Sabtu, 20 Agustus 2011

Mengatur Keuangan Keluarga ala Mama Keiko

Ini adalah area,   yang sama sekali saya tidak kuasai,yang mau saya hindari, yang mau saya tidak sentuh sentuh, yang mau saya cuekin aja, tapi herannya , makin dicuekin, makin saya dikejar kejar..buat nulis ini. Aduh, gmana ya?Bayangin orang macem gini  nulis soal ngurusin uang rumah tangga, waduh…! Saya sampe keringat dingin nech. Ada beberapa area dalam kehidupan ini, yang saya bisa lincah buat menulisnya, atau memberikan advise pada orang lain coz…saya ada pengalaman, dan ada sedikit kemampuan didalam saya bisa menghandlenya atau istilahnya punya sedikit prestasi deh, tapi….kalau soal ngatur keuangan, saya adalah the big looser .
Pastinya saya diketawain sama adek saya, kalo saya nulis ini, coz saya adalah orang paling boros…ros…ros…..sedunia, beneran deh, saya gak tau uang gaji saya dulu itu habis buat apa? Saya memang hobi ketoko buku, toko kaset , bioskop, dan juga belanja……………!ampun deh, kan dulu masih single jadi ya uang gak ada yg ngontrol kecuali diri sendiri, jadi keluar begitu aja, dengan sia sia, saya tahu kalo saya ini borosnya setengah mampus, makanya saya beberapa kali beli buku tentang mengatur keuangan, itu terjadi sewaktu saya masih gadis, tapi..ya di beli dan di baca sekedarnya aja.Sesudah menikah juga, kelakuan saya gak berubah. Dan seperti yang sudah bisa diduga, suami complain, coz dia gak tau kalo saya separah itu. Rada gak terima kalo sekarang saya di batas batasin soal keuangan, secara saya pikir saya kan bekerja juga…aduh, kalau dipikir pikir, waktu itu bener bener sinting deh, untungnya saya walaupun borosnya pangkat dua, gak pernah terlibat sama yang namanya hutang atau kredit, punya kartu kredit juga gak pernah dipake, karena saya tahu saya bisa bablas jadi saya kalau pergi kemana mana gak saya bawa. Rasanya saya seperti mau bunuh diri kalau keluar bawa kartu kredit, takut 4 bulan gak bisa makan gaji.
Beruntung banget saya bisa cepat sadar sama kelakuan saya, dan setelah 9 bulan menikah saya hamil ,dan 2 bulan kemudian saya resign . Dan otomatis kalau saya resign, pemasukan hanya dari suami.Dan mau tidak mau sekarang saya musti harus belajar mencukupi kebutuhan kami dengan apa yang ada. Awal awal nya saya belajar pake system “asal suami gak tau”, jadi kalo suami gak tau , saya bisa beli ini beli itu, trus kalo abis…untuk pos itu, ya bilang aja, kalo semuanya dah pada naik harga harga. Sampai suatu hari, adik saya dan adik ipar saya datang nengok saya,mereka nanya,apa dedenya dah ada rencana masuk asuransi? Saya sampe ketawa ngakak…wong belum lahir ngapain di asuransiin kata saya. Seperti biasanya adek saya, yang emang jelas jelas orang keuangan dan juga tau gimana borosnya sang kakak bilang gini,”Eh..jangan sampe anak gak bisa sekolah coz, mamanya borosnya ampun ampun, biaya sekolah , kesehatan itu mahal tau..”…bla bla..dia mulai kuliahin saya, dan saya bersyukur jika kuliahnya itu mumpuni buat saya. Sebenarnya dari sebelum married , saya juga sudah mulai membenahi diri untuk masalah yang satu ini, tapi gagal terus.
