VS
Tak pernah terlintas dalam benak saya jika kalap karena makanan adalah sesuatu hal yang berdosa atau pun sesuatu yang sangat tidak baik dan tidak manusiawi. Saya punya pengalaman yang bikin saya kapok, tiba tiba saja saya merasakan suatu keharusan untuk bisa makan di ...Restoran( Restoran khusus makanan oriental ). Karena sudah lama sekali saya gak makan disana, saya bener bener Cuma mau makan disana.Sampai suami saya harus bela belain ninggalin tugasnya demi istrinya yang pingin banget makan menu yang Cuma ada di sana, suami sempet nanya, apa harus kesana? Ada banyak restoran yang bisa di kunjungi,kan..? Lagi pula Restoran tersebut hanya ada didaerah tertentu, untuk di Bintaro restoran itu gak ada, alternative terdekat di Depok , Kuningan ataupun di Lippo Karawaci, ya..yang paling dekat ya di Lippo Karawaci ...akhirnya kami pergi, kesana, tapi kami tidak memperhitungkan kemacetan yang terjadi, karena saat itu awal bulan dan hari minggu pula , semua orang sepetinya keluar rumah termasuk kami, kami berjuang kurang lebih 45 menit hanya untuk bisa masuk ke mall yang kami tuju, untuk sekedar memuaskan nafsu mulut yang luar biasa egoisnya ini. Begitu kami sampai di Restoran yang kami tuju, saya makan dengan kalap, memesan semua makanan yang dulu merupakan favorit saya, suami saya sampai geleng geleng liat istrinya, apa abis pikirnya, ya ampun…ternyata abis, Keiko..senang dengan bubur dan kacang panjangnya, Papanya icip icip sedikit, dan saya????!!! Menghabiskan semuanya, sampai rasanya muka saya turn in to red and blue. “kok..tumben sih, bisa ngabisin makanan segitu banyak?” “gak tau jawab saya, kalap kali, secara dah lama gak makan disini” ..”nanti sakit perut” kata suami saya, and guess what …? He’s true, bukan itu aja, mual juga…dan akhirnya tingkat kepuasannya jadi minus….! Sampai saya bilang dalam hati, saya gak akan ke Restoran lagi dalam jangka waktu setahun…!! Makanan yang saya idam idamkan itu, tidak terlalu special lagi, bahkan sampai saat saya menulisnya disini, saya mengaku salah, saya rakus, saya kalap, sehingga yang ada hanya rasa gak enak sama badan saya dan juga batin saya, ( saya nyesel ).
Ya…saya memang janji sama diri sendiri, gak mau kalap kayak gitu lagi…buat hal apapun…saya teringat rasa mual dan hadeh…rasa yang gak bisa dikatakan deh! SECUKUPNYA..itu kata yang dipakai buat menggambarkan bahwa akal sehat saya seharusnya bisa bekerja J . Selain itu beberapa minggu ini juga keluarga kami mengalami duka cita , karena om saya meninggal dunia, dia terbilang masih muda, well.. 50 lah…, tapi semua penyakit ada sama dia, name it….gula, jantung, kolesterol, darah tinggi,penyumbatan di paru paru, otak ,semua karena pola makan, pola hidup dan juga rokok yang gak berhenti dah kayak kereta….Sepertinya om saya itu gak takut sakit, dan..mungkin gak takut mati juga kali. Well..semua orang emang pasti ada ujungnya, Cuma kalo musti sakit sakit berbulan bulan di rumah sakit, karena alasan gak bisa control mulut..itu lain cerita.
Sejak pengalaman di Restoran itu,saya lebih mengekang mulut saya dalam hal makanan, selain itu saya juga memang komitmen buat jaga makan untuk kesehatan ( setelah melihat banyak kejadian tentang efek makanan dan yang dikonsumsi ,sama saudara saudara terdekat ), Selain itu setelah jadi Mommy..saya memang dilarang sakit, gak ada waktu buat sakit, dan gak boleh sakit, jadi pola makan harus diatur. Selain itu juga saya berusaha banget buat ngasih contoh makan yang bener buat Keiko.Bukannya apa apa tapi…selain makan dengan porsi yang bener, saya juga berusaha untuk ngajarin makan yang bener, jenis makanan yang bener, gak asal kenyang, dan bukan sekedar enak . Supaya kelak dia bisa punya pola makan yang baik, dan gimana pun saya harus contohin dari awal, seperti yang kita tahu, akan lebih mudah memperbaiki segala sesuatunya kalau dari awal, atau sedari dia masih kecil.
