sekarang, tidak akan ada lagi…digantikan oleh tunas tunas muda kita. Lihatlah…betapa hebatnya anak anak yang kita sedang timang sekarang…yang selalu merapat kepada kita, jika ia merasakan ketdaknyamanan…atau merengek jika ia terjatuh.Kelak mereka akan menjadi “seseorang “ yang bahkan tak akan kita imaginasikan pada saat ini. Kehidupan masing masing anak ini , akan mengemban tugas dari Sang Pencipta, untuk membuat perbedaan yang baik bagi peradabannya. Karena peran yang begitu penting inilah maka PBB menganggap bahwa hak anak anak harus benar benar dilindungi. Dan Indonesia ambil bagian didalam mengaminkan akan pentingnya perlindungan pada hak hak anak.Seremoni yang satu tahun sekali ini biarlah menjadi penanda dan pengingat kita, pada orang dewasa, untuk tidak merendahkan apalagi menyepelekan anak anak.
Namun begitu pelanggaran akan hak anak anak pun acap kali terjadi, bahkan sudah masuk pada ranah kekerasan. Kekerasan seksual pada anak kini marak terjadi, dari penjualan anak anak untuk pemuas seks, sampai kekerasan yang dilakukan oleh pihak keluarga atau orang yang dekat dengan sang anak. Eksploitasi untuk memperkerjakan anak anak dibawah umur, demi alasan sosial ekonomi, merenggut masa anak anak, dan memaksanya untuk menjadi pencari nafkah bagi keluarga.Bahkan kekerasan itu tidak hanya terjadi pada fisik mereka, namun juga kepada psikis mereka.
Jika kita mengacu kepada Konvensi hak anak yang tadi maka, kita dapat melihat dengan sangat jelas betapa maraknya pelanggaran yang terjadi pada hak hak tersebut.
1. Soal diskriminasi, jangan ditanya deh…gak usah perlu jauh jauh, wong dirumah kita aja, terkadang jelas sekali pengkotakkannya, sampai sekarang anak Lelaki masih begitu diharapkan sebagai penerus keluarga..yang bawa nama. Padahal Laki laki atau perempuan, sungguh diharapkan sebagai, penerus keluarga. Begitu juga dengan suku…banyak yang masih pada ribet dan males, untuk…ngelirik, suku ataupun ras lain kalau udah urusannya soal pernikahan atau malah dalam urusan pergaulan. Menganggap suku kita jauh lebih baik dibandingkan suku ataupun ras orang lain. Kalau lebih baik, saya pikir Tuhan tidak akan menciptakan orang dari berbagai macam budaya, suku, dan bangsa, justru karena lebih baik , dan lebih indah itu berbeda beda, makanya Tuhan menciptakan nya seperti demikian. Dan apakah hak kita untuk mengatakan bahwa suku , ras, ataupun bangsa kita lebih baik dari pada orang lain? Dan terkadang , kita pun masih terbentur dan saling curiga, jika menyangkut masalah Agama, hal yang sangat pribadi ini, malah kadang kadang bisa jadi ajang debat sampai pada masalah perang…padahal ini adalah urusan diri sendiri dan Sang Pencipta. Hal hal yang menyangkut diskriminasi ini memang terjadi turun temurun, seperti penyakit turunan, karena pada dasarnya anak anak diajarkan seperti itu, dan ketika ia bertumbuh menjadi sosok dewasa, ia pun mengajarkan hal yang sama pada anak anaknya. Sekarang..marilah kita hentikan itu semua, karena soal jenis kelamin, suku, ras, bangsa ataupun kepercayaan ( karena biasanya anak mengikuti agama orang tua ), itu sudah dimiliki anak sejak lahir, secara akal sehat , itu dah gak bisa diapa apain…apalagi soal Jenis Kelamin dan ras…, jika kita ingin berperkara akan hal itu, sama halnya kita berperkara dengan Tuhan.
2. Soal mendapatkan hal yang terbaik…..yang ingin saya sampaikan dan sebagai catatan penting dan amat mendasar bagi kita adalah, hal yang terbaik itu bukan masalah ekonomi, bukan punya mainan bagus, ataupun pakaian bagus, bisa main ketempat bermain anak setiap hari, sekolah yang bagus…bukan liburan kemana, bukan…bukan itu yang penting bagi anak. Yang terbaik adalah, keinginan kita, para orang tua dan pendidik untuk memberikan yang terbaik bagi mereka, yaitu perhatian dan kasih sayang, dan bagi setiap keluarga, memberikan rumahnya sebagai surga dibumi. Tapi , berapa banyak dari kita yang menggantikan semua itu dengan materi? Begitu juga untuk para pendidik, yang sering kali lebih membuat patah semangat para anak didiknya ketimbang memberikan mereka dengan cara yang terbaik, seperti semangat, dan dorongan? Hentikanlah , mari kita koreksi diri kita masing masing…sudah kah kita memberikan yang terbaik dari kita, untuk anak anak kita? Para tunas muda kita? Pada harta yang paling berharga dibumi ini?