Dikarenakan saya tak bekerja, jadi memang aktivitas di luar rumah  berkurang, dan..berkurang juga buat kesempatan mata ini jelalatan, terseok seok saya berusaha untuk belajar lebih baik dalam menggunakan uang hasil keringat suami, walaupun kadang saya masih sering menyerah pada “barang barang lucu” tapi saya anggap saya lulus dengan nilai C (well..its not so bad kan ???), dengan indikasi bahwa suami kurang komplainnya, dan saya masih bisa menabung atau istilahnya menyisahkan , dari apa yg telah ditentukan, Hore….!saya patut untuk merayakannya, jadi..saya mencoba buat sharing, sama para wanita di luar sana tentang berusaha mencukupi diri kita dan keluarga dengan apapun yang kita miliki. Saya tak pernah merasa content seperti sekarang ini, jika dibandingkan ketika saya dan suami bekerja sama sama, malah back then suami pun bekerja juga sebagai seorang consultant, jadi istilahnya 2 orang kerja dengan tiga penghasilan, tapi anehnya saya merasa tetep kurang, sekarang…kami dengan 3 orang , dan hanya satu pemasukan tapi Puji Tuhan, kami tak pernah kekurangan.
Ini beberapa tips dari saya soal mengatur keuangan ala orang yang buta soal hukum keuangan dan investasi :
  1. 1.      Bagi pendapatan menjadi 4 posPengeluaran rutin ( dibagi menjadi 4 bagian )
                                               i.      Biaya dapur
                                               ii.      Biaya Pendidikan anak/ kebutuhan anak
                                              iii.      Biaya listrik, telephone, air dll
                                              iv.      Yang ini istilahnya adalah uang Persembahan, perpuluhan atau pun pendapatan yang kita berikan pada gereja untuk bisa dipakai bagi pelayanan, sementara untuk saudara kita yang beragama Islam, Budha atau Hindu pastinya sesuai dengan aturannya masing masing.
2.  Pengeluaran dadakan : ini lebih seperti pengeluaran untuk sesuatu yang tak terprediksi, seperti sakit ( jika tercover asuransi akan lebih baik ), berita duka , bantuan untuk keluarga dll. Jika memang by the of month, pos ini tidak terpakai atau tersisa, kita bisa memasukkannya pada Investasi, ataupun untuk rencana jangka panjang, seperti biaya tambahan untuk bangun rumah, atau rencana traveling bersama keluarga.
3. Investasi ( sesuai dengan kesepakatan suami , istri ), jika kita telah memiliki pemasukan, investasi ini wajib hukumnya walaupun jumlahnya kecil banget, dan gak berarti, tapi…apa yang kecil, jika lama lama dikumpulkan pastinya akan menghasilkan sesuatu yang lumayan juga, bukan? Inget peribahasa sd kan? Sedikit sedikit lama lama menjadi bukit.Btw..soal investasi itu, gak musti yang gede gede, kayak bikin toko, atau taro uang gede buat deposito. Kecil, konstan dan terus menerus, juga bisa menghasilkan sesuatu. Asuransi, dana reksa, ORI, atau emas adalah cara investasi yang relative aman, dan saya rasa cocok buat Ibu Rumah tangga, yang gak mau ribet.
4. Pengeluaran seneng seneng :Percaya deh, tadinya saya pikir, saya bener bener harus hemat, sehemat hematnya , tapi…rasanya gak realistis kalau biaya ini ditiadakan, secara kami juga perlu untuk merilekskan urat syaraf kami dari daily rutin ,  walaupun bukan hal yang besar, seperti liburan ke bali…, hanya biaya jalan jalan biasa, beli buku, ataupun biaya pijet ( secara jadi Ibu RT, badan terkadang seperti dibanting , at the end of day )
Semua Presentasenya sesuai dengan pendapatan keluarga , kebiasaan kebiasan yang dilakukan oleh keluarga masing masing, ataupun pribadi masing masing.