Dari Pengalaman saya dan kejadian yang nimpa Om saya ( juga saudara saudara saya yang lain ), tekad saya makin kuat buat ngasih yang terbaik untuk keluarga, di meja makan.Gak pernah terpikir bukan kalau selama ini kita mungkin bawa racun kerumah, terus di masak dan dimakan sama orang tercinta??? Alasan ke praktisan adalah salah satunya, juga soal rasa.Jujur saja, terkadang indra pengecap kita,mengalahkan akal sehat kita ..ya , salah satunya pengalaman saya di restoran tadi, dari pada masak lama mending beli “ produk ini”, tinggal goreng, tinggal kukus, tinggal seduh, tinggal rebus.Kita terlalu memanjakan diri sendiri, hingga tidak peduli pada tubuh kita dan anggota keluarga yang lain, juga orang lain.Lihat saja iklan di Tv, hampir 60 % nya adalah iklan produk makanan, apa yang kita lihat , semuanya adalah membicarakan soal kepraktisan dan rasa…ada yang berbicara soal dampak nya bagi kesehatan? Tidak..itu menyusul…Jadi , sayur dan buah, ikan , daging tinggal kenangan, mereka adalah makanan zaman dahulu, sekarang…sayurnya sudah di modif, ikannya gak pake tulang, dagingnya udah lembut, buahnya lebih enak karena dah jadi manisan dan dalam kaleng. Rasanya dijamin buat lidah goyang. Pencernaan kita juga ikutan goyang..terlalu cape, buat ngikutin kemauan mulut sang empunya nya ,tapi kalo diperhatikan sebenarnya anggota tubuh kita protes , gak percaya? Kalo kita makan kekenyangan dan makan sembarangan, apa yang terjadi? Ngantuk, badan terasa berat, loyo, masalah dengan pencernaan. Dalam jangka waktu yang panjang, adalah tekstur kulit yang berubah ( cenderung terlihat kusam), naiknya tekanan darah,gula..bla..bla..dan temperamen yang cepet naik darah alias marah. Saya rasa Back to nature, itu bukan hanya slogan buat iklan perumahan, ataupun iklan obat yang bilang lebih baik obat herbal , atau soal perawatan kecantikan. Tapi juga soal makanan..udah jelas, sayur yang kita beli dipasar dan langsung diolah itu lebih baik kandungan gizinya, dari pada kacang atau sayur kalengan, ikan yang baru kita beli akan lebih bermanfaat jika di pepes dari pada ikan yang beku, dan punya tanggal expired satu tahun lagi. Belum lagi soal bumbu bumbu tambahan yang katanya akan lebih menyempurnakan masakan kita, padahal bumbu itu bukan 100 % bumbu, lebih banyak zat aneh yang bahkan kita sendiri gak bisa nyebutinnya. Semuanya serba praktis, dan enak bagi mulut,..belum lagi soal Restoran cepat saji, alias Fast Food, he..he..tapi saya terjemahinnya adalah : saya lebih baik berpuasa alias gak makan ( Fast ) , ketimbang , makan (food) , makanannya. Cara yang paling hebat dalam menghemat uang , kalori dan juga biaya ke dokter , ya dengan makan, makanan rumahan tanpa di embel embeli, masalah ke praktisan. So..Mommy siapin waktu sebentar, plus kertas dan pulpen: pikirin menu apa yang akan kita bikin di satu minggu ke depan, ( and real food plz…!!!!).