3. Soal untuk mendapatkan hak hidup….Saya harus mengelus dada, dengan begitu maraknya kasus penelantaran bayi bayi, ya Tuhan…seperti tak ada harganya, mereka ditaro, dikardus, digeletakkan begitu saja, seketika sehabis dilahirkan dan kemudian menjadi santapan kawanan anjing anjing liar….ataupun ditenggelamkan.Mereka tumbal bagi kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain…Belum lagi, anak anak yang terlantar karena kekurangan gizi, anak anak yang tidak bisa berobat karena tak punya biaya sampai ada spanduk berbunyi…orang miskin dilarang sakit.Anak anak yang putus sekolah karena biaya pendidikan yang makin lama tidak masuk diakal lagi mahalnya.Anak anak cacat, yang tidak tahu apa apa, namun dikurung dan dipasung oleh keluarganya, supaya tidak mengganggu katanya….Sudah saatnya kita bertindak, ini semua harus dihentikan..bergeraklah aktif, pedulilah terhadap nasib anak negeri, laporkan masyarakat yang sangat membutuhkan uluran tangan kita dan pemerintah, kepada ketua RT ataupun dusun setempat, laporkan setiap pelanggaran, informasikan pada pengurus lingkungan setempat anak anak yang perlu dibantu. Dan bagi pejabat diatas sana….tolong lihatlah kami…anak anak disini yang kembung karena kurang gizi, dan busung lapar. Hentikan dagelan memperebutkan kekuasan, bantu, rawat dan kasihinilah kami, anak anakmu…kami tak bisa berjuang sendiri, kami memerlukan bantuan mu wahai pejabat negeri kami yang penuh kuasa….jangan ada lagi pembunuhan karena ketidaktahuan….ataupun karena ketidak acuhan.
4. Soal penghargaan terhadap pendapat anak, percayalah anak anak adalah guru yang paling hebat, jadi jika ada dari masing masing kita yang masih tidak perduli, terhadap gagasan, opini ataupun pendapat mereka, maka saya berpendapat, bahwa kita adalah orang tua yang tidak baik ( maaf) Selesaikan segala masalah dengan berdiskusi, saling mendengarkan dari kedalaman hati, bukan dengan perintah, serta hardikan, ataupun tudingan dengan jari. Dengarkanlah kami, anak anak yang begitu ingin bermain, dan berpetualang, tolong jangan terlalu mengurung kami dalam ruang bertembok empat, yang dimana hari demi hari pemikiran kami selalu disunat, oleh hal hal yang katanya “wajar dan lumrah”, sementara pendapat kami dianggap terlalu aneh
Bersyukur…jika Negara kita telah memiliki kesadaran yang demikian baik, akan hak hak anak, tapi…kita juga sadar, jika ternyata, begitu banyaknya pelanggaran yang terjadi, akan nasib anak disekitar kita. Tolong..jangan saling tuduh, salah siapa….mari kita sama sama bekerja untuk memperbaikinya. Usahakan agar keluarga adalah tempat yang pertama bagi penerapan nilai nilai yang baik, junjunglah hak hak anak, dengan menerapkannya pada unit social kita yang terkecil yaitu keluarga,terapkan dalam kehidupan berkeluarga, mintalah mereka untuk tidak terlalu ambil pusing soal masalah perbedaan keyakinan, jenis kelamin,ras , suku, bangsa dll. ingatkan mereka bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan yang sempurna, dan sudah selayaknya kita saling mengasihi.Belajar untuk memberikan yang terbaik, diri kita yang terbaik, dan contoh yang terbaik bagi anak anak, untuk bisa di gugu dan ditiru.Belajar untuk menghargai hak hidup seseorang…dengan belajar mengasihi mahluk hidup dan sesamanya. Dan masing masing kita belajar untuk saling berbicara dari kedalaman hati, dan menyediakan dua kuping untuk mendengar. Saya rasa…itu gunanya 2 kuping dan satu mulut…karena Tuhan ingin kita lebih banyak mendengarkan, dari pada berbicara.
Masalah Negara kita begitu kompleks, dan entah kapan masalah soal anak anak akan bisa terselesaikan dengan baik, tapi kita juga diharapkan untuk tidak berputus asa, untuk itu, marilah kita keluarga keluarga Indonesia bergandeng tangan demi menjaga tunas tunas muda kita, supaya menjadi tunas yang sehat bagi ladang berikutnya …..dan mohon agar pemerintah turut aktif dalam usaha ini..tidak hanya berkomitmen untuk…tapi juga turun tangan terhadap apa apa yang memang bisa diterapkan demi menjaga dan merawat tunas tunas muda kita…
Mari bersukaria, menyambut hari anak…biarkan mereka menjadi anak anak yang sehat , baik fisiknya ataupun psikisnya, biarkan mereka menjadi anak anak yang kreatif…dengan mereka mengeksplor setiap kemungkinan yang ada, jangan batasi mereka dengan pemikiran ala berpikir orang dewasa yang terkadang sudah kadaluarsa, tuntunlah mereka pada alam kreatif mereka, bukan menghambatnya. Dan ajarlah anak kita menjadi anak yang berakhlak , budi pekerti luhur, tetap munjunjung tinggi nilai nilai Adikodrati dalam kehidupannya, sehingga mereka menjadi manusia yang kuat, dikala tantangan menerpa, mereka tahu…Ada Tangan kasih tetap menopang nya, sehingga tidak mudah putus asa lah mereka kelak.
Maju anak anak Indonesia….Maju Indonesia ku….
Selamat Merayakan Hari Anak Nasional 23 Juli 2011