Dan untuk meminimalkan , konsumsi yang berlebihan terhadap apapun, saya membuat sedikit aturan buat diri saya sendiri :
1.      Belanja dibagi menjadi 2, yaitu :
a.  Belanja bulanan ( membeli , bahan makanan dan lain lainnya untuk konsumsi selama sebulan )seperti beras, minyak goreng,sabun, detergen, dll
b.  Belanja 2 x dalam seminggu , ini untuk bahan pangan yang tidak bisa terlalu lama disimpan seperti sayur, buah, ikan,daging ,tips ini sangat terbukti ampuh bagi saya, dalam memangkas biaya dapur yang membengkak. Selain itu, membuat saya terbebas dari melihat barang barang yang tidak saya butuhkan ataupun makanan yang tidak saya perlukan.Konsekuensinya kita harus punya waktu lebih untuk membereskan belanjaan yang lumayan banyak, selain itu juga harus ada waktu sendiri didalam kita merenung, dalam satu minggu ini, apa yang akan kita makan, untuk kita, dan juga untuk anak kita. Tolong yang saya maksudkan untuk belanja 2 kali dalam seminggu ini , bukan berarti kita harus memenuhi kulkas dengan makanan olahan ( mom’s taukan apa yg saya maksudkan , dengan makanan olahan ? ) sayur, buah , ikan dan daging, tetap bisa fresh jika kita pandai menyimpannya, sehingga dalam 7 hari itu, hanya dua kali yang kita perlukan untuk belanja sayur mayur( terkecuali ada acara besar, yang memerlukan kita belanja dalam jumlah banyak ), menghemat waktu dan juga uang, serta tenaga
2. Untuk hal hal yang rutin, seperti listrik, tlp, uang asuransi, uang spp anak ( dan hal hal yang sifatnya fix) tolong langsung untuk segera di bereskan diawal bulan,  jika perlu , pake system debet langsung dari account bank kita. Jadi kita tidak akan menggunakan  uang yang bukan “hak “ kita.
3.   Kartu kredit, ini memang salah satu fasilitas yang sangat menggiurkan dan sangat membantu , bagi sebagian orang , tapi itu tidak berlaku buat kami ber2, suami punya kisah buruk dengan kartu kreditnya, jadi sampai sekarang dia tak pernah menggunakannya lagi.Sementara saya adalah orang yang tidak mau dipusingkan soal tagihan , selain itu saya juga masih belum lulus dalam pelajaran saya menjadi bijaksana dalam mengatur keuangan, takutnya saya bablas …L takut…Tapi jika kita bisa bijaksana banyak hal yang menguntungkan buat kita yang bisa kita dapatkan dari pemakaian kartu kredit, diatur aja sebijaksana mungkin, berapa jumlah yang kita budgetkan untuk kartu kredit, jika sudah mendekati limit ( yang kita tentukan ), sedapat mungkin jangan dipakai lagi, atau malah jangan dibawa lagi kartu ajaibnya, soalnya lama lama nanti gak ajaib lagee ….J
4. Mall adalah tempat yang menyenangkan buat hang out, tapi tidak menyenangkan buat dompet. Jadi..solusinya jika kita selalu pergi ke mall sebagai hiburan akhir pekan, ubah jalan ceritanya dengan bepergian ke tempat wisata, lalu pergi ke kolam renang, mengajak anak wisata ke museum, ataupun pergi makan di restoran yang bukan di mall, manfaatkan salah satu akhir pekan ditiap bulannya, untuk menghabiskan weekend dirumah, dengan memasak sendiri, ( sementara suami bermain dengan anak), jika kita punya kebun kecil kita bisa mengurusnya, atau memperbaiki apa apa yg rusak atau sekedar beristirahat dirumah, sambil nonton video dengan suami.Banyak lah yang bisa kita lakukan tanpa harus ngemall
5.  Satu persatu, saya rasa zaman sekarang, susah sekali jika orang tidak punya hutang alias kreadit, tapi alangkah bijaksananya kalau kredit yang kita ajukan itu diselesaikan satu persatu, atau jangan yang terlalu material sifatnya, dalam artian jumlah yang besar, kredit mobil dan rumah pada saat yang bersamaan, belum lagi berbagi dengan kredit kredit kecil yang lain…terkecuali, penghasilan kita bisa menutupi, jadi kita masih bisa sedikit bernafas.sungguh tidak menyenangkan jika di awal  bulan kita sama sekali tidak menikmati hasil jerih payah kita.
6.  Apa yang masih bisa saya modifikasi, akan saya modifikasi dari baju sampai tempat tidur, dalam artian, jangan sampe kalo rusak langsung buang, kalau pun sudah tidak suka lagi, kita bisa sumbangkan tapi hanya yang layak ya…, kalau rusak diperbaiki, kalau bosen bisa di kasih sedikit di modifikasi.
7.  Mata saya, walaupun sudah pake kaca mata kuda, tetep aja bisa ngeliat tuh kalau ada barang yang lucu lucu, biasanya kalau gitu saya liat berapa harganya, kalau masih masuk diakal dan masuk budget ( ini yang terpenting ) ya dibeli, kalau gak terlalu penting dipikir dulu, dan dibandingkan. Saya punya pengalaman lagi jalan di mall, dan terlihatlah baju kuning nan lucu…saya tahu itu cocok untuk saya, tapi begitu saya liat tag pricenya saya mau teriak..! 400 rb, hah…! ( itu hampir sama dengan uang belanja dapur saya selama kurang lebih 6 hari ) langsung saat itu juga baju itu gak lucu lagi buat saya…he..he.. Jangan langsung kalap kalau belanja, dipikirkan dulu, liat budget dan liat apakah bermanfaat dan juga yang terpenting masuk diakal gak harganya.
8. Cari tempat berbelanja yang cocok ( dalam ukuran kantong dan juga kualitas ) disekitar tempat tinggal. Karena kami tinggal di daerah Bintaro, ada beberapa pasar murah yang memiliki kualitas dan harga yang jauh di bawah harga mall, mereka murah karena biasanya pembeli langsung berhubungan dengan yang punya barang, jadi gak terlalu banyak biaya bertele tele, dan ongkos sewa penjualnya juga murah , karena hanya bersifat tenda sementara yang dikelola oleh developer. Setelah saya tahu pasar itu, hampir tak pernah saya membeli barang di mall lagi, ataupun kalap melihat suatu benda
Saya rasa, banyak hal yang bisa kita lakukan atau trik yang bisa kita terapkan bagi diri sendiri, apalagi jika memang kita niat buat saving. So..Mommy jangan give up ya, kalo rasanya susah bgt ngatur budget dari suami yang kayaknya segitu gitu aja. Dan yang terpenting adalah Jangan pernah ngerasa gak cukup, kalau itu yang tertanam di otak, walhasil memang tak akan pernah cukup ( kan saya ngalamin nya sendiri ) Karena kalau sudah menyangkut soal uang itu, tingkat kepuasaannya gak bisa di ukur, 400 rb, mean a lot to me, bisa buat ini , buat itu…tapi bagi orang lain 400 rb, itu Cuma cukup buat rokok dan kopi atau sepasang sandal atau bahkan sehelai baju yang saya lihat itu…so, harus di ubah mind setnya , kalau sudah ngomongin soal uang .