Saya adalah orang yang sangat sangat memanjakan indra pengecap saya, tapi..saya sadar, itu tidak boleh terus berlangsung, karena saya juga harus mikirin dan memanjakan pencernaan saya. Sekarang saya tahu mengapa makanan bisa membuat saya berdosa,bagaimana? Karena mereka mengubah gula darah saya dan membuat saya mudah marah dalam waktu 30 menit. Lalu saya menjadi murung karena pakaian saya tidak muat lagi.Selain itu saya menghabiskan sejumlah banyak uang hanya untuk makan dan memanjakan lidah saya ( yang tidak kurang hanya 5 or 7 cm ), sementara diluar sana banyak orang yang kelaparan karena tidak makanL…
Tulisan ini bukan menentang untuk kita tidak boleh makan enak, tapi..lebih kepada penguasaan diri dan juga secukupnya, lebih dari pada apapun jika kita mulai kalap akan sesuatu dan mengidam idamkan makanan tertentu ( yang biasanya emang Cuma enak dilidah saja ) yang harus dilakukan adalah bertanya pada diri sendiri, apakah ini baik untuk saya? Apakah ini baik untuk keluarga saya?
Jangan sampai , makanan itu memakan kita , jangan Hidup , hanya melulu soal makan . Makan apa, makan dimana? Saya mau makan ini, udah lama gak makan ini dan… kalap …, tanpa liat kalau yang enak itu bikin kita dan keluarga penyakitan. Tapi makanlah untuk untuk Hidup. Makan , makanan yang memang fungsinya sebagai makanan, tak berubah., makan lah secukupnya, sambil “liat kanan , kiri kita” ,kalau banyak orang yang belum bisa makan. Coz Life is just not about food, food, and food.
7 komentar:
you hit me mbak, area ini lagi belajar kukendalikan, hiks, doakan saya ya....^^'
makin diingatkan, harus tobat saya!! doakan ya mbak...
Emang paling susah ngontrol makan, apalagi kalo emang itu enak, cuma buat ngekangnya pake akal sehat aja, kalo makan harus secukupnya, dan kasian sama usus yg cerna. Tips buat Mega kalo lagi "kalap"sama makanan, minum air putih yg byk, jadi perut agak sedikit kenyang, makan jg pake piring yg agak kecil, biar kelihatannya makanannya byk, itu biar ngurangin porsi, plus olah raga itu bikin nafsu makan di rem. Biar badan sehat,hingga kita bisa bekerja & Melayani TUhan dengan maksimal. GBU
kalo aku emang gak bs makan banyak bu, begaaah rasanya. sampe suamiku bilang kok kamu makannya kayak burung, dikit banget. tp pas hamil naeknya gak kira2 16 kg gitu.
Sebenarnya makan gak perlu banyak, secukupnya dan yg paling baik ber nutrisi. Kalo hamil naik byk, gak apa persediaan susu buat babynya dan perkembangan dia jg. Sama Li..aku naik sampe 15 kg, perjuangan nurunin BB luar biasa...! Karena aku hoby makan..he..he..., sebenarnya yg penting badan sehat biar bisa ngurus anak, suami, keluarga, pelayanan..coz badan ini kan Bait Allah, jd mustinya kita gak masukin makanan secara serampangan dan bikin tubuh sakit.
Mba Martha:Sering kasiannya pas udah selese kalapnya mbak, hiks. Makasi banyak ya tipsnya, aku cobain deh. Btw, kalo ada tips-tips yang lain, aku mau dongggg...
Kak Lia: Aku iri dengan orang-orang seperti dirimu kak, kok bisa ya kenyang dengan porsi kecil gitu? Lah aku? Mosok rasanya minum aer aja jadi lemak *lebaayyyy*
Hi..hi..Mega gak mungkin lah
air jadi lemak, oya ini aku ada postingan tentang diet sehat, ini by pengalaman aku sendiri, dulu waktu habis lahiran, lumayan juga perjuangannya.tapi Puji Tuhan sukses, sampai sekarang berat badan tetep normal, gak kayak yoyo, dan yang pasti jauh...jauh..lebih sehat. hope berguna ya...SEmangat...!!!!
http://kicaugembiramama.blogspot.com/2011/05/mari-berdiet-sehat.html ( nanti kalo dietnya sukses kasih tau ya..)
*meluncur ke tkp*
Posting Komentar