Jadi, dengan apa yang ada, Ucapkan Syukur sama Tuhan karena telah diberi berkat,Ucapkan Terima kasih pada suami karena  ia telah menyatakan cinta dan tanggung jawabnya pada kita, dalam wujud materi untuk mencukupi kebutuhan kita. Dan selalu harus merasa cukup…walhasil kita akan cukup, malah bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga buat orang lain.
Mungkin Verse di bawah ini bisa menguatkan kita , untuk kita bisa bertindak bijaksana dalam mengatur keuangan, dan juga merasa tenang serta tercukupi dengan apa yang ada pada kita, tidak frustasi soal uang yang “sedikit” itu…
Matius 6 :26: Pandanglah burung burung dilangit,  yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga.Bukankah kamu jauh melebihi burung burung itu?
Filipi 4 :19 : Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.

7 komentar:

Mega mengatakan...

wah mba.....berguna banget nih,secara aku juga 'agak' boros, gkgkgkgkgkgkgk. Makasih ya dah share ini.

marthavina mengatakan...

Hi..Mega, mash singgle kan? ayo kalo emang boros, cepet diberesin , di obatin, nanti nyesel...butuh perjuangan keras soale ha..ha..jgn sampe tunggu di marahin suami ;) he..he..

Mega mengatakan...

sippp mba....

Anonim mengatakan...

Baru baca ini kak... good point for remind me =)
Thanks for share yah..

marthavina mengatakan...

Sama sama Bunda Joy... :)

Lasma Manullang mengatakan...

Makasih Ka udah sharing. diaplikasikan buat yang single juga ngebantu banget neh...Walaupun ga terlalu boros, tetep aja ada pengeluaran dadakan yang bikin tongpes, jadi harus pinter2 aturnya. T.T

marthavina mengatakan...

sama sama Lasma